Melihat Tangan Tuhan Di Setiap Peristiwa
Melihat Tangan Tuhan di Setiap Peristiwa ~ Landasan firman Tuhan untuk tema melihat tangan Tuhan di setiap peristiwa, diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat di kota Roma, yaitu dalam Roma 8:28. Demikianlah sabda Tuhan, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, malam hari seringkali menjadi waktu refleksi. Setelah aktivitas seharian penuh, kita duduk merenung, memikirkan peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi. Ada yang membahagiakan, ada yang mengecewakan, bahkan ada yang menyakitkan. Di saat seperti itu, firman Tuhan dari Roma 8:28 menjadi pengingat penuh penghiburan: tidak ada satu pun yang sia-sia di hadapan Allah. Semua peristiwa, baik yang tampak manis maupun pahit, ada dalam kendali dan rancangan-Nya.
1. Semua yang Terjadi Ada Maksudnya
“Segala
sesuatu yang dijadikan Allah itu indah pada waktunya...” (Pengkhotbah 3:11). Hidup
sering kali dipenuhi misteri. Tidak jarang kita bertanya: “Mengapa hal ini
terjadi pada saya?” Namun firman Tuhan menegaskan bahwa tidak ada kejadian yang
kebetulan. Semua ada dalam rencana-Nya yang agung. Paulus memakai kata synergei
dalam bahasa Yunani untuk “turut bekerja”, artinya segala peristiwa—besar atau
kecil—saling terkait dan diarahkan menuju kebaikan.
Seorang teolog Indonesia, Yakob Tomatala, mengatakan: “Providensia Allah memastikan bahwa setiap detik kehidupan orang percaya tidak pernah keluar dari kontrol-Nya. Bahkan hal-hal yang tampak kecil sekalipun ada dalam radar pemeliharaan Tuhan.” (Tomatala, Teologi Praktis Kehidupan Kristen, 2017, hlm. 85).
Artinya,
saat kita gagal, saat kita kecewa, bahkan saat kita tersakiti, ada maksud ilahi
yang mungkin belum kita lihat sekarang, tetapi akan nyata pada waktunya.
Ilustrasi: seperti seorang pelukis yang baru membuat goresan hitam di kanvas putih. Sekilas terlihat jelek. Tetapi bila kita sabar menunggu, goresan itu akan menjadi bagian dari lukisan indah. Begitu juga hidup kita di tangan Allah.
2. Tuhan Bisa Pakai Hal Buruk untuk Kebaikan
“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan...” (Kejadian 50:20). Kisah Yusuf adalah contoh paling jelas. Dikhianati saudara-saudara, dijual sebagai budak, difitnah, dipenjara—semua tampak buruk. Tetapi justru melalui jalan berliku itu, Yusuf dipakai Tuhan untuk menyelamatkan banyak orang.
Demikian juga dengan kita. Peristiwa pahit bisa menjadi sarana Allah untuk membentuk karakter, mengajar kita bersandar kepada-Nya, atau membuka jalan bagi pelayanan yang lebih besar.
Seorang teolog kontemporer, John Piper, berkata: “Allah sering kali memakai penderitaan sebagai panggung untuk menampilkan kemuliaan-Nya yang paling terang.” (Piper, Desiring God, 2015, hlm. 192).
Dengan
kata lain, kegagalan kita bisa jadi pintu menuju keberhasilan rohani. Luka yang
kita alami bisa menjadi sumber penghiburan bagi orang lain.
Ilustrasi: seperti pupuk yang berbau busuk, tetapi justru membuat tanaman subur. Demikian juga pengalaman buruk kita—bila diserahkan pada Tuhan—akan menghasilkan buah kebaikan.
3. Hati yang Percaya Akan Selalu Tenang
“Janganlah
gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.” (Yohanes
14:1). Ketenangan bukan datang karena situasi ideal, melainkan karena hati yang
percaya. Paulus sendiri
menulis Roma 8:28 bukan dari hotel mewah, melainkan dari konteks penderitaan,
penganiayaan, dan tantangan iman. Namun ia yakin: Allah tetap bekerja
mendatangkan kebaikan.
Billy Graham pernah berkata: “Ketika kita tidak mengerti jalan Allah, kita masih bisa percaya pada hati-Nya.” (Graham, Peace with God, 2016, hlm. 211).
Inilah
kunci ketenangan: percaya pada karakter Allah yang penuh kasih, bukan pada
keadaan yang sering berubah. Malam hari adalah saat kita belajar menyerahkan
semua yang kita alami ke tangan Tuhan. Dengan iman, kita bisa tidur nyenyak
karena percaya Allah bekerja bahkan ketika kita tidur.
Ilustrasi: seperti seorang anak kecil yang bisa tidur lelap di pelukan ayahnya meski badai di luar mengamuk. Demikianlah hati yang percaya kepada Tuhan.
Saudara-saudara,
Roma 8:28 bukan sekadar teori, melainkan janji yang hidup. Malam ini kita
belajar: Semua yang terjadi ada maksudnya. Tuhan bisa pakai hal buruk untuk
kebaikan. Hati yang percaya akan selalu tenang.
Mari kita melihat tangan Tuhan di setiap peristiwa. Entah kita sedang dalam suka maupun duka, jangan pernah ragukan bahwa Tuhan sedang bekerja. Biarlah malam ini menjadi waktu kita menyerahkan seluruh perjalanan hidup kepada Allah yang berdaulat, dan beristirahat dengan hati yang damai.
Doa singkat:
“Ya Bapa, terima kasih karena Engkau selalu bekerja di balik setiap peristiwa
hidup kami. Ajarlah kami percaya bahwa semua yang terjadi ada dalam kendali-Mu,
dan Engkau sanggup mengubah segala hal untuk kebaikan. Malam ini kami serahkan
hati kami kepada-Mu. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.”
.png)
Post a Comment for "Melihat Tangan Tuhan Di Setiap Peristiwa"