Translate

Refleksi Kenaikan Tuhan Yesus Ke Surga

Refleksi kenaikan Tuhan Yesus ke surga ~ Landasan firman Tuhan untuk tema refleksi kenaikan Tuhan Yesus ke surga diambil dari Kisah Para Rasul 1:6-11 dan Yohanes 14:1-4. Kalau kita penggemar sinetron maka kita bisa menyaksikan betapa sakitnya ditinggal pergi saat pas sayang sayangnya. Entah oleh karena alasan apapun.
Apakah karena dilarang oleh orang tuanya atau demi kebaikan pasangannya semua meninggalkan kesedihan yang mendalam dan kesalahpahaman. Walaupun pada akhirnya tetap bertemu kembali, tapi bisa jadi suasana sudah berubah, tidak sama seperti dulu. Itulah sebabnya kita bisa memahami dan berempati pada aksi Kamisan dimana para orang tua korban yang anaknya hilang dalam Tragedi Semanggi I, Semanggi II, Trisakti, Tragedi 13-15 Mei 1998, Talangsari, Tanjung Priok dan Tragedi 1965, dan lainnya berkumpul di depan Istana Negara, Jakarta Pusat dengan mengenakan pakaian serba hitam sebagai bentuk duka lara yang mendalam karena kehilangan anggota keluarga yang dikasihi. Aksi Kamisan itu dilakukan sejak 18 Januari 2007 dengan harapan ada kejelasan tentang keberadaan anak atau keluarga mereka dan tindakan konkret dari pemerintah untuk penuntasan kasus HAM di Indonesia. Sungguh kita bisa membayangkan betapa rindunya mereka untuk mendapat kabar bahwa anak atau anggota keluarga mrk yang hilang bisa didapati kembali..atau minimal ada kabar tentang keberadaan mereka. Atau ditinggal pas pagi butuh butuhnya.. seperti anak kecil yang harus ditinggal pergi oleh orang tuanya, maka kesedihan bisa berubah menjadi kemarahan. Rasanya orang tuanya (dianggap) sangat egois membiarkan anak nya berjuang sendirian. Itulah kira kira ragam perasaan yang dialami oleh para murid saat Tuhan Yesus berpamitan meninggalkan mereka pas lagi sayang sayangnya plus pas lagi butuh butuhnya. Betapa tidak? Para murid baru saja gembira dan merasa sangat disayangi, saat mendapati bahwa Tuhan Yesus, bangkit dari kematian. Waktu 40 hari bersama dgn Yesus yang bangkit, sungguhlah waktu yang sangat indah. Kleopas dan temannya dikumpulkan kembali ke Yerusalem, Tomas diyakinkan untuk stay bersama dengan murid murid yang lainnya. Para murid yang kembali ke danau menabur jala di jumpai satu demi satu dikumpulkan lagi. Nah, tentu ini adalah moment yang paling indah, penuh cinta dan penuh penggarapan. Tetapi kenapa tiba tiba Tuhan Yesus mengajak mereka keluar, ke tanah lapang lalu pamitan pergi naik ke Surga? Lalu apa artinya dikumpulkan kalau hanya untuk di tinggalkan? Para murid saat itu bagai kekasih yang limbung saat cintanya kandas atau seperti anak kecil yang punya ribuan alasan untuk takut menjalani hidup sendirian. Pengalaman traumatis akan penyiksaan Yesus gurunya dan diuber uber para muridNya belum lagi hilang. Lalu mengapa harus ditinggalkan? Bagaimana jika tentara Romawi kembali menyisir dan anak buah Herodes kembali men-sweeping? Kemana mereka sembunyi? Kepada siapa mereka akan minta tolong? Tidakkah sebaiknya Yesus pergi saat mereka sudah kuat? Saat jumlah mereka sudah bertambah banyak? Saat tentara Romawi dan gerombolan para ahli Taurat dan kaki tangan para imam sudah mengendor tekanannya? Tidakkah sebaiknya Yesus menunda kenaikkanNya ke Sorga? Apalah artinya menunda 1-3 tahun lagi? Mengapa tidak bisa? Kalau toh tidak bisa menunda kenaikannya...ya bersegeralah turun kembali ke dunia. Bersegeralah memulihkan Kerajaan bagi Israel. Bisakah semua itu dipercepat? Atau tidak bisakah keduanya dilakukan secara simultan. Ia pergi naik tetapi Kerajaan Israel juga segera dipulihkan, agar umat tidak terus hidup dalam ketakutan dan penganiayaan. Atau tidakkah Allah sanggup mengirimkan Mesias pengganti yang bisa mendampingi umat Israel sementara kerajaan wangsa Daud dipulihkan? Begitulah yang dipikirkan dan yang dipertanyakan oleh para murid Tuhan Yesus, sehingga mereka yang berkumpul di situ bertanya: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" (Kisah Para Rasul 1:6). Wajar mereka gentar.. wajar mereka tak sabar. Dan disinilah Tuhan Yesus mengambil moment singkat untuk memberikan pesan padat buat para murid dan buat kita juga hari ini. Dua hal saja yang Tuhan Yesus ingin tekankan terhadap semua pertanyaan dihati para muridNya, yakni tentang kuasa dan janji. Satu, Menerima Kuasa. Yesus jauh sebelumnya Ia mati, bangkit dan akan naik ke Sorga, Ia telah berbicara mengenai kuasa Roh Kudus yang akan diutus Bapa  mendampingi para murid dan umat untuk berani menghadapi kehidupan, kematian dan kebangkitan. (bandingkan dgn Yohanes 14). Kuasa itulah yang kembali ditekankan oleh Tuhan Yesus persis sebelum Ia naik ke Sorga, yakni para murid akan menerima kuasa. Kuasa dari Roh Kudus yang akan menjadikan para murid berani bersaksi tentang kehidupan, kematian dan kebangkitan, sama seperti yang telah diajarkan dan diteladankan oleh Sang Guru itu sendiri. Dua, Menerima Peneguhan Janji. Para murid dan umat juga menerima peneguhan janji. Janji untuk memiliki tempat yang terhormat di Rumah Bapa di Sorga (bandingkan Yoh 14:1-4). Janji bahwa Yesus akan datang kembali sebagai Raja diatas segala raja. Semua lidah mengaku dan lutut bertelut. Janji penyelamatan dan pemuliaan bagi setiap orang yang percaya dan tetap setia dalam iman dan pengharapannya kepada Kristus. Saudara, Kemarin kita memperingati hari kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke Sorga. Untuk apa? Untuk peneguhan kembali akan curahan kuasa Roh Kudus dan penerimaan janji. Sekarang kita tidak takut lagi, tidak melo lagi... tidak gentar lagi menghadapi kehidupan, penderitaan, kematian sebab kita punya jaminan kebangkitan dan hidup yang kekal. Kita punya damai sejahtera di bumi dan rumah  Bapa di Sorga.

Post a Comment for "Refleksi Kenaikan Tuhan Yesus Ke Surga "