Hidup Orang Kristen Sebagai Terang Dunia
Hidup Orang Kristen Sebagai Terang Dunia ~ Landasan firman Tuhan untuk tema hidup orang Kristen sebagai terang dunia diambil dari Injil Matius. Demikian sabda Tuhan, “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi” (Matius 5:14).
Dalam dunia yang kian gelap oleh kebencian, ketidakadilan, dan keputusasaan, Yesus memberikan identitas dan tanggung jawab yang luar biasa kepada orang percaya: “Kamu adalah terang dunia.” Pernyataan ini bukan sekadar dorongan motivasional, melainkan penegasan identitas spiritual dan misi hidup orang Kristen.
Terang adalah simbol dari kebenaran, harapan, dan kekudusan, dan Yesus menghendaki umat-Nya menjadi pancaran terang itu di mana pun mereka berada.
Satu, Terang
Dunia Adalah Identitas Orang Kristen (Matius 5:14a)
“Kamu adalah terang dunia...”
Yesus tidak berkata “usahakanlah menjadi terang” atau “berdoalah supaya bisa jadi terang.” Dia dengan tegas menyatakan bahwa kita adalah terang dunia. Identitas ini melekat pada setiap orang percaya karena mereka bersatu dengan Kristus, Sang Terang Sejati.
Rasul Paulus memperkuat ini dalam Efesus 5:8: “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang”.
Terang bukan sekadar perilaku moral yang baik,
melainkan identitas baru dalam Kristus yang menuntun kepada hidup yang
memuliakan Allah.
Pdt. Dr. Stephen Tong menegaskan, “Terang adalah natur baru yang Tuhan karuniakan kepada orang percaya. Maka orang Kristen sejati tidak hanya mengetahui kebenaran, tetapi menghidupi kebenaran itu di tengah dunia.”1
Dengan menjadi terang, hidup orang Kristen memberikan kontras terhadap kegelapan dunia. Terang menunjukkan jalan, mengusir ketakutan, dan membawa harapan. Maka hidup kita harus mencerminkan Kristus, bukan menyembunyikan identitas iman kita demi kenyamanan atau penerimaan dunia.
Dua, Terang
Dunia Harus Terlihat dan Tidak Disembunyikan (Matius 5:14b)
“Kota yang terletak di atas
gunung tidak mungkin tersembunyi.”
Yesus memakai metafora yang sangat jelas—sebuah kota di atas gunung tidak dapat disembunyikan, terutama di malam hari saat lampu-lampunya menyala. Sama seperti itu, hidup orang percaya seharusnya menjadi kesaksian yang nyata, terlihat oleh dunia.
Ini menolak pola hidup Kristen yang kompromis atau malu-malu. Terang harus diletakkan di tempat yang tinggi agar dapat menerangi sekitar, bukan disembunyikan di bawah gantang. Yesus ingin para pengikut-Nya menjalani hidup yang otentik, bukan sekadar “Kristen di gereja.”
Filipi 2:15 berkata: “...supaya kamu tiada
beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di
tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu
bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia.”
William Barclay menjelaskan, “Yesus tidak hanya memanggil kita untuk menjadi terang, tetapi juga menyuruh kita menempatkan terang itu di tempat di mana ia bisa dilihat. Kristen tidak boleh bersembunyi, karena dunia perlu melihat terang itu untuk bisa mengenal Kristus.”2
Menjadi terang yang terlihat berarti hidup dalam kekudusan, kejujuran, kasih, dan pelayanan. Di tempat kerja, dalam keluarga, dalam komunitas—dimanapun kita berada, hidup kita seharusnya menyatakan kemuliaan Kristus.
Tiga, Hidup Sebagai Terang Adalah Kesaksian untuk
Memuliakan Allah (Matius 5:16)
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:16)
Tujuan akhir dari hidup sebagai terang bukanlah agar kita dipuji, melainkan agar Allah dimuliakan. Dunia melihat perbuatan baik kita, bukan untuk meninggikan kita, tetapi untuk membawa mereka kepada sumber terang yang sejati—Tuhan sendiri.
Perbuatan baik di sini bukan sekadar amal sosial, tetapi mencakup seluruh gaya hidup yang selaras dengan nilai-nilai Kerajaan Allah. Kasih yang tanpa syarat, pengampunan, pelayanan kepada yang miskin dan terabaikan, keberanian menyuarakan kebenaran—semua ini adalah “terang” yang membawa orang lain untuk mengenal Tuhan.
John Stott mengatakan, “Kehidupan Kristen yang otentik bukan hanya membicarakan Injil, tetapi menghidupi Injil. Terang itu bukan hanya kata-kata, melainkan tindakan nyata yang membawa orang lain kepada kemuliaan Allah.”3
Inilah esensi misi orang Kristen: hidup yang berdampak, bukan untuk diri sendiri, melainkan untuk kemuliaan Allah. Ketika terang Kristus bersinar melalui hidup kita, dunia yang gelap akan mulai merindukan sumber terang itu sendiri.
Saudaraku, dunia saat ini sangat memerlukan terang. Bukan terang buatan, bukan kemunafikan rohani yang hanya sebatas kata-kata, tapi terang sejati yang lahir dari kehidupan yang menyatu dengan Kristus. Kita adalah terang dunia—itu identitas kita. Tapi terang itu tidak boleh disembunyikan. Ia harus bercahaya, memberi arah, memberi harapan, memberi kesaksian. Dan melalui hidup kita, orang-orang akan melihat kemuliaan Tuhan.
Jadi, mari kita bertanya: Apakah terang Kristus sungguh bercahaya melalui hidupku? Ataukah aku malah sedang berusaha menyembunyikannya karena takut atau malu? Waktunya sudah tiba bagi gereja dan setiap orang percaya untuk tidak hanya bersinar di dalam gedung gereja, tetapi juga di tengah dunia yang gelap.
Footnotes
Stephen Tong, Theologia Reformed: Menjadi Terang di Dunia Gelap,
Jakarta: Reformed Evangelical Press, 2015, hlm. 89. ↩
William Barclay, Pemahaman Alkitab Matius, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2004, hlm. 75. ↩
John Stott, Sermon on the Mount: Hidup Kristen Sejati, Yogyakarta: ANDI, 2017, hlm. 122. ↩
Post a Comment for "Hidup Orang Kristen Sebagai Terang Dunia"