Menghadapi Dunia Yang Sedang Tergoncang
Menghadapi dunia yang sedang tergoncang ~ Landasan firman Tuhan untuk tema menghadapi dunia yang tergoncang diambil dari surat Ibrani 12:25-29. Salah satu ayatnya menegaskan demikian :
“Jadi karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya dengan hormat dan takut” (Ibr. 12:28).
Pada saat ini dunia sedang diguncang karena virus covid 19 yang wujudnya sangat halus, tetapi sangat berbahaya bagi kehidupan manusia. Hampir semua negara di dunia ini mengalamai dampak buruknya, termasuk Negara-negara besar, seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, termasuk Indonesia. Rasa kuatir, cemas dan ketakutan melanda manusia, karena pada umumnya semua manusia takut mati karena virus corona ini.
Orang-orang Kristen pun tidak luput dari perasaan kuatir, cemas dan takut apalagi mengetahui semakin banyaknya jumlah yang terkonfirmasi positip covid dan meninggal. Ada yang kehilangan suaminya atau isterinya, temannya, orang tuannya, anaknya dan lain-lain. Banyak pekerja yang harus kehilangan pekerjaan, banyak usaha yang tutup dan bangkrut. Para Pendeta/gembala yang sepenuhnya bergantung kepada berkat Tuhan melalui persembahan jemaat dalam ibadah di gereja, juga mengalami dampaknya. Para mahasiswa termasuk mahasiswa teologi banyak yang tidak mampu membayar uang kuliahnya karena kedaaan ekonomi keluarga yang terdampak karena covid 19 ini. Ada banyak orang Kristen termasuk Pendeta yang tidak berani keluar rumah dan ke gereja selama pandemic covid 19 ini, karena takut akan kesehatannya.
Lalu, bagaimanakah seharusnya sikap kita sebagai orang percaya dalam menghadapi situasi dunia yang sedang tergoncang ini?
Pertama, mengucap syukur kepada Allah (Ibr. 12:28) yang telah mengijinkan goncangan ini terjadi, karena dengan demikian kita akan sadar bahwa hidup kita, pelayanan kita sepenuhnya hanya bergantung kepada Allah. Jangan menyalahkan siapapun, mengucap syukur saja, karena kita masih ada sampai saat ini dan dapat membaca renungan ini.
Kedua, melalui goncangan virus (makhluk) yang sangat kecil ini kita harusnya semakin menyadari bahwa hidup di dunia tidak ada yang aman, tidak ada yang tetap, sebab setiap saat dapat berubah jika Tuhan menghendakinya untuk suatu maksud dan rencana Allah yang belum dipahami oleh manusia. Karena hal yang akan tetap adalah Kerajaan Allah, yang tidak mungkin tergoncangkan oleh apapun dan oleh siapapun (Ibr. 12:28)
Ketiga,beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Mari kita mengevaluasi diri, apakah ibadah yang lakukan selama ini adalah ibadah yang berkenan kepada Allah, yang mempermuliakan Allah. Apakah dasar motivasi dan tujuan kita beribadah adalah murni untuk menyembah Allah, mentaati perintah atau firman-Nya, beribadah dengan hati yang tulus (1 Taw. 28:9) serta dengan penuh ucapan syukur (Ibr. 12:28) kepada Allah Yang Mahakudus (Ibr. 12:29).
Keempat, ketika kita keluar rumah karena ibadah dan pelayanan yang tidak mungkin dihindari atau ditunda, haruslah mentaati peraturan dan arahan dari pemerintah tentang protokol kesehatan. Sebab kita percaya bahwa pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikan kita (Rm. 13:1-4).
Dunia boleh saja bergoncang, tetapi iman kita, pengharapan kita dan kasih kita kepada Tuhan dan sesama tidak boleh tergoncang, sebab kita adalah anggota Kerajaan Allah yang tidak tergoncangkan oleh apapun dan oleh siapapun, yang di dalamnya Allah memerintah, dan berkuasa menjaga kita, memelihara hidup kita dan menyertai kita sampai pada kesudahannya. Amin.
Sumber : Pdt. Edward Butarbutar
Post a Comment for "Menghadapi Dunia Yang Sedang Tergoncang"