Menjadi Pembawa Damai Part 2
Menjadi pembawa damai ~ Landasan firman Tuhan untuk tema menjadi pembawa damai, diambil dari kitab Kejadian 26:1-6. Secara lengkap firman Tuhan tersebut saya lampirkan di bawah ini.
26:1 Maka timbullah kelaparan di negeri itu. --Ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin.
26:2 Lalu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman: "Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu.
26:3 Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu.
26:4 Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat,
26:5 karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku."
26:6 Jadi tinggallah Ishak di Gerar.
Dari kisah Ishak kita bisa belajar ada 7 kualitas hidup orang yang membawa damai, yang harus dilatih : Ada 3 yang berhubungan dengan diri sendiri (pengendalian diri), yakni:
1. Patient (sabar)
2. Gratitude (bersyukur)
3. Simplicity (sederhana)
Ada 3 yang berhubungan dengan orang lain, yakni:
4. Love (mengasihi)
5. Giving (memberi)
6. Forgiving (mengampuni)
Dan 1 yang berhubungan dengan TUHAN yakni:
7. Obey (taat)
Yuk kita kupas satu demi satu..
1. PATIENT (sabar)
Kesabaran adalah kualitas hidup yang harus dilatih terus menerus dengan cara menunda respon (tidak reaktif), menelaah situasi kondisi, serta kecermatan mengukur perspektif untung rugi. Ibarat petinju yang melindungi dirinya dengan double cover saat diterjang pukulan berkali kali... ia sabar menahan sakit, menunda respon, sambil mencari kesempatan yang tepat untuk memberikan satu pukulan counter attack yang telak. Amsal 25:15 berkata: "Dengan kesabaran seorang penguasa dapat diyakinkan dan lidah lembut mematahkan tulang."
Ishak sabar saat diminta pergi oleh Abimelek, ia sabar untuk berpindah dari tempat yang nyaman (yang sudah menghasilkan) ke tempat baru di lembah Gerar yang lebih gersang. Ishak sabar ketika sumur sumur yang digalinya itu direbut oleh para gembala Gerar. Ishak sabar dan tidak melawan kekerasan dengan kekerasan. Ia bisa sabar karena mengingat akan perintah TUHAN, janji TUHAN dan rencana TUHAN atas hidup nya.
TUHANlah yang memerintahkan dia dan keluarganya untuk pergi dan tinggal di Gerar, negeri orang Filistin dan bukan Mesir. TUHANlah yang berjanji akan menyertai dan melindungi bahkan membuat Ishak dan keturunannya diberkati dengan limpah bahkan akan berkuasa di negeri tsb. Dan karena itu Ishak juga percaya bahwa TUHANlah yang memiliki rencana atas hidupnya tahap demi tahap. Jika apa yang dialami hari ini rasanya tidak baik dan tidak adil, Ishak percaya bahwa rencana TUHAN tidak pernah gagal. Ishak tahu bahwa TUHAN turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang hidup sesuai dengan rencana dan panggilan TUHAN.
Ishak belajar sabar, sebab ia tahu sabar dan pengendalian diri adalah buah roh yang utama (bandingkan dengan Gal 5:22-23) yang perlu dilatih dengan peristiwa peristiwa sulit dan sakit. Ishak jalani semua ujian dan tantangan, sebab ia tahu kapasitas hidupnya tengah dibentuk dan ditingkatkan oleh TUHAN untuk menjadi bapa bagi keturunan yang sebanyak bintang dilangit...serta penyalur berkat ilahi bagi banyak bangsa. Bersambung…!!!
Post a Comment for "Menjadi Pembawa Damai Part 2"