Makna Dan Arti Kata Kristen
Makna dan arti kata Kristen ~ Pemakaian kata Kristen memiliki sejarah panjang dan makna yang dalam bagi setiap orang Kristen. Makna dan arti kata Kristen secara teologis menunjuk kepada Yesus Kristus dan setiap orang yang percaya dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi. Dikatakan demikian, karena memang makna dan arti kata Kristen itu tidak ditemukan kepada orang yang beragama lain. Sebutan ini muncul 3 kali dalam alkitab, dan
ketiganya mengandung gagasan bahwa Kristen adalah gelar yang diakui umum pada
zaman Perjanjian Baru, sekalipun jelas ada sebutan-sebutan lain yang dipakai
oleh orang kristen sendiri – Kisah Para Rasul 11:26; 26:28; 1 Petrus 4:16. Baca juga artikel ini: Mengenal Kehendak Allah Bagi Hidup Kita.
Asal Sebutan Kristen
Pembentukan
sebutan itu agaknya berasal dari bahasa Latin, dimana kata nama benda jamak
yang berakhir pada -iani mungkin
menunjuk kepada serdadu dari seorang perwira khusus (contoh : Galbiani, berarti
orang-orang Galba, Tacitus), dan oleh karenanya berarti pendukung seseorang.
Kedua unsur itu digabungkan dalam istilah yang pura-pura bersifat militer Agustiani (lihat
tulisan selanjutnya).
Paling sedikit pada bagian akhir abad pertama Masehi, istilah Caesariani dipakai bagi budak-budak dan orang-orang yang dibela Kaisar. Di dalam Injil-injil kita menjumpai istilah Herodianoi, yang mungkin saja sebutan bagi pendukung-pendukung atau orang-orang yang dibela oleh Herodes. Karena itu istilah Christian(o)i, mungkin mulanya menggambarkan “Serdadu-serdadu Kristus” (Souter), atau “Rumah Tangga Kristus” (Bickerman), atau “Pendukung-pendukung Kristus” (Peterson).
Paling sedikit pada bagian akhir abad pertama Masehi, istilah Caesariani dipakai bagi budak-budak dan orang-orang yang dibela Kaisar. Di dalam Injil-injil kita menjumpai istilah Herodianoi, yang mungkin saja sebutan bagi pendukung-pendukung atau orang-orang yang dibela oleh Herodes. Karena itu istilah Christian(o)i, mungkin mulanya menggambarkan “Serdadu-serdadu Kristus” (Souter), atau “Rumah Tangga Kristus” (Bickerman), atau “Pendukung-pendukung Kristus” (Peterson).
H. B. Mattingley
menganjurkan
bahwa Christiani (oleh
sesuatu lelucon/ejekan di Antiokhia), berpola kepada Agustiani, yaitu
pasukan yang terorganisasi terdiri dari penggemar-penggemar yang menyanyi,
memimpin pujian rakyat terhadap Nero Agustu. Baik kegairahan para orang
percaya, maupun penghormatan yang lucu dari pemimpin-pemimpin perayaan negara
disindir oleh perbandingan di antara yang satu dengan yang lain. Tapi sebutan
‘Kristen’ mungkin lebih tua daripada lembaga Agustiani.
Tempat dan Waktu Asal Mulanya
Lukas,
yang mengenal jelas gereja Antiokhia di Siria, menempatkan pemakaian pertama
sebutan itu disana. Bentuk latinnya bukan halangan bagi pendapat ini. Pasal itu
menguraikan kejadian-kejadian tahun 40-an abad pertama Masehi, dan Peterson
berpendapat bahwa penghambatan oleh Herodes Agripa pada waktu itu (Kisah Para
Rasul 12:1) menimbulkan nama Christian(o)i sebagai kesejajaran dengan musuh
mereka yaitu para Herodian(o)i.
Jika Agustiani menjadi polanya, maka gelar itu tidak dapat diciptakan sebelum tahun 59 Masehi, dan Kisah Para Rasul 11:26 tidak bisa dipandang sebagai pemastian asal mula gelar tersebut. Tapi ada alasan untuk menghubungkan kejadian itu dengan apa yang mendahuluinya, sebab Lukas baru saja menunjukan bahwa Antiokhialah Jemaat pertama di mana orang-orang non Yahudi melihat Agama Kristen berbeda dengan mahzab Yahudi. Nama-nama yang cocok bagi orang-orang yang bertobat pasti tidak lama kemudian muncul.
