Mengenal Lebih Dekat Tokoh Yusuf
Mengenal lebih dekat tokoh Yusuf ~ Landasan firman Tuhan untuk tema mengenal lebih dekat tokoh Yusuf diambil dari Injil Matius 1:18-25.
Pada tulisan saya yang terdahulu sudah dijelaskan bahwa terpilihnya Yusuf menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah suci penyelamatan umat manusia, bukan karena Yusuf hidup dan keluarga serta latar belakangnya lebih baik dari para lelaki di samannya.
Yusuf dipilih bukan didasarkan pada kriteria yang ditentukan oleh manusia dan sistem dunia. Tetapi terpilihnya Yusuf semata-mata didasarkan kepada otoritas, kuasa dan kedaulatan Allah Tritunggal. Dan semua itu melampaui logika dan kelasiman yang berlaku secara umum.
Ada 3 pergumulan yang paling mendasar yang dialami Yusuf, sebagai laki-laki, yakni:
Satu, dunia laki laki lebih mementingkan akal sehat ketimbang mujizat
Saat Yusuf mendapati tunangannya, Maria hamil, padahal ia belum menyentuhnya, pastilah egonya terluka. Ia kaget, curiga, cemburu, marah bercampur aduk jadi satu.
Karena itu Matius menuliskan bahwa Yusuf berencana menceraikan Maria. Walaupun Maria sudah menjelaskan sedemikian rupa, akal sehatnya tidak dapat menerima.
Adakah perempuan bisa hamil karena Roh Allah? Kalau ini story bed time kisah tentang dewa Zeus memperanakkan Hercules, ya bolehlah, tapi ini kan didunia nyata dan Maria adalah tunangannya? Apa kata dunia??
Dua, ego laki laki itu inginnya ada di posisi nomor satu bukan panggilan untuk menjadi satu.
Oke lah, kalau toh benar kehamilan Maria itu dari Tuhan, mengapa malaikat Tuhan tak mendatanginya terlebih dahulu? Mengapa keputusan yang menyangkut masa depannya diputuskan secara sepihak tanpa melibatkan dirinya yang adalah laki-laki dewasa? Bukankah ia adalah suami Maria? dan itu berarti harus ditempatkan ditempat yang utama dan terutama.
Bagaimana mungkin Tuhan tidak tahu tradisi dan budaya yang harus dijaga urut urutannya? Maka Yusuf pun terluka egonya, karena ia bukan orang yang nomor satu yang diajak bicara oleh Allahnya. Kalau demikian, untuk apa ia sekarang dilibatkan? Bukankah tanpa dia rencana Allah juga tetap jalan?
Tiga, di dunia laki-laki, nama baik itu lebih dijunjung tinggi ketimbang loyalty rohani
Alkitab mencatat Yusuf tidak mau mencemarkan nama baik istrinya (dan dirinya sendiri tentunya), karena itu ia bermaksud menceraikan Maria diam-diam. (Mat 1:19). Mengakhiri segala kerumitan diawal adalah pilihan yang bijak ketimbang menunggu masalah bertambah rumit melilit.
Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Bagaimana Allah bersapa dengan ego laki-laki yang nampak kuat tapi rapuh manja?
Bersambung...!
Pada tulisan saya yang terdahulu sudah dijelaskan bahwa terpilihnya Yusuf menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah suci penyelamatan umat manusia, bukan karena Yusuf hidup dan keluarga serta latar belakangnya lebih baik dari para lelaki di samannya.
Yusuf dipilih bukan didasarkan pada kriteria yang ditentukan oleh manusia dan sistem dunia. Tetapi terpilihnya Yusuf semata-mata didasarkan kepada otoritas, kuasa dan kedaulatan Allah Tritunggal. Dan semua itu melampaui logika dan kelasiman yang berlaku secara umum.
Ada 3 pergumulan yang paling mendasar yang dialami Yusuf, sebagai laki-laki, yakni:
Satu, dunia laki laki lebih mementingkan akal sehat ketimbang mujizat
Saat Yusuf mendapati tunangannya, Maria hamil, padahal ia belum menyentuhnya, pastilah egonya terluka. Ia kaget, curiga, cemburu, marah bercampur aduk jadi satu.
Karena itu Matius menuliskan bahwa Yusuf berencana menceraikan Maria. Walaupun Maria sudah menjelaskan sedemikian rupa, akal sehatnya tidak dapat menerima.
Adakah perempuan bisa hamil karena Roh Allah? Kalau ini story bed time kisah tentang dewa Zeus memperanakkan Hercules, ya bolehlah, tapi ini kan didunia nyata dan Maria adalah tunangannya? Apa kata dunia??
Dua, ego laki laki itu inginnya ada di posisi nomor satu bukan panggilan untuk menjadi satu.
Oke lah, kalau toh benar kehamilan Maria itu dari Tuhan, mengapa malaikat Tuhan tak mendatanginya terlebih dahulu? Mengapa keputusan yang menyangkut masa depannya diputuskan secara sepihak tanpa melibatkan dirinya yang adalah laki-laki dewasa? Bukankah ia adalah suami Maria? dan itu berarti harus ditempatkan ditempat yang utama dan terutama.
Bagaimana mungkin Tuhan tidak tahu tradisi dan budaya yang harus dijaga urut urutannya? Maka Yusuf pun terluka egonya, karena ia bukan orang yang nomor satu yang diajak bicara oleh Allahnya. Kalau demikian, untuk apa ia sekarang dilibatkan? Bukankah tanpa dia rencana Allah juga tetap jalan?
Tiga, di dunia laki-laki, nama baik itu lebih dijunjung tinggi ketimbang loyalty rohani
Alkitab mencatat Yusuf tidak mau mencemarkan nama baik istrinya (dan dirinya sendiri tentunya), karena itu ia bermaksud menceraikan Maria diam-diam. (Mat 1:19). Mengakhiri segala kerumitan diawal adalah pilihan yang bijak ketimbang menunggu masalah bertambah rumit melilit.
Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Bagaimana Allah bersapa dengan ego laki-laki yang nampak kuat tapi rapuh manja?
Bersambung...!
Post a Comment for "Mengenal Lebih Dekat Tokoh Yusuf"