Kasih Dan Pengampunan
Kasih dan pengampunan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema kasih dan pengampunan diambil dari kitab Kejadian 50: 15-21.
Melupakan dan mengapuni kesalahan orang (yang dengan sengaja dilakukan) untuk mencelakai kita, sangatlah tidak mudah. Sungguh, diperlukan kebesaran hati yang dikerjakan oleh Roh Kudus, untuk melepas masa lalu dan melihat rancangan besar didepan yang tengah dikerjakan oleh Allah bagi kita. Biasanya yang banyak terjadi adalah hukum balas dendam; "mata ganti mata, gigi ganti gigi.!" dan hal itu memang diperbolehkan dalam hukum Musa, sebagai prinsip hukum yang paling dasar yang bernama keadilan.
Karena itu kita (dan dunia) akan senantiasa kagum akan "kelangkaan" dan "keanehan" orang Kristen (yang oleh karena pertolongan Roh Kudus) mampu membalas kejahatan dengan kebaikan, kutuk dengan berkat, perlakuan jahat dengan kebaikan, dendam kusumat dengan rahmat.
Nah, mari kita belajar dari satu tokoh Alkitab yang namanya Yusuf. Kita tahu kisah keluarganya; bagaimana ia disakiti dan dianiaya oleh saudara saudaranya sendiri karena mimpi yang dari TUHAN dan kebenaran yang dia sampaikan, Rencana penyingkiran dan pembunuhan atas diri Yusuf dikerjakan dengan rapi oleh saudara saudaranya sendiri. Kisah hidup Yusuf selanjutnya memang bisa kita baca dalam kitab Kejadian pasal 37 sampai pasal 50.
Saudara, hidup Yusuf adalah contoh penggambaran yang paling baik dari lagu:
Ketika hatiku t'lah di sakiti
Ajarku memberi hati mengampuni
Ketika hidupku t'lah dihakimi
Ajarku memberi hati mengasihi
Reff:
Ampuni bila kami
Tak mampu mengampuni
Yang bersalah kepada kami
Seperti hati Bapa
Mengampuni mengasihi tiada pamrih
Wow, bagaimana Yusuf bisa memiliki hati yang jembar dalam kasih dan pengampunan? Padahal ia punya kesempatan untuk membalaskan semua sakit hatinya menjernihkan perkara dan merehabilitasi nama baiknya. Mengapa saat ia telah berkuasa di Mesir (sebagai orang kedua setelah Firaun) ia tidak memenjarakan Potifar dan istrinya? Atau juru minuman raja yang mengabaikan janjinya? Atau saudara saudaranya yang jahat hati dan berencana membunuhnya? Bukankah sekarang dia punya kuasa dan kesempatan untuk itu?
Jawabnya adalah karena Yusuf take a lesson dari semua peristiwa hidupnya, sebagai perkara yang memang dirancangkan oleh Allah untuk mendatangkan kebaikan. Yusuf percaya bahwa balas dendam bukanlah solusinya. Yusuf malah percaya bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilihnya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya (Roma 8:28,30)
Yusuf tahu bahwa semua yang dia alami dan jalani adalah ujian hidup yang akan mendatangkan kebaikan dan kemuliaan karakter seorang raja. Fitnah, penolakan, pembuangan dan penderitaan yang dialaminya justru menjadi batu uji yang dipersiapkan TUHAN untuk menempa Yusuf menjadi pemimpin yang murni hatinya, tangguh fisiknya dan disegani karena welas asihnya. Sungguh tidak ada jalan yang mudah bagi tempat yang terindah.
Yusuf melihat jalan hidupnya dengan mata iman yang lebih luas. Bahwa semua yang sedang ia alami dan jalani itu bukan sekedar cerita tentang dirinya sendiri tetapi cerita tentang TUHAN di dalam dan melalui hidupnya. Itu semua adalah cerita tentang pembentukan sebuah bangsa yang disebut Israel.
Mother Teresa menggambarkan hidupnya (dalam sejarahnya TUHAN), sbb: "I'm a little pencil in the hand of writing God, who is sending a love letter to the world."
Yess!! Inilah yang harus kita mengerti dan terus sadari, bahwa hidup ini bukan (sekedar) tentang diri kita. Kita hanya bagian kecil seluruh kebesaran sejarah TUHAN. Karena itu; jangan lembek dan baperan jika mengalami ejekan dan aniaya oleh karena kita hidup dalam jalan kebenaran Tuhan. Tetaplah tangguh dan setia dalam menjalani pesan dan peran Tuhan. Sadari alur besar God's story and God's history in your life.
Jika kita memiliki cara pandang yang seperti itu, maka hati kita tidak mudah untuk disakiti dan malah akan membantu kita untuk melihat segala peristiwa dengan kaca mata optimis dan positif. Kita bisa seperti Yusuf yang berkata:
"Memang kamu telah mereka-rekakan yg jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yg terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yg besar."(Kejadian 50:20).
