Proses Pertumbuhan Seorang Pelayan Tuhan
Proses pertumbuhan seorang pelayan Tuhan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema proses pertumbuhan seorang pelayan Tuhan, diambil dari surat Roma 1:17. Ibarat pertumbuhan anak-anak, maka para pelayan Tuhan di gereja harus diperhatikan dan diperlengkapi oleh mentor yang tepat.
Ada 4 tahap yang harus dipahami dan dilakukan oleh mentor (entah itu Gembala atau Penatua) kepada jemaatnya yang terpanggil untuk ikut melayani Tuhan.
Satu, berikanlah TRUST (kepercayaan) kepada orang yang dipersiapkan untuk melayani. Ibarat anak-anak, maka trust dari orang tua sangatlah penting. Biarkan ia mengenal dan mengecap dunia pelayanan yang baru dikenalinya. Jatuh bangun itu biasa dorong dan tuntun perlahan-lahan.
Ingat orang yang mendapat trust (kepercayaan) akan belajar untuk mengerti apa artinya passion dalam pelayanan. Dan passion inilah yang menjadi inti dasar atau energi penggerak dari pelayanan.
Dua, kenali dan kendalikan WILLnya (kehendaknya).
Ya, orang yang baru belajar melayani dengan passion (semangat) ia akan memiliki will (kehendak) yang macam-macam. Ia ingin merubah ini dan itu, mengganti ini dengan itu dll, pendek kata banyak keinginannya, idenya dan tuntutannya.
Pahami, tekuk (tundukkan) dan arahkan kepada WILLnya TUHAN, jangan dicela atau dihentikan. Sebab dari will yang kuat adalah modal yang bagus agar orang tersebut belajar menjadi pribadi yang tangguh dan otonom.
Kalau WILLnya bisa diarahkan, maka ia akan mampu mengkoordinasi aneka potensi yang ia miliki dengan karunia TUHAN dan ia akan rela berkorban apa saja untuk TUHAN dan pelayanan.
Tiga, ia akan belajar merumuskan PURPOSE.
Apa yang dikerjakan bukan lagi reaktif terhadap suatu kenyataan, tetapi ia mulai mengambil inisiatif untuk mengupayakan perubahan yang fundamental.
Ia sekarang digerakkan oleh purpose yang jelas dan terukur. Ia mampu merumuskan visi, menjabarkan misi dan merencanakan aksi aksi kongkret.
Empat, ia belajar mengatasi kesulitan dengan KREATIF.
Belajar akan belajar bernegosiasi dan memotivasi orang-orang sekitarnya. Ia sekarang menjadi orang yang berKOMPETENS untuk menjadi pemimpin/pelayan Tuhan.
Ia sudah matang dan paham bahwa dunia pelayanan memang berbeda dengan dunia pekerjaan sekuler. Ia taat pada pimpinan Roh dan mengerti ada harga yang harus dibayar dalam pelayanan. Spiritual formation ya sudah terbentuk dengan disiplin rohani yang baik, yakni mengosongkan diri untuk menjadi hamba yang setia sebagaimana teladan Kristus.
Saudaraku, tahap-tahap diatas nampaknya memang mudah dituliskan namun teramat sulit untuk dijalankan. Tetapi satu hal yang kita pelajari di sini, bahwa keberhasilan pelayanan di dalam Gereja ternyata tidak cukup hanya dari himbauan di kotbah dan ceramah saja, harus ada mentor yang tepat dan terlatih untuk mendampingi setiap proses pertumbuhan pelayanan, mulai dari Trust, Will, Purpose sampai Competency. Inilah yang oleh pemazmur digambarkan seperti anak panah di tangan pahlawan (Mazmur 127:4).
Coba lihat, Yosua punya Musa,
Salomo punya Daud, Elisa punya Elia, Timotius punya Paulus.
Lha...anda punya mentor siapa??
Ada 4 tahap yang harus dipahami dan dilakukan oleh mentor (entah itu Gembala atau Penatua) kepada jemaatnya yang terpanggil untuk ikut melayani Tuhan.
Satu, berikanlah TRUST (kepercayaan) kepada orang yang dipersiapkan untuk melayani. Ibarat anak-anak, maka trust dari orang tua sangatlah penting. Biarkan ia mengenal dan mengecap dunia pelayanan yang baru dikenalinya. Jatuh bangun itu biasa dorong dan tuntun perlahan-lahan.
Ingat orang yang mendapat trust (kepercayaan) akan belajar untuk mengerti apa artinya passion dalam pelayanan. Dan passion inilah yang menjadi inti dasar atau energi penggerak dari pelayanan.
Dua, kenali dan kendalikan WILLnya (kehendaknya).
Ya, orang yang baru belajar melayani dengan passion (semangat) ia akan memiliki will (kehendak) yang macam-macam. Ia ingin merubah ini dan itu, mengganti ini dengan itu dll, pendek kata banyak keinginannya, idenya dan tuntutannya.
Pahami, tekuk (tundukkan) dan arahkan kepada WILLnya TUHAN, jangan dicela atau dihentikan. Sebab dari will yang kuat adalah modal yang bagus agar orang tersebut belajar menjadi pribadi yang tangguh dan otonom.
Kalau WILLnya bisa diarahkan, maka ia akan mampu mengkoordinasi aneka potensi yang ia miliki dengan karunia TUHAN dan ia akan rela berkorban apa saja untuk TUHAN dan pelayanan.
Tiga, ia akan belajar merumuskan PURPOSE.
Apa yang dikerjakan bukan lagi reaktif terhadap suatu kenyataan, tetapi ia mulai mengambil inisiatif untuk mengupayakan perubahan yang fundamental.
Ia sekarang digerakkan oleh purpose yang jelas dan terukur. Ia mampu merumuskan visi, menjabarkan misi dan merencanakan aksi aksi kongkret.
Empat, ia belajar mengatasi kesulitan dengan KREATIF.
Belajar akan belajar bernegosiasi dan memotivasi orang-orang sekitarnya. Ia sekarang menjadi orang yang berKOMPETENS untuk menjadi pemimpin/pelayan Tuhan.
Ia sudah matang dan paham bahwa dunia pelayanan memang berbeda dengan dunia pekerjaan sekuler. Ia taat pada pimpinan Roh dan mengerti ada harga yang harus dibayar dalam pelayanan. Spiritual formation ya sudah terbentuk dengan disiplin rohani yang baik, yakni mengosongkan diri untuk menjadi hamba yang setia sebagaimana teladan Kristus.
Saudaraku, tahap-tahap diatas nampaknya memang mudah dituliskan namun teramat sulit untuk dijalankan. Tetapi satu hal yang kita pelajari di sini, bahwa keberhasilan pelayanan di dalam Gereja ternyata tidak cukup hanya dari himbauan di kotbah dan ceramah saja, harus ada mentor yang tepat dan terlatih untuk mendampingi setiap proses pertumbuhan pelayanan, mulai dari Trust, Will, Purpose sampai Competency. Inilah yang oleh pemazmur digambarkan seperti anak panah di tangan pahlawan (Mazmur 127:4).
Coba lihat, Yosua punya Musa,
Salomo punya Daud, Elisa punya Elia, Timotius punya Paulus.
Lha...anda punya mentor siapa??
Post a Comment for "Proses Pertumbuhan Seorang Pelayan Tuhan"