Menjadi Bangsa Yang Terpilih Oleh Allah - Part 03
Orang yang sudah mengikatkan diri pada Kristus hendaklah hidup oleh pimpinan Roh dan bukan pimpinan daging (Roma 8:6). Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh. (Gal 5:24-25). Itu hukum dasar bagi semua orang percaya. Baik Yahudi maupun non Yahudi!
2. Milikilah cara hidup yang baik ditengah tengah bangsa non Yahudi.
Petrus menasehati orang orang Kristen non Yahudi untuk hidup baik kepada semua orang, termasuk orang orang sebangsanya. Hal itu selain akan membungkam fitnah juga membawa kesaksian yang baik agar banyak orang non Yahudi lainnya bertobat dan mau menjadi umat Tuhan.
Kesaksian hidup lewat perbuatan baik ini sangat ditekankan oleh Petrus kepada orang orang Kristen non Yahudi. Janganlah terpancing untuk memasuki perdebatan filsafat yang hanya menghasilkan kepuasan ego benar-salah dan menang-kalah, tetapi hasilkanlah buah buah pertobatanmu lewat kesaksian hidup yang baik ditengah tengah masyarakat dalam hal tuntutan hukum negara maupun dalam silaturahmi pergaulan sosial.
Bagi Petrus hidup yang diubahkan oleh Injil itu tidak membuat orang orang non Yahudi (harus) berubah menjadi seperti orang orang Yahudi. Tetaplah hidup sebagaimana ketika mereka dipanggil. Ini juga yang dinasehatkan oleh rasul Paulus kepada jemaat baru di Korintus: “Selanjutnya hendaklah tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Allah. Inilah ketetapan yang kuberikan kepada semua jemaat” – (1 Korintus 7:17).
Saudara, menjadi pengikut Kristus tidak berarti mengubah tampilan kesukuan dan kebangsaan, sebab yang diubah adalah hati dan destiny. Yang dulu hidup dalam kuasa kedagingan sekarang hidup dalam kuasa pimpinan Roh Kudus. Yang dahulu binasa oleh dosa, sekarang beroleh keselamatan kekal. Kerena itu tetaplah kerjakan bagian kita selama didunia dengan tekun dan penuh ucapan syukur.
3. Tunduklah pada pemerintah yang adalah wakil Allah di dunia ini.
Sebagai orang orang yang berkewarganegaraan Romawi atau Yunani, ya tetaplah tunduk pada aturan negara dan pemerintahan yang ada. Petrus berkata: “Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik” – (1 Petrus 2:13-14). Pesan yang sama juga berlaku buat kita. Jangan sampai oleh karena kita menjadi percaya kepada Kristus (mendapat sapaan umat pilihan, imamat rajani), lalu kita lupa pada siapa diri kita yang sebenarnya. Kita bukan menjadi orang Kristen yang ada di Indonesia, melainkan orang Kristen Indonesia. Apa bedanya?
Kalau kita menganggap diri kita sebagai orang Kristen yang (sedang) berada di Indonesia maka itu berarti kita sendang menumpang. Gaya hidup, pakaian dan orientasi kita hanyalah sebagai tamu yang mau bahkan mengubah segala sesuatu yang ada di Indonesia menjadi persis seperti yang ada di Israel. Dengan tata bahasa, tata pakaian, tata boga, tata laku dan tata budaya yang persis seperti orang Kristen Yahudi di Yerusalem.
Namun jika kita menyatakan diri sebagai orang Kristen Indonesia, maka kita adalah orang orang Indonesia yang mengalami anugerah keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus tetapi tetap hidup sebagai warga negara Indonesia yang baik. Warga negara yang taat dan tunduk pada pemerintah. Respek dan bangga dengan kesukuan dan kebangsaan kita sendiri. Kitalah orang Kristen Jowo, orang Kristen Batak, orang Kristen Sunda, orang Kristen Ambon, orang Kupang dlsb. Kita tetap bangga dan menjunjung tinggi bahasa dan budaya sebagai orang Indonesia.
4. Hiduplah sebagai orang merdeka.
Petrus berpesan agar orang orang percaya di perantauan, tetap hidup sebagai orang merdeka (karena telah dimerdekakan dari dosa) dengan tidak menyalahgunakan kemerdekaannya untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja! (1 Petrus 2:16-17). Itulah tugas panggilan dan kesaksian kita sebagai orang percaya. Amin!
Menjadi bangsa yang terpilih oleh Allah ~ Landasan firman Tuhan untuk tema Menjadi Bangsa Yang Terpilih Oleh Allah, diambil dari 1 Petrus 2:11-17. Setelah Petrus memberi tempat yang istimewa kepada bangsa bangsa bukan Yahudi oleh karena keyakinan iman mereka kepada Tuhan Yesus Kristus, Petrus juga memberi peringatan (sekaligus tantangan) agar mereka benar benar membuktikan hidup kudus sesuai dengan anugerah khusus yang telah Tuhan Yesus berikan kepada mereka yakni:
1. Hidup kudus melawan kedagingan.
Kita tahu bahwa orang orang Yahudi (termasuk orang Kristen Yahudi yang tinggal di Yerusalem) sangatlah memperhatikan disiplin rohani yang ketat untuk melawan keinginan daging. Mulai dari sunat, menjalankan hukum Taurat, memakan makanan yang hahal, sampai memberi persembahan. Sebab memang itulah ukuran dari sebuah kesalehan. Karena itu bagi orang pendatang dan perantau (sebutan bagi orang orang Kristen non Yahudi), mereka juga harus membuktikan diri hidup kudus dengan menjauhkan diri dari keinginan keinginan daging (1 Petrus 2:11).
Pengendalian diri dari keinginan daging ini juga sangat ditekankan oleh rasul Paulus (dalam surat Roma dan Galatia) dan oleh Yohanes (surat 1 Yohanes). Apa yang dimaksud dengan keinginan (perbuatan) daging?
Perbuatan telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. (Galatia 5:19-20). Semua ini harus dihindari baik oleh orang Kristen Yahudi maupun oleh para pendatang atau perantau.
Post a Comment for "Menjadi Bangsa Yang Terpilih Oleh Allah - Part 03"