Apa Yang Membuat Kita Bahagia ?
Apa
yang membuat kita bahagia ~ Landasan firman Tuhan untuk tema apa
yang membuat kita bahagia, diambil dari kitab Mazmur 1:1-6. Penulis kitab
Mazmur dalam pimpinan Roh Kudus, menulis demikian: “Berbahagialah orang yang
tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang
berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh” – Mazmur 1:1.
Semua orang di seluruh dunia
dan yang hidup di bawah matahari mempunyai impian, keinginan dan kebutuhan
ialah supaya hidupnya bahagia. Konsep bahagia menurut masing-masing orang
berbeda-beda. Ada yang mengatakan bahwa hidup bahagia itu memiliki istri yang cantik
dan suami yang ganteng. Ada pula yang berpendapat baha selain memiliki istri
yang cantik dan suami yang ganteng, hidup bahagia itu juga terletak pada harta
kekayaan, jabatan dan status sosial yang tinggi.
Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa apalah artinya memiliki istri yang cantik, suami yang ganteng, memiliki harta yang banyak, mendapatkan jabatan strategis dan status sosial yang tinggi, tetapi tidak memiliki keturunan. Jadi, menurut pendapat tersebut hidup bahagia itu terletak pada adanya anak dalam keluarga. Begitulah konsep kebanyakan orang tentang hidup bahagia.
Namun, bila kita membaca firman
Tuhan yang ditulis oleh pemazmur dalam Mazmur 1:1-6, maka kita menemukan bahwa
hidup bahagia itu bukan terletak pada apa yang sudah saya paparkan di atas.
Menurut pemazmur, hidup bahagia itu terletak pada : Satu, tidak mengikuti jalan
yang ditunjukan oleh orang fasik. Dua, tidak berkecimpung dalam jalan yang
dibuat oleh orang berdosa. Tiga, tidak mengikuti karakter dan perilaku
orang-orang yang suka merendahkan orang lain. Empat, mencintai firman Tuhan dan
melakukannya dalam kesungguhan hati.
Untuk berada di jalan yang
lurus, maka kita harus memutuskan untuk mendengar dan menaruh perhatian atau fokus
kepada hal-hal yang benar, adil, mulia, suci, manis, sedap didengar, dan patut
dipuji dan disebut kebajikan – Filipi 4:8. Thomas a’ Kempis yang hidup di tahun
1379-1471, merangkum dengan baik ayat di atas ketika ia menulis: “Diberkatilah
setiap telinga yang tidak hanya mendengar suara yang terdengar, melainkan
mencari kebenaran yang terkandung dalam suatu pengajaran. Diberkatilah mata yang tertutup untuk hal-hal duniawi, tetapi
terbuka untuk hal-hal rohani”.
Kenyataan hidup ini
seringkali berbeda dengan yang seharusnya. Banyak kali kita melihat orang-orang
Kristen, lebih senang mendengar gosip. Dengan cepat jari jemarinya memforward
berita yg didapat tanpa cek dan recek, apalagi berita tersebut menyangkut
“orang yang tidak disukainya”.
Tanpa berpikir panjang
akibatnya, berita itu segera disebarkan, jika bisa ke seantero dunia. Ada
kepuasan batin untuk melumatkan, menghancurkan dan menenggelamkan orang yang
dibencinya. Gosip adalah percakapan yang sia-sia, yang tidak jelas kebenarannya
tetapi sangat ampuh kerusakkan yang diakibatkannya.
Untuk menghindari hal itu,
mulai sekarang kita harus bisa memilih teman dan sahabat yang baik. Jangan
berikan kesempatan kepada telinga kita untuk mendengar sembarangan. Jangan
hanya mendengar suara yang terdengar. Carilah kebenaran yang ada dalam setiap
berita yang terdengar.
Thomas a’ Kempis menutup
tulisannya dengan catatan berikut ini: “Diberkatilah mereka yang dengan
sukacita memberikan waktunya bagi Allah dan melepaskan diri dari semua
penghalang didunia ini. Pertimbangkanlah hal-hal ini, o jiwaku, dan
dengarkanlah Tuhan Allahmu berbicara”.
Jika saja setiap kita yang
membaca renungan ini dan mulai mempraktekkan apa yang dirangkum oleh Thomas a’
Kempis dari Mazmur 1:1, maka hidup kita selalu akan berada di jalan yang lurus,
hidup kita menjadi berkat, orang akan melihat wajah Kristus melalui wajah kita.
KAPANKAH TERAKHIR KALI ANDA
MEMINTA TUHAN SUPAYA ANDA HANYA MENDENGARKAN HAL-HAL YANG LURUS? MULAI SAAT INI
SEPERTI RICHARD DE HAAN KITA MEMOHON: BERBICARALAH TUHAN, SAYA MENDENGARKANMU TETAPLAH
BERADA DIJALAN YANG LURUS, TINGGALKAN GOSIP.
Renungkan dan jadilah bijak.
Selamat menikmati hari libur, tetap semangat dan salam hebat. Tuhan Yesus
memberkati!
Sumber : Pdt. Hendra Gunawan
(Ketua Sinode GKRI)
Post a Comment for "Apa Yang Membuat Kita Bahagia ?"