Jangan Panik
Jangan panik ~ Landasan firman Tuhan untuk tema jangan panik, diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat di kota Filipi, yaitu dalam Filipi 4:13.
Kata "panik" sudah sangat akrab dengan kehidupan kita. Dikatakan demikian, karena hampir setiap hari kita dihadap dengan beragam peristiwa yang tibĂ -tiba terjadi dalam perjalanan hidup kita.
Bahkan media, baik cetak, elektronik dan media sosial membanjiri ladang hidup kita dengan bergai berita. Isi beritanya begitu luar biasa sehingga membuat kita seakan jantung kita dituntut untuk bekerja ekstra.
Pernahkah saudara mengalaminya? Pasti pernah. Saat saudara melanggar lalu lintas, eh tiba tiba 'mak bejudul' ada Polisi di depan Anda, sambil melotot menghentikanmu. Wuah pasti langsung mak tratap!! Panik!!. Saat itulah engkau berusaha tenangkan diri sambil mendesah pelan: "walah..apes!" (wah sial)
Begitu kita mengenali situasinya, mengukur dan mendesah "apes" (sial), berarti kita sudah menerima realita dan memaknainya sebagai "musibah" yang mau tidak mau diterimanya dengan legowo. Namanya juga musibah, ya jalani aja apapun yang terjadi, terjadilah, yang penting sudah berusaha dan sudah waspada.
Saudara, seorang teman bercerita bahwa usai pemerintah menyatakan ada 2 warga Indonesia yang positif terpapar virus corona, maka bukan hanya apotik kehabisan masker dan hand sanitizer; pasar Beringharjo, Yogya juga ramai seperti orang lebaran.
Orang-orang kelas menengah pada berbondong ke pasar memborong jahe, sere, temulawak, gula batu dan aneka empon tradisional. Harga jahe pun bisa melonjak dua sampai tiga kali lipat. Bahkan jamu gendongan yang biasanya jam 14.00 baru pulang ke rumah, hari itu jam 10 sudah pulang ke rumah karena kehabisan dagangan. Itu semua bisa terjadi karena panik.
Saudaraku, sekali lagi panik bisa dialami oleh siapa saja, dalam situasi yang tak disangka-sangka. Kita bahkan makin panik apabila menghadapi situasi yang uncontrol; situasi yang mengancam keselamatan kita.
Nah, yang penting sekarang adalah: Bagaimana mengendalikannya?
Mari kita belajar dari Daud saat melawan Goliath. Saat itu bangsa Israel panik melawan kedahsyatan tentara Filistin. Tak seorangpun berani tampil melawan Goliath, kecuali Daud.
Walau dalam hitungan di atas kertas, Daud bagai timun berhadapan dengan si durian Goliath. Jelas bukan tandingan. Namun Daud tidak panik berhadapan dengan Goliath.
Jelas ini bukan sekedar self confidence yang tinggi (yang menganggap enteng persoalan yang besar), namun ini lebih pada faith confidence (yang walaupun masalah begitu besar, namun tetap fokus pada penyertaan Allah yang jauh lebih besar). Yup Daud maju dengan tenang dan keyakinan iman yang penuh, bahwa TUHAN yang akan dan telah memberikan kemenangan.
Jadi, jika saat ini saudara sedang bergulat dalam pilihan sulit atau berhadapan dengan tantangan yang maha berat, dan nyaris mustahil untuk dikalahkan, tetaplah tenang. Sebab dalam tinggal diam dan tenang itulah terletak kekuatanmu (Yes 30:15).
Yakinlah bahwa bersama dengan TUHAN dan dengan cara TUHAN, saudara akan meraih kemenangan. Katakan dengan faith confidence bahwa segala perkara dapat kutanggung di dalam DIA yang memberi kekuatan kepadaku ( Fil 4:13). Lalu ambillah pilihan bijak dan kerjakan bagianmu dengan sepenuh hati; maka ketahuilah bahwa TUHAN akan bekerja dengan cara-Nya yang ajaib untuk membesarkan hatimu dan menyempurnakan pekerjaanmu. Sehingga bukan engkau yang akan berkata "walah apes", tetapi masalah itulah yang justru akan "apes" menghadapimu.
