Menjadi Bangsa Yang Terpilih Oleh Allah - Part 02
Kedua, kiblat ibadah bukanlah di Yerusalem, pusat ibadah bukanlah di Bait Allah, tetapi ada pada Yesus Kristus. Karena itu jangan mengagungkan kiblat dan meng-ilah-kan tempat. Sebab para penyembah-penyembah yang benar akan menyembah dalam roh dan kebenaran. Terbukalah pada cara dan pengalaman karya Allah yang baru yang dinyatakan pada siapapun yang dipilih-Nya. Jika kita tidak terbuka pada pengalaman iman yang baru, maka apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus akan benar terjadi dimana yang terdahulu akan menjadi terkemudian dan yang kemudian akan menjadi terdahulu.
Ketiga, yakini dan deklarasikan bahwa Allah (oleh kasih anugerah-Nya) telah memilih saudara dan saya untuk menjadi orang pilihan-Nya, untuk menjadi bangsa yang terpilih, imamat rajani, umat kepunyaan Allah sendiri. Pilihan tersebut, bukan untuk kebanggaan tetapi untuk tugas mewartakan perbuatan perbuatan Allah yang besar dalam hidup kita.
Keempat, nyatakan kepada orang lain juga bahwa Allah mengasihi mereka, dan Allah memilih mereka untuk menjadi anak-Nya, menjadi orang pilihan-Nya dan akan membentuk mereka menjadi bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, umat kepunyaan Allah untuk terus mewartakan kabar baik ini sampai ke ujung dunia. Beritakanlah kabar sukacita ini, beritakanlah Injil pada segala bangsa!
Dengan demikian di dalam Kristus tidak ada lagi orang Yahudi dan non Yahudi, budak atau orang merdeka, laki laki atau perempuan, kaya atau miskin, terdahulu atau terkemudian, sebab kita semua adalah umat perjanjian baru. Umat yang dikasihi-Nya, dipilihnya dan dijadikan bangsa yang terpilih, imamat rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri.
Setelah Petrus memberi tempat yang istimewa kepada bangsa bangsa bukan Yahudi oleh karena keyakinan iman mereka kepada Tuhan Yesus Kristus, Petrus juga memberi peringatan (sekaligus tantangan) agar mereka benar benar membuktikan hidup kudus sesuai dengan anugerah khusus yang telah Tuhan Yesus berikan kepada mereka yakni:
1. Hidup kudus melawan melawan kedagingan.
Kita tahu bahwa orang orang Yahudi (termasuk orang Kristen Yahudi yang tinggal di Yerusalem) sangatlah memperhatikan disiplin rohani yang ketat untuk melawan keinginan daging. Mulai dari sunat, menjalankan hukum Taurat, memakan makanan yang hahal, sampai memberi persembahan. Sebab memang itulah ukuran dari sebuah kesalehan. Karena itu bagi orang pendatang dan perantau (sebutan bagi orang orang Kristen non Yahudi), mereka juga harus membuktikan diri hidup kudus dengan menjauhkan diri dari keinginan keinginan daging (1 Petrus 2:11).
Pengendalian diri dari keinginan daging ini juga sangat ditekankan oleh rasul Paulus (dalam surat Roma dan Galatia) dan oleh Yohanes (surat 1 Yohanes). Apa yang dimaksud dengan keinginan (perbuatan) daging? Perbuatan telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. (Galatia 5:19-20) Semua ini harus dihindari baik oleh orang Kristen Yahudi maupun oleh para pendatang atau perantau. Orang yang sudah mengikatkan diri pada Kristus hendaklah hidup oleh pimpinan Roh dan bukan pimpinan daging (Roma 8:6). Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh. (Gal 5:24-25). Itu hukum dasar bagi semua orang percaya. Baik Yahudi maupun non Yahudi!
2. Milikilah cara hidup yang baik ditengah tengah tengah bangsa non Yahudi.
Petrus menasehati orang orang Kristen non Yahudi untuk hidup baik kepada semua orang, termasuk orang orang sebangsanya. Hal itu selain akan membungkam fitnah juga membawa kesaksian yang baik agar banyak orang non Yahudi lainnya bertobat dan mau menjadi umat Tuhan.
Kesaksian hidup lewat perbuatan baik ini sangat ditekankan oleh Petrus kepada orang orang Kristen non Yahudi. Janganlah terpancing untuk memasuki perdebatan filsafat yang hanya menghasilkan kepuasan ego benar-salah dan menang-kalah, tetapi hasilkanlah buah buah pertobatanmu lewat kesaksian hidup yang baik ditengah tengah masyarakat dalam hal tuntutan hukum negara maupun dalam silaturahmi pergaulan sosial.
Praise to the Lord!
Menjadi bangsa yang terpilih oleh Allah ~ Landasan firman Tuhan untuk tema menjadi bangsa yang terpilih oleh Allah, diambil dari surat rasul Petrus. Demikianlah firman Tuhan: “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan” – 1 Petrus 2:9-10.
Jika Petrus berani membuka diri dan menyatakan bahwa bangsa bangsa lain itu juga dilawat oleh Allah dan bahwa mereka juga bagian dari umat perjanjian, imamat rajani, maka apa pesan Firman Tuhan bagi kita?
Pertama, jangan memandang diri sendiri lebih hebat atau layak dari pada orang lain. Sebab kehebatan atau kelayakan tidaklah bersumber pada diri sendiri, melainkan dari Allah. Allah-lah yang memilih, Dia yang menetapkan. Dia yang dapat meninggikan dan Dia juga yang dapat merendahkan. Jangan ada seorangpun yang bermegah. Segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Roma 11:36)
Post a Comment for "Menjadi Bangsa Yang Terpilih Oleh Allah - Part 02"