Berani Mengakui Kesalahan Itu Hebat
Berani mengakui kesalahan itu hebat ~ Landasan firman Tuhan untuk tema berani mengakui kesalahan itu hebat diambil dari kitab Amsal. Berikut saya lampirkan firman Tuhan tersebut. Penulis Amsal dalam pimpinan Roh Kudus menulis: “Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi” – Amsal 28:13.
Mengapa tema berani mengakui kesalahan itu hebat ditulis? Berdasarkan
pengamatan, analisa dan observasi saya baik dalam lingkungan kecil bernama
keluarga dan dalam konteks yang lebih luas yaitu sepak terjang tokoh-tokoh publik,
pada saat melakukan kesalahan selalu berdalih. Ketika anak-anak melakukan
kesalahan, ia tidak langsung mengakui kesalahannya kepada orangtuanya tetapi
masih berdalih. Ketika para koruptor melakukan tindakan korupsi, tidak berani
mengakui kesalahannya tetapi justri membangun dalil-dalil untuk membela diri.
Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Demikian
rasul Paulus menulis dalam suratnya kepada orang Kristen di Roma, yaitu dalam
Roma 3:23. Lalu rasul Paulus melanjutkan menulis : “Sebab upah dosa ialah maut;
tetapi karunia Allah ialaj hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuha kita” –
Roma 6:23.
Setelah kita percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita
secara pribadi, kita juga tidak langsung sempurna. Dengan demikian, ada potensi
untuk kita bisa melakukan kesalahan. Ada peluang bagi kita untuk jatuh dalam
dosa. Seperti ada pepata klasik mengatakan : “Tidak ada gading yang tak retak”. Peribahasa tersebut ingin mengatakan bahwa di dunia
ini tidak ada orang yang
sempurna. Sehebat-hebatnya seseorang,
pasti ada kelemahannya, ada kekurangannya, dan ada salahnya.
Kita dikandung dari dosa,
dilahirkan dalam dosa, hidup diwarnai dosa dan dosa jualah yang akan membawa kita kepada kematian. Setiap hari, jam hingga menit kita bergumul
dengan dosa. Anak-anak hingga orang tua, orang bodoh hingga
orang pintar, orang sederhana hingga orang kaya, jemaat biasa hingga Pendeta,
semuanya tanpa kecuali berhadapan dengan dosa.
Kita bergumul dan kita kalah
! Dosa begitu kuat, menggoda, menjebak,
menjerat dan menjajah kita. Coba
kita tanyakan kepada pemabuk, betapa sulitnya ia melepaskan diri dari
kebiasaannya. Pembohong terus mengulangi
kebiasaannya, walaupun berjanji berkali kali untuk
tidak mengulangi perkataannya. Begitu
juga halnya dengan penjudi dan penzinah, janji tinggal janji.
Manusia seolah berada dalam
kerangkeng besi yang
kuncinya dipegang oleh sponsor dosa, setan itu sendiri. Bahkan Pengkhotbah 8:8 menulis demikian : “Tiada seorangpun
berkuasa menahan angin dan tiada seorangpun berkuasa atas hari kematian. Tak
ada istirahat dalam peperangan, dan kefasikan tidak melepaskan orang yang
melakukannya”.
Hanya Allah Tritunggallah yang bisa melepaskan kita dari jerat dosa. Kita dengan segala kehebatannya, tidak
akan bisa kuat melawan dosa dan segala keinginannya. Seperti
yang diakui oleh Paulus
berikut ini : Aku, manusia celaka!
Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! Oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
Rasul Yohanes menulis dalam suratnya demikian : “Jika kita mengaku dosa
kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa
kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan kita” – 1 Yohanes 1:9. Firman
Tuhan tersebut memberi ruang dan jalan keluar bagi kita bahwa mengakui kesalahan
atau dosa itu sangat diapresiasi oleh Tuhan. Dari pihak Allah Tritunggal
terbuka jalan untuk terjadinya dan terbukanya pintu pengampunan bagi kita.
Allah Tritunggal melepaskan pengampunan bagi kita. Ada tindakan dari Allah
Tritunggal yaitu memproses kita kembali dan proses penyucian atau pengudusan
bagi kita.
JANGAN MALU MENGAKUI KESALAHAN. JANGAN SEMBUNYIKAN DOSA. MARI AKUI SAJA SEHINGGA KITA BISA SEGERA
TERBEBAS DARI IKATAN DOSA TERSEBUT DAN
MENJADI PRIBADI YANG MERDEKA.
Post a Comment for "Berani Mengakui Kesalahan Itu Hebat"