Mengenal Kehendak Allah Dan Jalan Hidup Kita Part 3
Mengenal Kehendak Allah dan Jalan Hidup Kita ~ Yunus bilang dia orang yang takut akan Tuhan, tetapi ketika badai datang, semua awak kapal berseru kepada allahnya masing-masing (ini menandakan bahwa mereka orang kafir, tidak mengenal Tuhan, menyembah banyak allah), Yunus malah tidur. Malahan orang-orang kafir di dalam kapal itulah yang membangunkannya dan menyuruhnya berdoa kepada Tuhannya (1:6).
Yunus tahu Tuhan itu
pengasih, pengampun, dan penyayang, tetapi justru pengetahuannya itu yang
membuatnya marah dan tidak mau ke Niniwe! Ia tidak mau melihat Niniwe diampuni.
Ibaratnya di zaman sekarang, Yunus seperti pendeta yang tidak suka melihat
orang jahat masuk ke dalam gereja.
Teologi Yunus berbeda sekali, bahkan bertolak belakang, dengan ketaatannya. Saya harus mengakui bahwa ada jarak, dan akan selalu ada jarak, antara pengetahuan orang di kepalanya, dengan apa yang ada di dalam hatinya, atau apa yang dilakukan tangan dan kakinya. Memang pengetahuan kita, teologi kita, akan selalu lebih banyak dan jalan lebih duluan daripada sikap hidup kita, ketaatan kita. Ini proses seumur hidup, untuk menerapkan apa yang diketahui. Tetapi ada pula banyak orang yang merasa cukup hanya dengan tahu banyak saja, hanya dengan teologi saja, tanpa taat sama Tuhan. Ini yang bahaya!
Satu kali Ernest Prakasa pernah berkata, “Lebih baik hafal satu ayat saja tetapi lu terapkan seumur hidup, daripada hafal banyak ayat tapi nggak ada yang lu terapkan.” Saya pikir ini ada benarnya, meskipun tidak bisa saya setujui sepenuhnya. Idealnya ya hafal banyak ayat dan lakukan banyak ayat, bahkan lakukan seluruh firman Tuhan. Tetapi poin yang saya tekankan di sini adalah: tidak cukup hidup dengan teologi yang benar, kita juga harus hidup di dalam ketaatan. Pilihlah: Apakah kita mau hidup di dalam teologi saja, atau di dalam (teologi plus) ketaatan.
Hidup
Sesuai Agenda Diri ATAU Hidup Sesuai Agenda Tuhan
Pilihan kedua adalah hidup
sesuai agenda diri atau hidup sesuai agenda Tuhan. Banyak orang merasa diri
sudah kenal Tuhan, sudah lama ikut Tuhan, tetapi ketika masuk topik pembicaraan
tentang hidup pribadinya, semuanya sudah bukan tentang Tuhan lagi tetapi
tentang dirinya sendiri. Orang-orang seperti ini mungkin rajin ke gereja, rajin
melayani, suka berbuat baik, tetapi kalau ngomongin hobinya, kebiasaannya
sehari-hari, pengaturan waktunya, pembelanjaan uangnya, teman-temannya,
pacarnya, cita-citanya … semuanya suka-suka gue, terserah gue,
urusan gue dan bukan urusan Tuhan.
Padahal, seorang pendeta
pernah mengatakan, “Jika Tuhan tidak menjadi Tuhan atas seluruh hidupmu, maka
Dia bukanlah Tuhanmu.” Kalau bilang Tuhan itu adalah Tuhan kita, Juruselamat
kita, maka seluruh hidup kita, sampai ke hal yang paling kecil dan remeh,
hal-hal yang tidak kelihatan, adalah urusan Tuhan, suka-sukanya Tuhan, dan
tentang Tuhan, bukan lagi urusan saya, suka-suka saya, atau tentang saya.
Yunus ini nabi Tuhan, dia
bilang dia orang Ibrani, umat pilihan, bahkan dia bilang dia takut akan Tuhan
(1:9), tetapi hidupnya penuh dengan agenda sendiri dan bukan ikut agendanya
Tuhan.
Di pasal 1, Tuhan suruh dia
ke Niniwe, tetapi dia pergi ke Tarsis. Menurut penelitian, Tarsis itu ujung ke
ujung dengan Niniwe, bahkan itu titik terjauhnya 180°. Jelas sekali di sini
Yunus mau melawan Tuhan, berjalan sengaja menjauh dan melawan arah Tuhan. Di
pasal 4, waktu melihat Niniwe bertobat, Yunus marah sekali kepada
Tuhan. Ngenes sekali, ketika orang-orang Niniwe
mendapatkan hidup kekal dari Tuhan, Yunus malah minta mati.
Bahkan masa depannya pun ingin diminta dan ditentukan sesuai caranya sendiri.
Saya tahu bahwa kita
diciptakan sebagai manusia yang punya keinginan, selera, kehendak, dan rencana.
Tetapi di dalam menjalankan hidup bersama Tuhan, sebagai anak-anak yang sudah
ditebus Tuhan, kita mau menjalankan hidup dengan cara dan maunya siapa? Rasul
Paulus bilang dalam Galatia 2:20, “Hidupku bukannya aku lagi, melainkan Kristus
yang hidup di dalam aku.” Hidup kita seharusnya sejalan dengan kehendak Tuhan,
agenda Tuhan, bukan agenda diri sendiri. Kita sering bernyanyi, “Aku mengasihi
engkau Yesus, dengan segenap hatiku…” tetapi kemudian
kita modif lagunya, “Kurenungkan firman-Mu siang dan
malam (kalau ingat), kupegang p’rintah-Mu dan kulakukan (kalau
kusuka), Engkau tahu ya Tuhan tujuan hidupku, hanyalah untuk menyenangkan
hati-Mu (setelah hatiku).” Pilihlah: Kita mau hidup mengikuti aturan main
kita sendiri, cara kita sendiri, nafsu kita sendiri, keinginan kita sendiri,
agenda kita sendiri, atau agenda Tuhan.
Bersambung…!
Post a Comment for "Mengenal Kehendak Allah Dan Jalan Hidup Kita Part 3"