Translate

Orang Kristen Jangan Saling Menghakimi

Orang Kristen jangan saling menghakimi ~ Landasan firman Tuhan untuk tema orang Kristen jangan saling menghakimi diambil dari Injil Matius 7:1-5. Demikianlah firman Tuhan: “Janganlah kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Sebab dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan dengan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur orang lain, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah kamu melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di mata sendiri tidak kamu ketahui? Bagaimanakah kamu dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar dari matamu, sedangkan dalam matamu ada balok? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar dari mata saudaramu.” Sebagai orang percaya, kita seringkali menghadapi situasi di mana kita mudah untuk menghakimi orang lain. Namun, Alkitab mengajarkan bahwa kita tidak boleh mudah menghakimi orang lain karena itu adalah dosa dan tidak sesuai dengan ajaran kasih Kristus.
Kebenaran firman Tuhan ini mengajarkan bahwa kita tidak boleh menghakimi orang lain, karena kita juga akan dihakimi. Kita harus memeriksa diri sendiri terlebih dahulu sebelum menghakimi orang lain. Kita tidak dapat melihat kesalahan orang lain jika kita tidak dapat melihat kesalahan yang ada dalam diri kita sendiri. Sebaliknya, kita harus berusaha membantu orang lain melalui kasih dan belas kasihan. Ilustrasi tentang jangan mudah menghakimi dapat diambil dari pengalaman seorang ibu dan anaknya di toko bunga. Ketika ibu dan anaknya berada di toko bunga, anaknya memperhatikan seorang pria yang keluar dari mobil tua dan tidak terawat. Anak itu berkata pada ibunya, “Ibu, lihat mobil itu. Orang itu pasti miskin.” Ibu itu dengan lembut menjawab, “Anakku, kita tidak tahu apa yang dialami oleh orang itu. Mungkin dia memiliki banyak tanggungan keluarga atau masalah kesehatan yang membuatnya tidak dapat memperbaiki mobilnya. Kita tidak tahu. Yang penting, kita harus mengasihi dan menghargai orang lain, bukan menghakimi mereka.” Melalui ilustrasi ini, kita belajar bahwa tidak boleh menghakimi seseorang hanya berdasarkan penampilan atau status sosial mereka. Kita harus memahami bahwa setiap orang memiliki cerita hidup yang unik, dan kita tidak tahu apa yang sedang mereka hadapi. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mempraktikkan kasih dan belas kasihan, bukan menghakimi orang lain. Dalam kesimpulannya, sebagai orang percaya kita harus belajar untuk tidak mudah menghakimi orang lain. Kita harus memeriksa diri sendiri terlebih dahulu sebelum menghakimi orang lain dan berusaha membantu orang lain melalui kasih dan belas kasihan. Kita juga harus menghormati dan menghargai orang lain, bukan hanya berdasarkan penampilan atau status sosial mereka. Seperti yang tertulis dalam Yohanes 13:34-35, “Aku memberikan perintah yang baru ini kepadamu: Kasihilah satu sama lain. Sebagaimana Aku telah mengasihi kamu, demikianlah hendaknya kamu saling mengasihi. Dengan cara inilah semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-Ku, yaitu jika kamu saling mengasihi.” Oleh karena itu, sebagai orang percaya, kita harus belajar untuk melihat orang lain dengan mata kasih dan belas kasihan, bukan dengan mata menghakimi. Kita harus selalu mengingat bahwa setiap orang memiliki kelemahan dan kesalahan, dan kita sendiri tidak luput dari kesalahan dan kelemahan. Sebagai keluarga Kristiani, kita harus membangun kebersamaan yang penuh kasih dan saling mengasihi, bukan saling menghakimi dan membeda-bedakan orang lain. Sebagai contoh, dalam kebersamaan keluarga, kita harus belajar untuk saling mengasihi dan saling memaafkan. Ketika salah satu anggota keluarga melakukan kesalahan atau kesalahan, kita harus membantu dan memperbaiki kesalahan tersebut, bukan menghakimi atau menyalahkan. Kita juga harus memaafkan dan melepaskan kebencian atau dendam terhadap anggota keluarga yang melakukan kesalahan, sebagaimana Allah sendiri telah memaafkan kita atas kesalahan-kesalahan kita. Dalam hal ini, kita dapat belajar dari contoh keluarga yang terdiri dari orang-orang yang saling mengasihi dan menghargai satu sama lain, serta terbuka untuk memperbaiki kesalahan dan memaafkan kesalahan. Kita juga dapat belajar dari contoh kasih dan belas kasihan yang ditunjukkan oleh Yesus Kristus, yang mengasihi dan memaafkan orang-orang yang melakukan kesalahan dan berdosa. Dalam kesimpulannya, hidup dalam kebersamaan dengan orang lain membutuhkan sikap tidak mudah menghakimi dan lebih memilih untuk saling mengasihi dan menghormati. Kita harus memeriksa diri sendiri terlebih dahulu sebelum menghakimi orang lain, dan selalu mengingat bahwa setiap orang memiliki kelemahan dan kesalahan. Sebagai keluarga Kristiani, kita harus membangun kebersamaan yang penuh kasih dan saling mengasihi, dan belajar dari contoh kasih dan belas kasihan yang ditunjukkan oleh Yesus Kristus.

Post a Comment for "Orang Kristen Jangan Saling Menghakimi"