Melupakan dan mengapuni kesalahan orang (yang dengan sengaja dilakukan) untuk mencelakai kita, sangatlah tidak mudah. Sungguh, diperlukan kebesaran hati yang dikerjakan oleh Roh Kudus, untuk melepas masa lalu dan melihat rancangan besar didepan yang tengah dikerjakan oleh Allah bagi kita. Biasanya yang banyak terjadi adalah hukum balas dendam; "mata ganti mata, gigi ganti gigi.!" dan hal itu memang diperbolehkan dalam hukum Musa, sebagai prinsip hukum yang paling dasar yang bernama keadilan.
Karena itu kita (dan dunia) akan senantiasa kagum akan "kelangkaan" dan "keanehan" orang Kristen (yang oleh karena pertolongan Roh Kudus) mampu membalas kejahatan dengan kebaikan, kutuk dengan berkat, perlakuan jahat dengan kebaikan, dendam kusumat dengan rahmat.
Nah, mari kita belajar dari satu tokoh Alkitab yang namanya Yusuf. Kita tahu kisah keluarganya; bagaimana ia disakiti dan dianiaya oleh saudara saudaranya sendiri karena mimpi yang dari TUHAN dan kebenaran yang dia sampaikan, Rencana penyingkiran dan pembunuhan atas diri Yusuf dikerjakan dengan rapi oleh saudara saudaranya sendiri. Kisah hidup Yusuf selanjutnya memang bisa kita baca dalam kitab Kejadian pasal 37 sampai pasal 50.
Saudara, hidup Yusuf adalah contoh penggambaran yang paling baik dari lagu:
Ketika hatiku t'lah di sakiti
Ajarku memberi hati mengampuni
Ketika hidupku t'lah dihakimi
Ajarku memberi hati mengasihi
Reff:
Ampuni bila kami
Tak mampu mengampuni
Yang bersalah kepada kami
Seperti hati Bapa
Mengampuni mengasihi tiada pamrih
Wow, bagaimana Yusuf bisa memiliki hati yang jembar dalam kasih dan pengampunan? Padahal ia punya kesempatan untuk membalaskan semua sakit hatinya menjernihkan perkara dan merehabilitasi nama baiknya. Mengapa saat ia telah berkuasa di Mesir (sebagai orang kedua setelah Firaun) ia tidak memenjarakan Potifar dan istrinya? Atau juru minuman raja yang mengabaikan janjinya? Atau saudara saudaranya yang jahat hati dan berencana membunuhnya? Bukankah sekarang dia punya kuasa dan kesempatan untuk itu?
Jawabnya adalah karena Yusuf take a lesson dari semua peristiwa hidupnya, sebagai perkara yang memang dirancangkan oleh Allah untuk mendatangkan kebaikan. Yusuf percaya bahwa balas dendam bukanlah solusinya. Yusuf malah percaya bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilihnya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya (Roma 8:28,30)
Yusuf tahu bahwa semua yang dia alami dan jalani adalah ujian hidup yang akan mendatangkan kebaikan dan kemuliaan karakter seorang raja. Fitnah, penolakan, pembuangan dan penderitaan yang dialaminya justru menjadi batu uji yang dipersiapkan TUHAN untuk menempa Yusuf menjadi pemimpin yang murni hatinya, tangguh fisiknya dan disegani karena welas asihnya. Sungguh tidak ada jalan yang mudah bagi tempat yang terindah.
Yusuf melihat jalan hidupnya dengan mata iman yang lebih luas. Bahwa semua yang sedang ia alami dan jalani itu bukan sekedar cerita tentang dirinya sendiri tetapi cerita tentang TUHAN di dalam dan melalui hidupnya. Itu semua adalah cerita tentang pembentukan sebuah bangsa yang disebut Israel.
Mother Teresa menggambarkan hidupnya (dalam sejarahnya TUHAN), sbb: "I'm a little pencil in the hand of writing God, who is sending a love letter to the world."
Yess!! Inilah yang harus kita mengerti dan terus sadari, bahwa hidup ini bukan (sekedar) tentang diri kita. Kita hanya bagian kecil seluruh kebesaran sejarah TUHAN. Karena itu; jangan lembek dan baperan jika mengalami ejekan dan aniaya oleh karena kita hidup dalam jalan kebenaran Tuhan. Tetaplah tangguh dan setia dalam menjalani pesan dan peran Tuhan. Sadari alur besar God's story and God's history in your life.
Jika kita memiliki cara pandang yang seperti itu, maka hati kita tidak mudah untuk disakiti dan malah akan membantu kita untuk melihat segala peristiwa dengan kaca mata optimis dan positif. Kita bisa seperti Yusuf yang berkata:
"Memang kamu telah mereka-rekakan yg jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yg terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yg besar."(Kejadian 50:20).
Post a Comment for "Kasih Dan Pengampunan"