Menjadi Pembawa Damai Part 3
Menjadi pembawa damai ~ Landasan firman Tuhan untuk tema menjadi pembawa damai, diambil dari kitab Kejadian 26:1-6. Secara lengkap firman Tuhan tersebut saya lampirkan di bawah ini.
26:1 Maka timbullah kelaparan di negeri itu. --Ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin.
26:2 Lalu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman: "Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu.
26:3 Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu.
26:4 Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat,
26:5 karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku."
26:6 Jadi tinggallah Ishak di Gerar.
2. Gratitude (bersyukur)
Kualitas hidup yang kedua setelah bersabar adalah bersyukur. Ini kelihatannya seperti nasehat klise, tetapi bersyukur adalah kekuatan karakter yang dimiliki oleh orang orang besar atau great leaders (Maz 138:4). Sebab mereka bisa melihat secara optimis semua hal, tidak sibuk dalam keluhan dan pembandingan dengan orang lain.
Mungkin kita bertanya: bersyukur untuk apa? Bersyukur kepada siapa?
a. Bersyukur untuk apa yang kita punyai.
Ya, bersyukurlah untuk apa yang kita punyai walau itu nampak kecil dan tak berarti. Ingat tepung yang tinggal segenggam apabila di syukuri bisa memberi makan nabi dan mendatangkan mujizat ilahi. Lima roti dan dua ekor ikan jika didoakan dengan penuh rasa syukur bisa memberi makan 5000 orang dan bersisa 12 bakul.
b. Bersyukur untuk apa yang kita yakini.
Ishak bersyukur memiliki ayah Abraham, ayah yang hidup dengan memegang teguh perintah, ketetatap dan peraturan TUHAN. Ishak bersyukur karena memiliki warisan iman yang membuatnya bisa bercakap dan mendengar rencana TUHAN atas hidupnya dan keturunannya. Ishak bersyukur memiliki keyakinan yang kokoh akan perintah, janji dan rencana TUHAN yang baik atas hidupnya.
Banyak orang yang oleng hidupnya karena tidak bisa yakin pada perintah, janji dan rencana TUHAN dalam hidupnya. Sehingga ia lebih meyakini diri sendiri, berjalan atas keputusan keputusannya sendiri, gagal karena blunder yang dikerjakannya sendiri dan akhirnya meyalahkan diri sendiri.
c. Bersyukur untuk proses hidup yang sedang kita alami.
Jika kedua syukur diatas sudah dijalani, namun kita masih ada dalam situasi sulit dan terbelit...maka maka kita belajar bersyukur bahwa ini proses belajar yang harus kita jalani. Dalam proses pembelajaran (yang mahal) ini, kita tangkap lesson dan blessing nya. Pelajaran (lesson) apa yang aku terima dan syukuri. Berkat (blessing) apa yang (bakal) aku terima dan syukuri.
Ishak belajar berproses dengan rasa syukur, saat ia diusir oleh raja Abimelek. Ishak juga berproses dengan rasa syukur saat sumur sumur yang ia gali diambil alih paksa oleh para gembala Gerar. Dan saat lesson nya ia jalani dengan baik... maka blessingnya pun datang melimpah. Bukan hanya dari TUHAN, tatapi juga dari Abimelek raja orang Filistin yang mengikat perjanjian damai dengannya.
Karena itu latihlah tubuh, jiwa dan rohmu untuk bersyukur dan bersyukur.. Bersyukur kepada siapa? Bersyukurlah kepada TUHAN..! Bersyukurlah kepada TUHAN, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa!" (Mazmur 105:1). Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." (Mazmur 118:1)
3. Simplicity (sederhana)
Kualitas karakter yang ketiga buat pembawa damai adalah simplicity atau hidup sederhana. Sederhana itu bukan berarti miskin. Cak Lontong dalam sebuah stand up comedy berkata: miskin itu kondisi hidup, sedangkan sederhana itu cara hidup. Saya sering makan di warung, dan orang bertanya: “lho cak Lontong kok makannya di warung? Miskin ya?”. Saya jawab : “saya sederhana.”
“Kalau saya kemana mana naik angkutan umum, itu bukan berarti saya miskin, tetapi saya (memilih hidup) sederhana”, demikian kata cak Lontong. Sederhana itu tidak berjalan sejajar dengan orang miskin. Belum tentu! Sederhana belum tentu berjalan sejajar dengan orang kaya atau sukses. Tetapi..sederhana itu berjalan sejajar dengan orang BIJAKSANA. Makanya jadilah orang yang sederhana, supaya BIJAKSANA.
Saudara, Ishak adalah orang yang sederhana. Ia anak Abraham, bapa yang sangat kaya. Ia anak yang sangat disayangi ayah dan ibunya. Semua warisan dan berkat Abraham jatuh padanya. Ingat, Abraham itu memiliki banyak harta, ternak dan pegawai, sebab ia sangat diberkati TUHAN. Apakah Ishak menjadi manja, lebai dan sombong? Tidak!
Ishak tidak datang ke Gerar dengan naik kereta kuda atau membayar penduduk Gerar untuk mendapat perlakuan seorang bangsawan kaya. Tetapi Ishak datang dengan rendah hati, sederhana dan siap bekerja keras seperti layaknya pendatang biasa. Ia bercocok tanam, menabur benih, menggali sumur..persis seperti penduduk biasa. Ishak bijaksana dalam memilih dan menjalani hidupnya, dinegerinya sendiri maupun di negeri orang Filistin. Dan inilah yang disukai TUHAN sehingga TUHAN melimpahinya dengan berbagai berkat dan nama besar dihadapan Abimelek.
Pemazmur berkata: “TUHAN memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku” (Mazmur 116:6). Demikianlah hidup Ishak menjalani hidupnya secara benar dan bijaksana dihadapan TUHAN. Smoga kita bisa meneladani hidup Ishak dalam hal simplicity..sebab orang sombong akan dilenyapkan oleh TUHAN (Ayub 33:17). TUHAN semesta alam yang telah memutuskannya untuk mematahkan kesombongan, untuk menghinakan segala yang permai dan semua orang mulia di bumi. (Yesaya 23:9).
Mari renungkan kata kata dibawah ini secara mendalam: “Live Simply, so that others may simply live” (hiduplah sederhana agar orang lain bisa hidup). Sungguh, kiranya TUHAN menolong kita untuk bijaksana dalam menjalani hidup bersama dengan orang lain. Bersambung…!!!
Post a Comment for "Menjadi Pembawa Damai Part 3"