Mengenal Lebih Dekat Tokoh Yusuf
Mengenal lebih dekat tokoh Yusuf ~ Landasan firman Tuhan untuk tema mengenal lebih dekat tokoh Yusuf diambil dari Injil Matius 1:18-25.
Saya sudah memuat secara berturut-turut dalam dua tulisan terdahulu seputar tema tentang Yusuf. Tokoh Yusuf diangkat untuk ditulis karena saat ini seluruh umat Kristen sedunia sedang ada pada momen arak-arakan suasana Natal.
Kita masih berada pada tema pembahasan tentang tokoh Yusuf. Dia adalah salah satu aktor dalam peristiwa Natal. Dalam peristiwa Natal, Yusuf mengalami konflik batin dan konflik sosial.
Konflik batin karena tunangannya Maria sudah hamil padahal ia tidak pernah melakukan sesuatu. Dalam koflik batin itu, Yusuf sedang bergumul keputusan apa yang harus dia ambil.
Pada sisi lain, secara sosial pasti Yusuf akan dituduh telah melanggar aturan dan norma sosial yang berlaku pada saat itu. Ia mengalami kebingungan dan kegamangan.
Malam itu, Malaikat TUHAN datang menjumpai Yusuf dalam mimpi dan menyapa: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus."
Wuah Yusuf tak menyangka kalau dia disapa dengan sebutan yang dirindukan oleh semua pria Yahudi. Bayangkan setiap hari, sejak jaman pembuangan di Babel, umat Israel berharap akan segera datang Mesias dari wangsa Daud.
Jadi sebutan keturunan Daud yang didengar oleh Yusuf langsung berkonotasi pujian dan sekaligus pilihan. Pujian bahwa Yusuf adalah keturunan dari Daud, dan pilihan untuk menjadi bagian dalam penggenapan janji mesianik Yahudi.
Maka dari itu lapar ego dan grundelan dari Yusuf, langsung sirna mendengar dirinya disapa dengan sebutan "Yusuf, anak Daud". Yusuf pun tenang dan tugas selanjutnyapun tak jadi penghalang.
Ia tak lagi takut untuk dianggap tidak waras, sebab sekarang ia adalah pria pilihan. Apalagi malaikat menjelaskan bahwa anak yang akan lahir itu adalah juru selamat dunia dan Yusuf diberi kesempatan oleh Allah untuk memberi nama bagi anak itu dengan nama Yesus.
Malaikat pun menambahkan, jika nanti ada yang bertanya akan landasan "logisnya", jawablah bahwa hal itu merupakan penggenapan dari nubuatan nabi Yesaya: "Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel" — yang berarti: Allah menyertai kita." (Yesaya 7:14)
Sesudah bangun, Yusuf menjadi mantap. Ia sadar bahwa Tuhan tak melupakannya, malah kini ia dipercaya untuk satu peran yang amat mulia. Yusuf sang laki-laki itu kini sadar diri, bahwa panggilan hidupnya bukan hanya untuk menjadi seorang laki-laki tetapi juga suatu panggilan kudus sebagai ayah bagi benih ilahi.
Wow! Sungguh ini kisah Natal yang perlu didengar oleh semua laki-laki agar tidak sibuk dengan lapar egonya yang tak pernah puas terpenuhi.
Saya sudah memuat secara berturut-turut dalam dua tulisan terdahulu seputar tema tentang Yusuf. Tokoh Yusuf diangkat untuk ditulis karena saat ini seluruh umat Kristen sedunia sedang ada pada momen arak-arakan suasana Natal.
Kita masih berada pada tema pembahasan tentang tokoh Yusuf. Dia adalah salah satu aktor dalam peristiwa Natal. Dalam peristiwa Natal, Yusuf mengalami konflik batin dan konflik sosial.
Konflik batin karena tunangannya Maria sudah hamil padahal ia tidak pernah melakukan sesuatu. Dalam koflik batin itu, Yusuf sedang bergumul keputusan apa yang harus dia ambil.
Pada sisi lain, secara sosial pasti Yusuf akan dituduh telah melanggar aturan dan norma sosial yang berlaku pada saat itu. Ia mengalami kebingungan dan kegamangan.
Malam itu, Malaikat TUHAN datang menjumpai Yusuf dalam mimpi dan menyapa: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus."
Wuah Yusuf tak menyangka kalau dia disapa dengan sebutan yang dirindukan oleh semua pria Yahudi. Bayangkan setiap hari, sejak jaman pembuangan di Babel, umat Israel berharap akan segera datang Mesias dari wangsa Daud.
Jadi sebutan keturunan Daud yang didengar oleh Yusuf langsung berkonotasi pujian dan sekaligus pilihan. Pujian bahwa Yusuf adalah keturunan dari Daud, dan pilihan untuk menjadi bagian dalam penggenapan janji mesianik Yahudi.
Maka dari itu lapar ego dan grundelan dari Yusuf, langsung sirna mendengar dirinya disapa dengan sebutan "Yusuf, anak Daud". Yusuf pun tenang dan tugas selanjutnyapun tak jadi penghalang.
Ia tak lagi takut untuk dianggap tidak waras, sebab sekarang ia adalah pria pilihan. Apalagi malaikat menjelaskan bahwa anak yang akan lahir itu adalah juru selamat dunia dan Yusuf diberi kesempatan oleh Allah untuk memberi nama bagi anak itu dengan nama Yesus.
Malaikat pun menambahkan, jika nanti ada yang bertanya akan landasan "logisnya", jawablah bahwa hal itu merupakan penggenapan dari nubuatan nabi Yesaya: "Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel" — yang berarti: Allah menyertai kita." (Yesaya 7:14)
Sesudah bangun, Yusuf menjadi mantap. Ia sadar bahwa Tuhan tak melupakannya, malah kini ia dipercaya untuk satu peran yang amat mulia. Yusuf sang laki-laki itu kini sadar diri, bahwa panggilan hidupnya bukan hanya untuk menjadi seorang laki-laki tetapi juga suatu panggilan kudus sebagai ayah bagi benih ilahi.
Wow! Sungguh ini kisah Natal yang perlu didengar oleh semua laki-laki agar tidak sibuk dengan lapar egonya yang tak pernah puas terpenuhi.
Post a Comment for "Mengenal Lebih Dekat Tokoh Yusuf"