Iman Yang Memimpin Kepada Kristus
Iman yang memimpin kepada Kristus ~ Landasan firman Tuhan untuk tema iman yang memimpin kepada Kristus diambil dari surat rasul Paulus kepada anak rohaninya yaitu Timotius, dalam 2 Timotius 4:1-5.
Guna menjelaskan tema tersebut di atas, saya mengawali dengan sebuah isu atau kasus yang dirasakan dan dialami okeh seseorang. Silahkan pembaca menyimaknya di bawah ini.
Beberapa waktu yang lalu, ada yang bertanya: "pak..., sekarang kok banyak orang yang menyampaikan nubuatan ya pak. Saya pernah di nubuatkan akan pergi ke Israel, dapat transferan uang, akan dapat mobil, tapi aku tunggu-tunggu kok ndak terjadi pak? Apa aku kurang iman?"
Hehe...🤣, ibu...amini saja semua hal yang baik. Cuma jangan terlalu fokus pada apa yang akan ibu terima (berdasarkan pada "nubuat" orang tersebut). Fokuslah pada Kristus dan rasa syukur yang telah ibu terima dari Tuhan Yesus Kristus. Sebab rasa syukur adalah kekuatan iman yang sesungguhnya.
Oh ya, mengenai nubuatan nubuatan tersebut, ada 3 hal yang hendak saya sampaikan;
Satu, setahu saya, orang yang menyampaikan nubuat itu disebut nabi, yakni orang yang dipilih TUHAN secara khusus dan diberi wahyu untuk mengajak umat berbalik kepada TUHAN. Nabi tidak diutus untuk menyampaikan ramalan demi keutungan material semata-mata.
Dua, banyak orang salah kaprah dengan arti iman. Iman itu bukan modalitas kita untuk mendapatkan kemudahan dan kenikmatan. Banyak orang menyalah artikan iman dengan kemantepan. Kalau mantep ngarepnya (berharapnya) ya bisa terwujud, kalau bimbang ya melayang. Itu mah bukan iman bu, tapi ngarep dot com...hehe...🤣
Tiga, ini bisa dijelaskan dengan hukum suplay and demand. Karena ada banyak orang yang ingin mendengar "ramalan", maka akan muncul pula peramal-peramal yang menyebut dirinya hamba TUHAN.
Apakah mereka ini orang yang sembarangan? Oh tidak! Mereka ini sangat serius dalam mendisiplin diri, banyak berdoa dan berpuasa. Pendek kata mereka serius melatih kepekaan intuisi mereka. Kekurangan mereka cuma satu, yakni tidak cukup serius mempelajari Firman TUHAN, dan terdidik dalam ajaran-ajaran yang sehat.
Rasul Paulus mengingatkan: "akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru guru menurut kehendaknya untuk memuaskan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukannya bagi dongeng." (2 Tim 4:3-4). Kenapa hal ini ditegaskan oleh rasul Paulus kepada Timotius? Ya, karena itulah yang akan marak terjadi dan terus terjadi sampai saat ini! Mengapa?
Ya, karena kita sendirilah yang cenderung suka mencari "guru-guru" yang bisa menyenangkan telinga kita, kita sendirilah yang suka pada "guru-guru" yang bisa meramal dan menyampaikan dongeng-dongeng yang menggiurkan. Kita sendirilah yang enggan mencari ajaran yang sehat. Ajaran yang memimpin dari iman kepada iman (Roma 1:17). Maka muncullah "nabi-nabi" dan "guru-guru" yang mengisi kebutuhan tersebut. Klop!
Maka waspadalah! Berimanlah secara benar dan sehat. Berimanlah pada Yesus Kristus, bukan pada transferan uang, mobil atau tour ke Yerusalem. Sebab dari Yesus sajalah iman kita dibangun dan kepada Yesus pulalah pengenalan kita akan diperbaharui dari hari ke sehari.
Firman-Nya tegas berkata:
"Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,
dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,
dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita"
(2 Petrus 1:5-8).
Guna menjelaskan tema tersebut di atas, saya mengawali dengan sebuah isu atau kasus yang dirasakan dan dialami okeh seseorang. Silahkan pembaca menyimaknya di bawah ini.
Beberapa waktu yang lalu, ada yang bertanya: "pak..., sekarang kok banyak orang yang menyampaikan nubuatan ya pak. Saya pernah di nubuatkan akan pergi ke Israel, dapat transferan uang, akan dapat mobil, tapi aku tunggu-tunggu kok ndak terjadi pak? Apa aku kurang iman?"
Hehe...🤣, ibu...amini saja semua hal yang baik. Cuma jangan terlalu fokus pada apa yang akan ibu terima (berdasarkan pada "nubuat" orang tersebut). Fokuslah pada Kristus dan rasa syukur yang telah ibu terima dari Tuhan Yesus Kristus. Sebab rasa syukur adalah kekuatan iman yang sesungguhnya.
Oh ya, mengenai nubuatan nubuatan tersebut, ada 3 hal yang hendak saya sampaikan;
Satu, setahu saya, orang yang menyampaikan nubuat itu disebut nabi, yakni orang yang dipilih TUHAN secara khusus dan diberi wahyu untuk mengajak umat berbalik kepada TUHAN. Nabi tidak diutus untuk menyampaikan ramalan demi keutungan material semata-mata.
Dua, banyak orang salah kaprah dengan arti iman. Iman itu bukan modalitas kita untuk mendapatkan kemudahan dan kenikmatan. Banyak orang menyalah artikan iman dengan kemantepan. Kalau mantep ngarepnya (berharapnya) ya bisa terwujud, kalau bimbang ya melayang. Itu mah bukan iman bu, tapi ngarep dot com...hehe...🤣
Tiga, ini bisa dijelaskan dengan hukum suplay and demand. Karena ada banyak orang yang ingin mendengar "ramalan", maka akan muncul pula peramal-peramal yang menyebut dirinya hamba TUHAN.
Apakah mereka ini orang yang sembarangan? Oh tidak! Mereka ini sangat serius dalam mendisiplin diri, banyak berdoa dan berpuasa. Pendek kata mereka serius melatih kepekaan intuisi mereka. Kekurangan mereka cuma satu, yakni tidak cukup serius mempelajari Firman TUHAN, dan terdidik dalam ajaran-ajaran yang sehat.
Rasul Paulus mengingatkan: "akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru guru menurut kehendaknya untuk memuaskan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukannya bagi dongeng." (2 Tim 4:3-4). Kenapa hal ini ditegaskan oleh rasul Paulus kepada Timotius? Ya, karena itulah yang akan marak terjadi dan terus terjadi sampai saat ini! Mengapa?
Ya, karena kita sendirilah yang cenderung suka mencari "guru-guru" yang bisa menyenangkan telinga kita, kita sendirilah yang suka pada "guru-guru" yang bisa meramal dan menyampaikan dongeng-dongeng yang menggiurkan. Kita sendirilah yang enggan mencari ajaran yang sehat. Ajaran yang memimpin dari iman kepada iman (Roma 1:17). Maka muncullah "nabi-nabi" dan "guru-guru" yang mengisi kebutuhan tersebut. Klop!
Maka waspadalah! Berimanlah secara benar dan sehat. Berimanlah pada Yesus Kristus, bukan pada transferan uang, mobil atau tour ke Yerusalem. Sebab dari Yesus sajalah iman kita dibangun dan kepada Yesus pulalah pengenalan kita akan diperbaharui dari hari ke sehari.
Firman-Nya tegas berkata:
"Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,
dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,
dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita"
(2 Petrus 1:5-8).
Post a Comment for "Iman Yang Memimpin Kepada Kristus"