Translate

Manfaat Menggunakan Perlengkapan Rohani

Manfaat menggunakan perlengkapan rohani ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tentang manfaat menggunakan perlengkapan rohani diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat yang ada di kota Efesus, yaitu dalam Efesus 6:10-17. Dalam Efesus 6:10, rasul Paulus dalam pimpinan, tuntunan, arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus, menulis: Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa–Nya.

Empat, semua orang harus menggunakan perlengkapan rohani.
Tujuan mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah tercantum di dalam Ef 6:11 dan 13 yaitu “supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis” dan “supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.”

Dengan kata lain, kekristenan mempunyai dua aspek sekaligus: defensive atau bertahan dalam menghadapi serangan musuh; offensive supaya dapat mengadakan perlawanan untuk mengalahkan musuh. Iman Kristen tidak hanya bersifat defensive tapi juga harus bersifat offensive agar mampu menyadarkan dan meyakinkan orang dunia bahwa konsep kebenaran Firman Allah itu bernilai tinggi sehingga mereka mau kembali pada kebenaran sejati.




Sehubungan dengan tindakan defensive dan offensive, teladan terbaik adalah Tuhan Yesus. Ketika Ia mulai melayani, Ia pergi ke padang gurun dan berpuasa selama 40 hari. Setelah itu, Iblis mulai menyerang dan menggoda-Nya, “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti” (Mat 4:3).

Tuhan segera menjawab, “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Mat 4:4). Jawaban itu masih bersifat defensive. Serangan kedua yaitu “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah (dari bubungan Bait Allah), sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikatNya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kakiMu jangan terantuk kepada batu” (Mat 4:6).

Tuhan menjawab, “Ada pula ter tulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” (Mat 4:7). Jawaban itupun masih tetap bersifat defensive. Akhirnya, Iblis melanjutkan dengan serangan ketiga, “Semua itu (kerajaan dunia dengan kemegahannya) akan kuberikan kepada- Mu, jika Engkau sujud menyembah aku” (Mat 4:9). Segera Tuhan mengatakan dengan tegas, “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti” (Mat 4:10). Jawaban tersebut tidak lagi bersifat defensive melainkan offensive karena Iblis tidak putus asa dalam mencobai Dia.

Selain itu, Tuhan Yesus juga pernah dicobai dengan menggunakan seorang perempuan berzinah. Para ahli Taurat dan orang Farisi menjebak-Nya dengan mengatakan, “Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan -perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?” (Yohanes 8:5). Pada mulanya Yesus bersikap defensive dengan berdiam diri.

Namun ketika mereka terus men desak- Nya maka Yesus segera memberikan jawaban offensive, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu” (Yohanes 8:7).

Tuhan Yesus pun pernah secara eksplisit bersikap offensive terhadap orang Yahudi yang mencela-Nya, “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Tetapi karena Aku mengatakan kebenaran kepadamu, kamu tidak percaya kepada-Ku. Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepada-Ku?” (Yohanes 8:44 & 45-46). Ketika Tuhan Yesus menyatakan suatu kebenaran dan ke adilan, justru pada saat itu orang Yahudi tidak bersedia mendengarkan-Nya karena dianggap terlalu tajam.

Seharusnya inilah tugas Kekristenan yaitu mengerti posisinya di me dan pertempuran yang harus dimenangkannya. Jika seorang anak Tuhan sanggup menyatakan kebenaran maka ia berhasil menjadi garam dan terang dunia. Alkitab mengatakan, “Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang” (Mat 5:13). Dengan kata lain, jika seseorang bersedia menjadi Kristen, berarti ia mau kembali kepada kehendak Tuhan.

Post a Comment for "Manfaat Menggunakan Perlengkapan Rohani"