Bagaimanapun juga sebutan ‘Kristen’ telah baku pada tahun 60-an. Herodes Agripa yang licik itu memakainya (dalam Kisah Para Rasul 26:28), untuk menyindir Paulus. Petrus, mungkin dari Roma, sebelum penghambatan oleh Nero, mengingatkan ‘para orang pilihan’ di bagian-bagian Asia Kecil agar tidak malu jika dipanggil menderita sebagai Kristen (1 Petrus 4:6). – Nero melancarkan tuduhan-tuduhan palsu terhadap suatu mazhab yang masyarakat umum sedang membicarakannya dan menyebut ‘orang Kristen’. Baca juga artikel ini: Orang Kristen Yang Bertumbuh Dalam Kristus.
Jika Agustiani menjadi polanya, maka gelar itu tidak dapat diciptakan sebelum tahun 59 Masehi, dan Kisah Para Rasul 11:26 tidak bisa dipandang sebagai pemastian asal mula gelar tersebut. Tapi ada alasan untuk menghubungkan kejadian itu dengan apa yang mendahuluinya, sebab Lukas baru saja menunjukan bahwa Antiokhialah Jemaat pertama di mana orang-orang non Yahudi melihat Agama Kristen berbeda dengan mahzab Yahudi. Nama-nama yang cocok bagi orang-orang yang bertobat pasti tidak lama kemudian muncul.
Bagaimanapun juga sebutan ‘Kristen’ telah baku pada tahun 60-an. Herodes Agripa yang licik itu memakainya (dalam Kisah Para Rasul 26:28), untuk menyindir Paulus. Petrus, mungkin dari Roma, sebelum penghambatan oleh Nero, mengingatkan ‘para orang pilihan’ di bagian-bagian Asia Kecil agar tidak malu jika dipanggil menderita sebagai Kristen (1 Petrus 4:6). – Nero melancarkan tuduhan-tuduhan palsu terhadap suatu mazhab yang masyarakat umum sedang membicarakannya dan menyebut ‘orang Kristen’. Baca juga artikel ini: Orang Kristen Yang Bertumbuh Dalam Kristus.
Sumber Sebutan Kristen
Kata Chrematisai dalam
Kis 11:26 ditafsirkan bermacam-macam.
Bickerman: menerjemahkannya
‘menyebut diri mereka’; berpendapat bahwa ‘Kristen’ adalah sebutan yang
diciptakan di Jemaat Antiokhia. Terjemahannya memang mungkin, tapi tidak harus
begitu, agaknya lebih sesuai jika masyarakat non-Kristen Antiokhia yang
menciptakan sebutan itu. Dilain tempat, memang masyarakat non Kristenlah yang
menggunakan sebutan itu — Agripa, pendakwa-pendakwa dalam 1 Petrus, ‘masyarakat
umum’, dalam tulisan Tacitus.
Chrematisai sering diterjemahkan ‘disebut di depan umum’, untuk menunjuk kepada perbuatan resmi dalam mendaftarkan mazhab baru di bawah nama ‘orang-orang Kristen’. Pendaftaran dengan mudah akan menerangkan adanya sebuah sebutan latin.) Tapi kata itu dapat dipakai lebih bebas, dan barangkali Lukas bermaksud tidak lebih dari menunjukan, bahwa sebutan itu dipakai umum di kota pertama, dimana sebuah sebutan yang menunjukan perbedaan sangat diperlkukan. Dari sini mungkin dengan cepat dan mudah menjadi resmi dan umum.
Pemakaian Berikutnya
Jika
sebutan ‘Kristen’ semula
adalah nama EJEKAN, nama
itu, sama halnya dengan sebutan ‘Metodis’ pada waktu yang lebih kemudian,
diterima oleh mereka yang diejek. Lama kelamaan orang percaya harus menjawab
pertanyaan “Apakah kamu Kristen?”
Tidaklah memalukan untuk menerima maksud sebuah nama hinaan, jika nama itu
berisi Nama Juruselamat (1 Petrus 4:16). Dan nama itu mempunyai kelayakan
tertentu: ia memusatkan perhatian kepada unsur yang membedakan di dalam agama
baru ini, yakni bahwa agama itu berpusat kepada Pribadi Kristus. Jika
nama Christos tidak di
mengerti oleh kebanyakan non-Kristen, dan mereka kadang-kadang mengacaukannya
dengan nama umum Chrestos, yang berarti ‘baik, baik hati’, hal
itu adalah paranomasia,
permainan kata, yang dapat dipakai untuk menghasilkan yang baik. Demikianlah
dalam kepustakaan awal Abad 2, nama itu dipakai tanpa persoalan oleh uskup
Kristen Ignatius (di Antiokhia) dan oleh wali negeri Pliny (di daerah yang
disebut dlm 1 Petrus). Baca juga artikel ini: Dampak Mengucap Syukur Senantiasa.