Translate

Hati Sebagai Pengendali

HATI sebagai PENGENDALI ~ Landasan firnan Tuhan untuk tema hati sebagai pengendali diambil dari Nazmur 127:3-5 dan Yeremia 29:7.

“Hati orang berhikmat menuju ke kanan, tetapi hati orang bodoh ke kiri." (Pengkhotbah 10:2)

Ibarat anak panah, hati adalah bagian bulu bulu sayap pengendali laju anak panah  agar melaju cepat dan tepat mengenai sasaran. Apakah ia menyimpang ke kanan atau kekiri, tergantung pada bulu penyeimbangnya.

Kepala anak panah yang tajam tentu sangat diperlukan. Batang anak panah yang lurus panjang juga sangat dibutuhkan tetapi pada akhirnya heart (pengendali) inilah yang menentukan anak panah bisa sampai tepat ke sasaran destiny hidupnya.

Nah, bagaimana kita bisa memiliki hikmat yang dikendalikan oleh hati yang lurus dan lembut ini?

Bagaimana kita bisa memiliki kecerdasan hati dan budi seperti Salomo yang paham menimbang perkara yang baik untuk dipisahkan dengan yang jahat? Bagaimana kita mengasah kepekaan nurani untuk menang atas kepentingan ego diri sendiri?


Nah, hari ini saya akan mengajak agar kita mengenal dan menghidupi 3 R, yakni:

Rules
Mengingat bahwa hati itu adalah pusat pengendali hidup maka isilah (sejak dini) hati kita setiap hari dengan rules FIRMAN TUHAN.

Mungkin kita akan bertanya seperti Ayub: "Hikmat itu, dari manakah datangnya, atau akal budi, di manakah tempatnya?" (Ayub 28:20). Hikmat itu datangnya dari atas, dari Allah (Yak 3:15 dan 17). Pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian. (Ayub 12:13 ).

Karena itu apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit , maka hal itu akan diberikan kepadanya. (Yakobus 1:5).

Dan Alkitab menjelaskan kepada kita bahwa Kristus yang adalah FIRMAN yang hidup itulah yang menjadi hikmat bagi kita. Rasul Paulus berkata: "Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita." (Korintus 1:30)

Roles
Setelah kita berbicara mengenai pesan (rules) sekarang kita berbicara soal peran (roles). Yup, hati itu perlu dilatih dengan memberi peran peran penting dalam kehidupan, bukan hanya pribadi dan keluarga tetapi juga hidup bernegara apalagi di saat saat seperti ini. Sayangnya kita kerap acuh dan tak peduli pada persoalan bangsa, dan bahkan menganggap bahwa urusan hidup bersama bernegara itu bukan urusan kita.

Hal itu bisa terjadi karena kita jarang melatih hati kita untuk peduli dan berbelarasa pada orang lain dalam konteks berbangsa dan bernegara. Saat kita dihimbau untuk social distancing, demi keselamatan banyak orang, kita melah curiga sangka bahwa hal itu bisa menganggu ekonomi kita dan atau kebebasan beragama.

Padahal kita sering juga mengutip FT yang berkata: "Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu." (Yeremia 29:7).

Bagaimana kita bisa mengusahakan kesejahteraan kota (atau negara) jika kita tak mengambil peran peran kudus dan tulus dalam membangunnya? Dalam berjuang bersama sama demi keselamatan banyak jiwa?

Ralationship
Hati perlu dijaga dengan relasi yang baik dengan Tuhan dan juga dengan sesama. Kenali bahasa kita dan bahasa kehidupan disekitar kita; lalu bangun relasi kasih yang menghidupkan bukan relasi yang penuh ketakutan, kecurigaan dan ancaman.

Mungkin wabah virus corona ini adalah cara Tuhan memurnikan kita dan bahasa kita sebagai manusia. Dalam wajah kerentanannya yang membutuhkan kehadiran sesama.

Mungkin ini saatnya kita buat kita untuk solidaritas nyata atar sesama anak bangsa. Praktekkan bahasa kasihnya TUHAN yang menjangkau semua orang tanpa membedakan kelompok agama dan golongan. (Lukas 10:27-37). Ingat, akan tiba saatnya penyembah penyembah yang benar itu akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran. (Yoh 4:23).

Yup, itulah 3 R yang akan menolong kita untuk memiliki roh hikmat yang lembut seperti bulu anak panah. Sekarang arahkan dan kendalikan dengan benar agar bisa cepat dan tepat mencapai sasaran destiny sebagaimana yang Allah tetapkan bagi kita yang berdampak nyata buat hidup bersama sebagai manusia yang bermartabat dan berhikmat. Amin.

Post a Comment for "Hati Sebagai Pengendali "