Mengenal Kehendak Allah Dan Jalan Hidup Kita Part 1
Mengenal Kehendak Allah dan Jalan Hidup Kita ~ Allah yang Mahatahu dan Mahakuasa itu telah menulis cerita agung dari kekal sampai kekal, di sepanjang zaman dan di seluruh belahan dunia, dengan awal mula dan akhir cerita yang sudah diketahui-Nya. Rencana Allah, demikian pula dengan kasih-Nya, tidak bergantung pada keputusan, tindakan, pilihan, kebaikan, keberhasilan, kegagalan, atau kesalahan umat-Nya. Cerita hidup setiap manusia, saya kira, hanya menempati satu babak kecil dalam cerita Allah yang begitu besar.
Kisah
Yunus dan Kisah Tuhan
Dengan bingkai inilah saya
mau mengajak kita menelusuri kembali cerita Yunus. Sadar atau tidak, seringkali
kita punya kesalahan pikir, yang entah terbentuk dari mana, mengenai kisah
Yunus. Sudah jamak, dan tidak perlu diperdebatkan lagi, kalau kisah Yunus sering
digunakan untuk mengajarkan orang tentang ketaatan.
Yang menjadi masalah adalah, kalau kita berpikir inti pesan kitab Yunus itu bunyinya begini: “Jadi orang Kristen harus taat, kalau tidak taat dihukum Tuhan, tuh seperti Yunus, tidak taat lalu ditelan ikan.” Maka kita mulai menakut-nakuti diri dan orang lain, “Ayo pelayanan, nanti kalau enggak pelayanan, studimu nggak berhasil lho!”. “Ayo kalau pagi saat teduh dulu, nanti kalau nggak saat teduh, Tuhan hukum, nanti di jalan ke sekolah kecelakaan baru tahu rasa lho!” “Ayo jadi hamba Tuhan, sekolah teologi, nanti kalau nggak mau kamu dihukum Tuhan, dikasih sakit lho, usaha orang tuamu bangkrut lho!” dan sebagainya.
Ini adalah kesalah-pahaman
tentang Allah yang berbahaya sekali! Saya mengulangi apa yang sudah saya
sampaikan di atas: rencana Allah tidak bergantung kepada pilihan-pilihan atau
keputusan-keputusan kita, dan kasih Allah juga tidak bergantung kepada
pilihan-pilihan kita atau keputusan-keputusan kita. Tuhan sudah menetapkan
skenario besar-Nya bagi diri kita dan dunia ini, bahkan perubahan-perubahan
jalan kehidupan, peristiwa-peristiwa yang kelihatannya seperti jalan memutar,
itu pun sudah dirancang Tuhan. Tuhan juga sudah membuktikan kasih-Nya kepada
kita, jauh sebelum kita memutuskan untuk taat kepada Dia.
Kalau hari ini kita mau
memilih jalan hidup yang salah sekalipun (selain keputusan untuk memilih Dia
sebagai Tuhan dan Juruselamat), saya percaya bahwa Tuhan tetap mengasihi kita
dan kita tidak akan dilepaskan dari tangan-Nya. Kita bisa melihat buktinya di
dalam seluruh narasi kitab Yunus. Di pasal 1, ketika Yunus kabur dan tidak mau
pergi ke Niniwe, saya yakin saat itu ia berpikir bahwa dengan
kaburnya itu, Niniwe tidak akan dipertobatkan.
Saya yakin, ia tidak
akan kepikiran kalau akan ada badai, lalu ia akan dilempar ke laut,
lalu ditelan ikan, lalu dimuntahkan lagi, lalu akhirnya ke Niniwe juga. Dia
tidak bisa melihat skenario Tuhan di pasal 2, 3, dan 4. Tetapi apakah skenario
Tuhan batal karena ketidaktaatan Yunus? Tidak. Berkali-kali dalam kitab Yunus
ada kalimat-kalimat yang menunjukkan bahwa Tuhan menjalankan skenario-Nya,
seperti seolah-olah mengatur semuanya dari atas:
Pasal 1:4 “Tetapi Tuhan
menurunkan angin ribut ke laut…”
Pasal 1:17 “Maka atas
penentuan Tuhan datanglah seekor ikan besar …”
Pasal 2:10
“Lalu berfirmanlah Tuhan kepada ikan itu, dan ikan itu pun
memuntahkan Yunus ke darat…”
Pasal 4:6 “Lalu atas
penentuan Tuhan Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak…”
Pasal 4:7 “Tetapi keesokan
harinya… atas penentuan Allah datanglah seekor ulat…”
Pasal 4:8 “Atas penentuan
Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari
menyakiti kepala Yunus…”
Ayat-ayat ini menunjukkan
bahwa Tuhan sudah menulis skenario-Nya, dan Ia menjalankan skenario-Nya, tidak
peduli hamba-Nya Yunus itu taat atau tidak kepada-Nya. Bahkan di dalam
pengetahuan-Nya yang sempurna, Tuhan juga menulis skenario ini untuk mendidik hamba
yang tidak taat itu. Tuhan tidak menghukum Yunus, Ia tetap mengasihi Yunus dan
mengajak Yunus untuk kembali kepada-Nya.
Bersambung…!
Post a Comment for "Mengenal Kehendak Allah Dan Jalan Hidup Kita Part 1"