Kata "panik" sudah sangat akrab dengan kehidupan kita. Dikatakan demikian, karena hampir setiap hari kita dihadap dengan beragam peristiwa yang tibĂ -tiba terjadi dalam perjalanan hidup kita.
Bahkan media, baik cetak, elektronik dan media sosial membanjiri ladang hidup kita dengan bergai berita. Isi beritanya begitu luar biasa sehingga membuat kita seakan jantung kita dituntut untuk bekerja ekstra.
Pernahkah saudara mengalaminya? Pasti pernah. Saat saudara melanggar lalu lintas, eh tiba tiba 'mak bejudul' ada Polisi di depan Anda, sambil melotot menghentikanmu. Wuah pasti langsung mak tratap!! Panik!!. Saat itulah engkau berusaha tenangkan diri sambil mendesah pelan: "walah..apes!" (wah sial)
Begitu kita mengenali situasinya, mengukur dan mendesah "apes" (sial), berarti kita sudah menerima realita dan memaknainya sebagai "musibah" yang mau tidak mau diterimanya dengan legowo. Namanya juga musibah, ya jalani aja apapun yang terjadi, terjadilah, yang penting sudah berusaha dan sudah waspada.
Saudara, seorang teman bercerita bahwa usai pemerintah menyatakan ada 2 warga Indonesia yang positif terpapar virus corona, maka bukan hanya apotik kehabisan masker dan hand sanitizer; pasar Beringharjo, Yogya juga ramai seperti orang lebaran.
Orang-orang kelas menengah pada berbondong ke pasar memborong jahe, sere, temulawak, gula batu dan aneka empon tradisional. Harga jahe pun bisa melonjak dua sampai tiga kali lipat. Bahkan jamu gendongan yang biasanya jam 14.00 baru pulang ke rumah, hari itu jam 10 sudah pulang ke rumah karena kehabisan dagangan. Itu semua bisa terjadi karena panik.
Saudaraku, sekali lagi panik bisa dialami oleh siapa saja, dalam situasi yang tak disangka-sangka. Kita bahkan makin panik apabila menghadapi situasi yang uncontrol; situasi yang mengancam keselamatan kita.
Nah, yang penting sekarang adalah: Bagaimana mengendalikannya?
Mari kita belajar dari Daud saat melawan Goliath. Saat itu bangsa Israel panik melawan kedahsyatan tentara Filistin. Tak seorangpun berani tampil melawan Goliath, kecuali Daud.
Walau dalam hitungan di atas kertas, Daud bagai timun berhadapan dengan si durian Goliath. Jelas bukan tandingan. Namun Daud tidak panik berhadapan dengan Goliath.
Jelas ini bukan sekedar self confidence yang tinggi (yang menganggap enteng persoalan yang besar), namun ini lebih pada faith confidence (yang walaupun masalah begitu besar, namun tetap fokus pada penyertaan Allah yang jauh lebih besar). Yup Daud maju dengan tenang dan keyakinan iman yang penuh, bahwa TUHAN yang akan dan telah memberikan kemenangan.
Jadi, jika saat ini saudara sedang bergulat dalam pilihan sulit atau berhadapan dengan tantangan yang maha berat, dan nyaris mustahil untuk dikalahkan, tetaplah tenang. Sebab dalam tinggal diam dan tenang itulah terletak kekuatanmu (Yes 30:15).
Yakinlah bahwa bersama dengan TUHAN dan dengan cara TUHAN, saudara akan meraih kemenangan. Katakan dengan faith confidence bahwa segala perkara dapat kutanggung di dalam DIA yang memberi kekuatan kepadaku ( Fil 4:13). Lalu ambillah pilihan bijak dan kerjakan bagianmu dengan sepenuh hati; maka ketahuilah bahwa TUHAN akan bekerja dengan cara-Nya yang ajaib untuk membesarkan hatimu dan menyempurnakan pekerjaanmu. Sehingga bukan engkau yang akan berkata "walah apes", tetapi masalah itulah yang justru akan "apes" menghadapimu.
Post a Comment for "Jangan Panik"