SETIA DALAM SEGALA PERKARA
Kesetiaan bukan ditentukan oleh pangkat, jabatan, latar belakang, usia, jenis kelamin dan lain sebagainya. Kesetiaan ada korelasinya dengan tanggung jawab kita kepada siapa kita harus setia. Kesetiaan kita kepada Tuhan dibuktikan oleh jalan-jalan hidup kita di hadapan Tuhan. Bagaimana caranya?
1. Menyadari siapa diri kita yang dahulu
Rasul Paulus menyadari hidupnya yang lama sebelum mengenal Yesus Kristus - 1 Timotius 1:13. Perjalanan hidup Paulus untuk menjadi alat Tuhan diawali oleh lawatan Tuhan yang membawa dia pada kesadaran yang membuat Paulus mengakui bahwa dirinya adalah orang yang paling berdosa di antara orang-orang yang berdosa - 1 Timotius 1:15. Kesadaran penuh akan siapa dirinya, membawa Paulus pada pintu gerbang anugerah Allah di mana Allah memberikan kepercayaan dan tanggung jawab kepadanya untuk menjadi saksi-Nya dalam pemberitaan Injil Kristus.
Kita sama seperti Paulus, karena semua manusia tidak ada yang benar, berdosa dan seharusnya nerakalah yang menjadi bagian kita - Roma 3:23. Tetapi kasih dan anugerah Allah, kita menjadi orang yang dibenarkan dan dilayakkan serta diberikan hak atas hidup kekal di sorga. Kesadaran akan siapa diri kita di masa lalu adalah pondasi awal dari langkah-langkah kita di dalam meresponi anugerah Allah secara benar. Diri kita di masa lalu adalah cermin yang akan membuat kita lebih arif untuk hidup di masa sekarang.
2. Menyadari akan belas kasihan Allah
Paulus bida memiliki kesetiaan karena dia sungguh sadar bahwa hidupnya sekarang adalah semata-mata oleh belas kasihan Allah - 1 Timotius 1:13. Ia sudah mengalami kasih Allah yang begitu besar dan itulah yang mendorong dia untuk mengikuti Kristus dan melayani Dia. Dan Paulus menyadari bahwa semua pencapaiannya karena anugerah Tuhan semata-mata - 1 Timotius 1:14.
Sebagai penerima anugerah yang sama seperti Paulus, apakah kita sudah sungguh-sungguh menyadari bahwa keberadaan kita sekarang juga karena anugerah Allah? Tanpa kesadaran yang demikian, kita akan menjadi manusia yang mengandalkan diri kita sendiri dan pada akhirnya kita akan menjadi manusia yang sombong. Untuk menuju kesadaran akan adanya anugerah Allah diperlukan kerendahan hati. Apabila kita menghargai anugerah Allah, maka Dia akan memberikan kepercayaan dan tanggung jawab kepada kita.
3. Menyadari bahwa hidup kita dijadikan contoh
Setelah menerima anugerah Allah, Paulus menempatkan dirinya sebagai teladan atau patron - 1 Timotius 1:16. Kata teladan merujuk pada suatu keunggulan hidup dibanding dengan yang lain. Demikian juga orang yang sudah menerima anugerah Allah seharusnya memiliki suatu kualitas hidup yang lebih tinggi dibanding dengan yang lain karena hidupnya berada di bawah otoritas Sang Pencipta, yang selalu membentuk dan memperbarui kehidupannya melalui firman-Nya.
Bagaimana agar kita bisa menjadi teladan? Keteladanan hanya di dapatkan dalam diri Kristus. Dengan bergaul akrab (intim) melalui firman-Nya dan mencari wajah-Nya di dalam doa yang membuat kita akan menjadi sahabat Allah. Persahabatan akan tercipta apabila terdapat kesamaan-kesamaan pada masing-masing pribadi dan adanya kepercayaan satu sama lain. Demikian juga apabila kita menjadi sahabat Kristus, Sang Teladan itu, kita akan diubahkan menyerupai Dia sehingga kehadiran kita berarti juga kehadiran pribadi Kristus yang ada dalam diri kita.