Berjalan Dengan Tuhan
Berjalan dengan Tuhan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema berjalan dengan Tuhan diambil dari Yosua 3:1-17. Ada 2 maksud Tuhan tidak memberi tahu kepada kita apa yang bakal terjadi dalam hidup kita:
1. Agar kita dapat menikmati segala anugerah yang Tuhan siapkan di depan kita dan terbebas dari segala macam kekuatiran yang tidak perlu.
2. Agar kita belajar selalu beriman dalam setiap langkah hidup kita.
Dalam bagian firman Tuhan ini ada 3 bukti kalau bangsa Israel Berjalan Bersama Dengan Tuhan :
Iman (ay 4)
Alkitab menegaskan: “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibr.11:1).
Ketika bangsa Israel akan masuk negeri Kanaan yakni negeri perjanjian Tuhan yang penuh dengan susu dan madunya, Yosua berkata: “Sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu” Mereka harus melewati jalan yang sama sekali belum pernah dilalui, oleh sebab itu, mereka harus sepenuhnya bersandar pada Tuhan, begitu juga dalam hidup yng kita jalani ini kitapun tidak tahu, tetapi hal itu tidak membuat kita berkecil hati, karena semuanya sudah Tuhan atur dengan sempurna demi kebaikan kita.
Kesucian diri (ay 5)
Ketika siap akan menyeberang sungai yang tengah meluap airnya, Yosua tidak menyuruh mereka segera membuat jembatan, atau perahu, tetapi Yosua memerintahkan mereka untuk menguduskan dirinya.
Sebenarnya dosa apa saja yang telah dilakukan bangsa Israel sehingga membuat Tuhan begitu marah kepada mereka? Bangsa Israel seringkali menduakan Tuhan dengan menyembah kepada berhala-berhala.
Ada 2 macam dosa zinah yang sangat dibenci Tuhan yakni
Zinah rohani yakni kita telah berpaling kepada berhala atau illah lain, tidak sepenuh hati melayani Tuhan, bahkan menggantikan kedudukan Tuhan dalam hati dengan hal-hal duniawi ini.
Sedangkan zinah jasmani ialah berbagai macam dosa percabulan baik yang nyata dalam perbuatan atau hanya dalam pikiran saja.
Kesucian hidup adalah sangat penting bagi kita anak-anak Tuhan, karena tanpa kesucian kita tidak dapat melihat Allah (Ibr.12:14).
Kesucian adalah hal yang abstrak yang mudah dipalsukan dan sulit untuk dinilai kesungguhannya, karena itu iblis selalu dengan kemunafikan menutupi dosa yang tersembunyi dalam hati kita.
Ketaatan (ay 14-17)
Ketika bangsa itu berangkat dari tempat perkemahan mereka untuk menyeberangi sungai Yordan, para imam pengangkat tabut perjanjian itu berjalan di depan bangsa itu. Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu–sungai Yordan itu sebak sampai meluap sepanjang tepinya maka berhentilah air itu mengalir.
Lalu menyeberanglah bangsa itu, di tentangan Yerikho. Tetapi para imam pengangkat tabut perjanjian TUHAN itu tetap berdiri di tanah yang kering, di tengah-tengah sungai Yordan, sedang seluruh bangsa Israel menyeberang di tanah yang kering, sampai seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan.
Satu pelajaran rohani lagi yang penting yang diberikan Tuhan kepada orang Israel di dalam menyeberangi sungai Yordan, yakni taat sepenuhnya akan pimpinan Tuhan. Ini merupakan sebuah symbol dari kepemimpinan rohani yang tidak boleh di bolak-balik dan di utak-atik. Tabut Perjanjian yang di angkut oleh para imam adalah melambangkan kehadiran Allah dan penyertaan-Nya. Ini berarti bahwa di dalam segala hal kita patut mendahulukan kehadiran Tuhan dan kita mendahulukan Tuhan berjalan di depan dan kita mengikutinya dari belakang.
Mari kita ingat juga bahwa pada saat itu Tuhan tidak langsung menghentikan aliran sungai, tetapi ketika mereka taat sepenuhnya menghormati pimpinan Tuhan melalui Tabut Perjanjian yang di angkut oleh para imam; maka, mujizatpun terjadilah! Aliran air sungai Yordan terputus sama sekali, suatu kuasa yang ajaib telah membendung aliran sungai sehingga bangsa Israel tanpa kesulitan boleh menyeberangi sungai Yordan.
Kesimpulan
Jalan di depan kita masih panjang. Barangkali mujizat yang seperti itu tidak lagi terjadi pada hari ini. Tuhan barangkali tidak akan menghentikan semua aliran sungai yang ada di depan kita. Tetapi mari tidak menjadi putus asa, takut, khawatir, kecewa karena barangkali itulah saatnya Dia menghendaki kita terus melangkah di dalam iman, kesucian dan ketaatan pada-Nya.
Sumber : Pdt. Kaleb Sa’ip, S.Th
Post a Comment for "Berjalan Dengan Tuhan"