Translate

Kebahagiaan Bagi Yang Berduka Di Hadapan Allah

Kebahagiaan bagi yang berduka di hadapan Allah ~ Landasan firman Tuhan untuk tema kebahagiaan bagi yang berduka di hadapan Allah, diambil dari Injil Matius 5:1-12, secara khusus dalam ayat 4, demikianlah firman Allah, “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur” (Mat 5:4).

 Baca juga ini: Kebahagiaan Bagi Yang Miskin Di Hadapan Allah

Sebagian besar manusia yang mendambakan kebahagiaan - mengaitkan dengan kekayaan, prestasi cemerlang, jabatan tinggi dan pesta pora - karena menganggap mereka adalah orang yang bisa bersenang-senang dengan kekayaan yang mereka miliki.

 

Apa yang dibayangkan sebagian besar manusia tentang kebahagiaan tersebut sebenarnya adalah kesenangan badani. Kekayaan yang banyak memang akan memberikan berbagai kenyamanan jasmaniah. Sedangkan kebahagiaan merupakan sesuatu yang bersifat batiniah. Segala sesuatu yang bersifat batiniah terkait erat dengan jiwa manusia. Dan jiwa  manusia hanya bisa dipuaskan oleh sesuatu yang berguna bagi jiwa tersebut.

 


Yesus mengatakan serangkaian kalimat yang terkait dengan kebahagiaan. Yesus tidak hanya menunjukkan bagaimana caranya memperoleh kebahagiaan, tetapi Dia juga mengatakannya sebagai orang yang memiliki kuasa untuk memberikan kebahagiaan itu. Anehnya, apa yang Yesus katakan tentang kebahagiaan : berbahagialah orang yang berdukacita - bertabrakan dengan bayangan banyak orang tentang kebahagiaan.

 Baca juga ini: Jangan Pernah Meremehkan Tuhan

Tetapi jika memperhatikan perkataan pemazmur: “Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?” (Maz 130:3) - akan mulai mengerti. Yang dimaksudkan Yesus adalah dukacita rohani.  Perkataan pemazmur lainnya memperjelas pemahaman ini : “air mataku berlinang seperti aliran air, karena orang tidak berpegang pada Taurat-Mu” (Maz 119:136). Yang dimaksudkan Yesus adalah dukacita karena mengingat berbagai dosa pribadi maupun berbagai dosa yang dilakukan orang lain.

 

Dukacita rohani merupakan suatu kesadaran bahwa kita telah berdosa terhadap Tuhan. Dosa adalah pelanggaran hukum Allah (1 Yoh 3:4). Kesadaran ini telah membuat kita merasa malu dan berdukacita. Dukacita karena menyesali dosa-dosa kita sendiri adalah dukacita yang dikehendaki Allah. Orang percaya merasa benci serta bersedih atas berbagai dosa yang telah dilakukannya - karena hal itu menyakitkan hati Allah. Tetapi yang membuatnya lebih meratapinya dan berduka adalah karena Allah yang sama juga-lah yang telah memberinya pengampunan.

 Baca juga ini: Waktu Dan Kearifan Hidup

Dukacita rohani juga merupakan kesedihan yang timbul karena melihat jiwa-jiwa yang akan binasa karena dikuasai dosa - dengan penuh belas kasihan meratapi mereka, seperti Kristus menangisi Yerusalem.

 

Kenyataannya, hidup orang Kristen senantiasa diliputi dukacita serta jeritan hati yang menyatakan : “aku manusia celaka” (Rom 7:24). Jeritan hati dan kesedihan karena menyadari bahwa begitu besar dan begitu banyak dosa yang telah kita lakukan. Dosa yang ada di dalam diri kita telah menggerakkan kita melakukan begitu banyak hal yang jahat, bukan yang baik (Rom 7:19,20).

 

Tetapi syukur kepada Allah yang telah menganugerahkan keselamatan kepada kita. “Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut” (Rom 8:2). Anugerah keselamatan yang Allah berikan kepada orang-orang yang penuh dosa seperti kita - membuat kita menjadi warga Kerajaan Allah. Anugerah keselamatan yang Allah berikan kepada kita memindahkan kita dari anak-anak kegelapan menjadi anak-anak Allah.

 Baca juga ini: Jagalah Lidahmu

Itulah kebahagiaan sejati yang seharusnya dirasakan dan dinikmati setiap orang percaya. Kebahagian yang timbul dari kesadaran terhadap pengampunan yang Allah berikan kepada kita - walau sebelumnya dosa begitu mencengkeram kita. Kebahagiaan sejati adalah kebahagiaan batiniah yang diberikan Allah bagi jiwa kita. Suatu kedamaian hati karena telah diperdamaikan dengan Allah dan hidup menyatu dengan Allah di dalam Kerajaan-Nya.

[Roed] [Ditulis berdasarkan  buku “Khotbah di Bukit” oleh Sinclair B.Ferguson]

Post a Comment for "Kebahagiaan Bagi Yang Berduka Di Hadapan Allah"