Istirahat Sejenak Dalam Hadirat Tuhan
Istirahat Sejenak dalam Hadirat Tuhan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema istrahat sejenak dalam hadirat Tuhan, diambil dari kitab Mazmur. Demikianlah sabda Tuhan, “Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku” (Mazmur 62:2).
Siang hari sering kali jadi waktu paling rawan. Aktivitas sudah berjalan sejak pagi, tubuh mulai terasa lelah, pikiran mulai penuh dengan beban kerja, dan tekanan hidup makin terasa berat. Di saat inilah manusia sangat membutuhkan istirahat sejenak dalam hadirat Tuhan. Tidak sekadar tidur siang atau rehat fisik, tetapi ketenangan batin yang hanya bisa ditemukan ketika kita kembali menambatkan diri pada Allah.
Mazmur 62:2 menunjukkan rahasia Daud dalam menghadapi badai hidup: tenang dekat dengan Allah. Tenang di sini bukan berarti situasi luar otomatis berubah, tetapi hati yang bersandar penuh pada Allah mengalami damai sejahtera. Mari kita renungkan tiga bagian utama dari kebenaran ini.
1. Hanya pada Allah Jiwa Tenang
Mazmur 62:2, “Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.” Daud menggunakan kata “hanya” (Ibrani: ak), yang artinya eksklusif, menegaskan bahwa ketenangan sejati tidak bisa dicari di tempat lain. Dunia menawarkan pelarian lewat hiburan, harta, atau pencapaian, tapi semua itu hanya memberi ketenangan semu.
Teolog Yakob Tomatala menjelaskan bahwa ketenangan sejati tidak dihasilkan oleh kondisi luar, tetapi oleh relasi yang kokoh dengan Allah yang hidup.¹
Daud, dalam segala tekanannya, belajar bahwa ketenangan batin adalah buah dari percaya penuh pada Allah. Ketika siang hari kita mulai digoncang stres, ingatlah: bukan kopi tambahan yang paling menolong, melainkan doa singkat yang membawa kita masuk dalam hadirat Allah.
2.
Tuhan Batu Karang dan Tempat Perlindungan
Mazmur 62:3, “Sesungguhnya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.” Gambaran “gunung batu” dan “kota benteng” berbicara tentang kekuatan dan perlindungan permanen. Gunung batu tidak mudah diguncangkan; benteng adalah tempat yang melindungi dari serangan musuh.
Menurut Stephen Tong, metafora ini menekankan sifat Allah yang kokoh, tidak tergoyahkan, dan dapat diandalkan kapan saja.²
Manusia
sering mencari “benteng” dalam relasi, uang, atau jabatan, tapi semuanya rapuh.
Hanya Allah yang menjadi benteng sejati.
Di tengah jam sibuk siang hari, ketika serangan kekuatiran menghantam, kita bisa lari kepada Tuhan sebagai batu karang yang teguh. Doa singkat seperti “Tuhan, Engkau bentengku” akan menguatkan kita untuk tetap berdiri.
3. Di Tengah Tekanan, Hanya Tuhan Sandaran
Mazmur
62:8, “Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab daripada-Nyalah
harapanku.” Tekanan hidup tidak bisa dihindari: deadline, masalah keluarga,
pergumulan ekonomi, dan konflik relasi. Namun, firman ini mengajak kita
menemukan sandaran hanya pada Allah.
Teolog John Stott menegaskan bahwa iman sejati bukan berarti bebas dari masalah, melainkan memiliki tempat untuk bersandar di tengah masalah.³
Daud tidak menutup mata terhadap tekanan, tetapi ia memilih untuk menaruh pengharapan kepada Allah. Di siang hari, saat tekanan hidup memuncak, kita diajak untuk berhenti sejenak, bernafas, dan menyadari bahwa Allah adalah satu-satunya sandaran yang tidak pernah mengecewakan.
Khotbah
motivasi siang hari ini mengingatkan kita bahwa istirahat sejati bukan hanya
soal fisik, tapi soal jiwa yang kembali kepada Allah.
Hanya pada Allah jiwa tenang – dunia tidak bisa memberi ketenangan sejati.
Tuhan batu karang dan tempat perlindungan – Dia satu-satunya benteng yang kokoh. Di tengah tekanan, hanya Tuhan sandaran – pengharapan kita aman di dalam-Nya. Jadi, di tengah aktivitas dan tekanan siang hari, ambillah waktu sejenak. Tutup mata, tarik napas, dan katakan: “Ya Allah, hanya dekat-Mu jiwaku tenang. Engkau bentengku dan pengharapanku.”
Catatan Kaki
Yakob
Tomatala, Teologi Penggembalaan, (Jakarta: YT Leadership Foundation, 2018),
hlm. 214.
Stephen
Tong, Mazmur: Nyanyian Jiwa yang Haus, (Jakarta: Lembaga Reformed Injili
Indonesia, 2017), hlm. 89.
John Stott, The Message of the Psalms, (Downers Grove: IVP Academic, 2016), hlm. 133.
Post a Comment for "Istirahat Sejenak Dalam Hadirat Tuhan"