Translate

Mengenal Kehendak Allah Dan Jalan Hidup Kita Part 4

Mengenal Kehendak Allah dan Jalan Hidup Kita ~ Hidup di Dalam Karier ATAU Hidup di Dalam Kasih. Pilihan terakhir adalah hidup di dalam karier atau hidup di dalam kasih. Kalau kita lihat ending cerita Yunus, kira-kira dia bisa dikatakan orang yang berhasil atau tidak? Jawabannya: Ya. Yunus berhasil. Dia ngomong hanya satu kalimat, di 3:4, “Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan,” dan seluruh penduduk Niniwe bertobat, bahkan sampai rajanya memerintahkan pertobatan nasional. Lebih dari seratus dua puluh ribu jiwa bertobat.

Perlu kita ketahui bahwa Niniwe itu jahatnya ampun-ampun, enggak ada obat.

 

Orang Niniwe suka membunuh orang dengan cara memasukkan tangan ke mulut korban, kemudian memelintir keluar lidah si korban, atau mencopot tangan dan kaki mereka, atau memutuskan hidung dan telinga mereka. Serdadu Niniwe juga suka mengikat orang, merentangkannya, kemudian mengupas kulit orang yang diikat itu satu centi demi satu centi, seperti mengupas buah apel, tetapi korbannya itu dibiarkan hidup. Lalu kulit yang dikupas itu dijadikan wallpaper tembok kota.

 

Mereka menandai daerah jajahan mereka dengan piramida yang dibuat dari kepala manusia. Sementara anak-anak dan perempuan dari daerah jajahan itu diangkut ke Niniwe untuk dijadikan budak. Niniwe ini bangsa kanibal, dan coba sebutkan nama hamba Tuhan yang berhasil “mempertobatkan” Niniwe? Yunus. Sekali berkhotbah, bangsa sebegitu jahatnya bertobat. Kalau dibandingkan dengan pelayanan Tuhan Yesus, secara hitung-hitungan Tuhan Yesus kalah jauh, melayani 3,5 tahun, hanya mempunyai 12 murid, itu pun 1 gagal. Tuhan Yesus mati seperti penjahat, pengikut-pengikut-Nya pun banyak dicurigai. Secara karier, Yunus lebih berhasil dari Tuhan Yesus.

Tetapi Yunus tidak punya kasih! Ia berkarier dengan kemarahan, dengan kebencian. Ketika Tuhan mengampuni Niniwe, Yunus marah. Ketika Tuhan mau mengajarnya melalui “alat peraga” pohon jarak, Yunus marah! Malah dia bilang di pasal 4:9, “Aku mau marah sampai mati!” Yunus tidak punya kasih kepada Niniwe yang Tuhan kasihi. Ia bahkan lebih sayang kepada sebatang pohon daripada sebuah bangsa yang disayang Tuhan. Jangan-jangan ia juga tidak punya kasih kepada Tuhan.

Kita bisa hidup di dalam kesuksesan menurut dunia luar.

 

Punya nilai bagus, kuliah cepat lulus, cepat kerja, punya uang sendiri, menikah, beli rumah, liburan ke luar negeri, jadi majelis, menyumbang gereja, tetapi tidak punya kasih. Tidak sayang sama Tuhan. Tidak sayang sama sesama. Tidak peduli apa yang Tuhan mau. Jadi pelayan, siapkan program, semua bisa berhasil. Sukses. Tetapi tidak punya kasih. Hatinya dingin sama Tuhan. Hatinya penuh kebencian sama orang lain. Bahkan bisa marah kalau orang lain dipakai pelayanan, orang lain dikasihi Tuhan, orang lain dapat berkat yang sepertinya lebih banyak. Hari ini, pilihlah: kita mau hidup di dalam kasih atau hidup di dalam karier.

 

Hidup dengan Pilihan yang Tepat

Meskipun di dalam dunia ini ada banyak hal yang tidak hanya terbatas pada dua pilihan, tetapi bagi saya, mengenai hidup di dalam Tuhan, pada akhirnya memang hanya ada dua pilihan:

 

Mau jadi orang yang binasa kekal atau hidup kekal. Mau jadi orang yang hidup ikut dunia atau hidup ikut Tuhan. Mau jadi orang yang ada di jalan lebar atau di jalan sempit. Mau jadi orang yang berkata “Salibkan Dia” atau jadi murid Yesus tetapi harus menanggung ketakutan melihat Tuhan Yesus disalib. Mau jadi orang yang disebut Tuhan “Aku tidak kenal kamu” atau jadi orang yang disebut Tuhan “Hamba yang baik dan setia.” Mau jadi orang yang bebal atau jadi orang yang taat.

Post a Comment for "Mengenal Kehendak Allah Dan Jalan Hidup Kita Part 4"