Benarkah Kita Tidak Perlu K e Gereja
Benarkah kita tidak perlu ke gereja ~ Landasan firman Tuhan untuk tema benarkah kita tidak perlu ke gereja, diambil dari kitab Amos 5:4-6 Setujukah anda dengan pernyataan: “Mencari Tuhan tidak harus ke gereja, sebab Tuhan tidak dibatasi oleh gedung gereja, sebab Tuhan ada dimana-mana”. Tuhan tidak dibatasi oleh gedung gereja, ya. Tuhan ada dimana-mana, juga ya. Sebab Tuhan memang lintas ruang dan waktu.
Tapi, akankah kita setuju
bahwa dengan demikian kita tidak lagi perlu ke gereja untuk bertemu Tuhan?
Terlebih dalam situasi pandemi yang tak kunjung normal? Ditambah lagi dengan
pesan tegas Amos sang nabi yang tak mau disebut nabi yang melarang umat Tuhan
untuk pergi ke “gereja”. Makin komplitlah alasan kita untuk tidak hadir di
gereja, bahkan mulut kita bisa jadi berkata: Walaupun saya tak malas ke gereja,
saya masih lebih baik dari mereka-mereka yang setiap hari minggu beribadah.
Apakah maksud Nabi Amoz melarang umat Tuhan pergi ke “gereja”? Mari kita
belajar.
a. Adakah Amos melarang umat
Tuhan ke gereja?
Secara tersurat tidak ada
larangan “jangan ke gereja” dari nabi Amos, tetapi secara tersirat nabi Amos
menekankan larangan itu.
• Janganlah kamu pergi ke
Betel (ay. 5a). “Bet” artinya Bait dan “El” artinya Allah, sehingga Betel
berarti Bait Allah (gereja pada masa kini). Betel pertama di sebut dalam Kej.
12:8 dimana Abraham mendirikan kemahnya dan memanggil nama TUHAN. Bahkan di
Betel Yakub bermimpi melihat malaikat dan Tuhan (Kej. 28:12). Artinya bahwa
Betel adalah tempat yang bersejarah.
• Janganlah pergi ke Gilgal
(ay. 5b). Gilgal artinya “Lingkaran Batu”. Gilgal banyak dibahas pada zaman
Yosua. Setelah bangsa Israel menyeberang Yordan mereka tiba di Gilgal dan
mendirikan kemah di sana dengan menegakkan 12 batu yang diambil dari Yordan
sebagai peringatan kepada anak cucu mereka bahwa Tuhan melakukan keajaiban
besar dengan mengeringkan sungai Yordan saat mereka menyeberang (Yos. 4:19-23).
Artinya bahwa Gilgal adalah tempat Tuhan menyatakan keajaibanNya.
• Jangan menyeberang ke
Bersyeba (ay. 5c). Bersyeba artinya “Sumber air kelimpahan”. Bersyeba pertama
di bahas dalam Kej. 21:14, Hagar dan Ismael yang diusir Abraham atas permintaan
Sara, mereka kehausan dan hampir mati di padang gurun Bersyeba tetapi Tuhan
menunjukkan kuasan-Nya
dengan memperlihatkan sebuah sumur (Kej. 21:19). Artinya bahwa Bersyeba adalah
sumber air sebagaimana gereja yang adalah tempat Firman Tuhan diberitakan.
b. Apa maksud larangan Nabi
Amos tersebut?
• Tiada guna ke gereja jika
perbuatan tetap jahat (Amos 4:4a). Bahwa seharusnya orang yang senantiasa
beribadah hidupnya mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.
• Tiada guna memberi
persembahan jika hati tetap jahat (4:4b-5). Tuhan Yesus juga berpesan,
Tinggalkanlah persembahanmu itu dan berdamailah dengan saudaramu (Mat. 5:24).
• Bahwa di gereja sering
nama manusia lebih tinggi dari nama Tuhan ( Amos 7:13). Raja Amazia menganggap
dirinyalah Tuhan yang kudus, dialah penguasa di Betel yang harus dihormati.
• Bahwa gereja sering
dijadikan ladang cari makan (Amos 7:12). Baik sebagai hamba Tuhan mungkin juga
jemaat, sering sekali menjadikan gereja/pelayanan sebagai tempat untuk mengisi
pundi-pundi.
c. Sungguhkah Nabi Amos melarang umat Tuhan ke gereja? No,
Nabi Amos hanya ingin agar umat Tuhan tahu untuk apa ia mencari Tuhan.
• Mencari Tuhan untuk hidup
(Amos 5:4b dan 5a). Memakai helm bukan menghindari razia tetapi untuk
keselamatan. Ke gereja bukan sekedar kewajiban orang Kristen tetapi untuk
menemukan kehidupan yang sesungguhnya.
• Mencari Tuhan untuk
ketentraman yang sejati (Amos 6:1). Bergereja bukan sekedar status agar
kelihatan orang yang religius(beragama) tetapi untuk beroleh ketentraman (kedamaian) yang sejati. Bahwa banyak orang
beragama tetapi sedikit orang yang berTuhan terlebih yang beriman.
“Mencari Tuhan tidak harus
ke gereja, sebab Tuhan tidak dibatasi oleh gedung gereja, sebab Tuhan ada
dimana-mana, tetapi orang yang sungguh-sungguh mencari Tuhan, ia akan hadir di
gereja pada waktunya, sebab ia tahu kapan waktu bertemu Tuhan dirumah-Nya”. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
Sumber : Pdt. Nelson Sembiring, M. Th.
Post a Comment for "Benarkah Kita Tidak Perlu K e Gereja"