Makna Pengurapan Bagi Orang Percaya
Makna pengurapan bagi orang percaya ~ Landasan firman Tuhan untuk tema makna pengurapan bagi orang percaya diambil dari Injil Lukad 3:21-22; 4:18. Hari ini kita membahas Trilogi pertama dari pemuridan yakni PENGURAPAN.
Mencermati apa yang terjadi di Mesir, Suriah dan yang akhir-akhir ini tanda-tandanya mulai terjadi di Indonesia (yakni kekerasan yang diarahkan ke konflik ras dan agama), seorang rekan mengatakan bahwa itu semua sudah dinubuatkan dalam Alkitab. Anti Chrits akan datang dengan kekekuatan yang bergelombang banyak gereja akan mendapati aniaya dan orang percaya akan menyangkali imannya, ya semua sudah dinubuatkan dan pasti akan terjadi.
Ooo...tentu kami tak menyangkali bahwa itu semua sudah di nubuatkan oleh Tuhan Yesus sendiri bahwa banyak orang akan tergoncang imannya dan tercerai berai seperti domba tanpa gembala. Dan bahwa gembala-gembala akan dianiaya dan dibunuh. Ya, semuanya itu sudah dinubuatkan.
Tetapi, apakah dengan demikian kita berdiam diri saja dalam menantikan kegenapan nubuatan tersebut? Apakah itu yang diinginkan oleh Tuhan. Atau sesungguhnya Tuhan memberitahukan nubuatan tersebut untuk mengingatkan kita mempersiapkan kita dan mengurapi kita agar dapat bertahan dan bahkan berkemenangan jika sesuatu yang buruk itu benar-benar terjadi?
PENGURAPAN
Ya, kunci itulah yang diajarkan dan diteladankan oleh Yesus sendiri. Ada dua model pengurapan yang dicontohkan oleh Yesus sendiri, yakni baptisan dan pembasuhan kaki.
Yesus sebelum memasuki panggilan pelayananNya, Ia menerima pengurapan Allah melalui baptisan Yohanes. Yohanes tentu saja awalnya menolak, sebab bagaimana mungkin ia membaptiskan Anak Allah yang jauh lebih besar dari dirinya, sedang membungkuk dan membuka tali kasutNya saja ia tidak layak (Mark 1:7). Namun semua yang telah menjadi ketetapan Allah harus digenapi, karena itu Yesus harus di baptiskan oleh Yohanes dan menerima pengurapan Roh Kudus dari Allah.
Yesus sebelum memasuki Yerusalem untuk menggenapi seluruh nubuatan tentang penderitaan dan kematianNya (serta kebangkitanNya), Ia juga diurapi kakinya oleh Maria dengan setengah kati minyak Narwastu murni yang mahal harganya. Itu adalah pengurapan yang sangat dramatis untuk meneguhkan kaki Yesus sebelum melalui jalan derita via dolorosa dan pengurapan itu juga dilakukan oleh Maria untuk menyiapkan kematian Yesus.
Saudara, jika disimpulkan, pengurapan itu meliputi 3 hal:
Pertama, adanya panggilan yang jelas untuk melayani, bukan ikut-ikutan atau mencari kenyamanan diri sendiri. Gereja harus mulai menegaskan ulang panggilan pelayanan ini.
Kedua, kerendahan hati untuk sedia "tunduk" pada penggenapan rencana Sang BAPA walau untuk itu kita harus menderita.
Ketiga, kesiapan untuk memasuki jalan derita dan bahkan kematian dengan keanggunan cinta dan pengabdian.
Jadi, melalui pengurapan, panggilan akan diteguhkan. Melalui pengurapan, penderitaan akan dihadapi dengan penuh keberanian. Melalui pengurapan, kematian bukanlah ujung maut, melainkan pintu awal bagi kebenaran dan kehidupan yang akan dinyatakan.
"Karena (dengan demikian) kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu. Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal." (1Petrus 1:22-23)
Bersambung....
Mencermati apa yang terjadi di Mesir, Suriah dan yang akhir-akhir ini tanda-tandanya mulai terjadi di Indonesia (yakni kekerasan yang diarahkan ke konflik ras dan agama), seorang rekan mengatakan bahwa itu semua sudah dinubuatkan dalam Alkitab. Anti Chrits akan datang dengan kekekuatan yang bergelombang banyak gereja akan mendapati aniaya dan orang percaya akan menyangkali imannya, ya semua sudah dinubuatkan dan pasti akan terjadi.
Ooo...tentu kami tak menyangkali bahwa itu semua sudah di nubuatkan oleh Tuhan Yesus sendiri bahwa banyak orang akan tergoncang imannya dan tercerai berai seperti domba tanpa gembala. Dan bahwa gembala-gembala akan dianiaya dan dibunuh. Ya, semuanya itu sudah dinubuatkan.
Tetapi, apakah dengan demikian kita berdiam diri saja dalam menantikan kegenapan nubuatan tersebut? Apakah itu yang diinginkan oleh Tuhan. Atau sesungguhnya Tuhan memberitahukan nubuatan tersebut untuk mengingatkan kita mempersiapkan kita dan mengurapi kita agar dapat bertahan dan bahkan berkemenangan jika sesuatu yang buruk itu benar-benar terjadi?
PENGURAPAN
Ya, kunci itulah yang diajarkan dan diteladankan oleh Yesus sendiri. Ada dua model pengurapan yang dicontohkan oleh Yesus sendiri, yakni baptisan dan pembasuhan kaki.
Yesus sebelum memasuki panggilan pelayananNya, Ia menerima pengurapan Allah melalui baptisan Yohanes. Yohanes tentu saja awalnya menolak, sebab bagaimana mungkin ia membaptiskan Anak Allah yang jauh lebih besar dari dirinya, sedang membungkuk dan membuka tali kasutNya saja ia tidak layak (Mark 1:7). Namun semua yang telah menjadi ketetapan Allah harus digenapi, karena itu Yesus harus di baptiskan oleh Yohanes dan menerima pengurapan Roh Kudus dari Allah.
Yesus sebelum memasuki Yerusalem untuk menggenapi seluruh nubuatan tentang penderitaan dan kematianNya (serta kebangkitanNya), Ia juga diurapi kakinya oleh Maria dengan setengah kati minyak Narwastu murni yang mahal harganya. Itu adalah pengurapan yang sangat dramatis untuk meneguhkan kaki Yesus sebelum melalui jalan derita via dolorosa dan pengurapan itu juga dilakukan oleh Maria untuk menyiapkan kematian Yesus.
Saudara, jika disimpulkan, pengurapan itu meliputi 3 hal:
Pertama, adanya panggilan yang jelas untuk melayani, bukan ikut-ikutan atau mencari kenyamanan diri sendiri. Gereja harus mulai menegaskan ulang panggilan pelayanan ini.
Kedua, kerendahan hati untuk sedia "tunduk" pada penggenapan rencana Sang BAPA walau untuk itu kita harus menderita.
Ketiga, kesiapan untuk memasuki jalan derita dan bahkan kematian dengan keanggunan cinta dan pengabdian.
Jadi, melalui pengurapan, panggilan akan diteguhkan. Melalui pengurapan, penderitaan akan dihadapi dengan penuh keberanian. Melalui pengurapan, kematian bukanlah ujung maut, melainkan pintu awal bagi kebenaran dan kehidupan yang akan dinyatakan.
"Karena (dengan demikian) kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu. Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal." (1Petrus 1:22-23)
Bersambung....
Post a Comment for "Makna Pengurapan Bagi Orang Percaya"