Bisakah Iblis Dilawan Dengan Batu Kecil?
Melontar jamrah jadi salah satu wajib haji para jemaah. Ada makna perlawanan terhadap iblis dari prosesi yang dibarengi dengan mabit (bermalam) di Mina ini.
Jadwal untuk melontar jamrah sendiri sudah diatur usai para jemaah bergerak dari Arafah dan Muzdalfah. Yakni jamrah Awabah pada tanggal 10 Zulhijah dan jamrah Ula, Ustho dan serta Aqabah pada 11 dan 12 Zulhijah bagi jemaah yang mengambil nafar awal.
Sedangkan bagi jemaah yang mengambil nafar tsani mala wajib untuk melontar jamrah Ula, Ustho dan serta Aqabah pada 11, 12 dan 13 Zulhijah.
Ustaz Muhammad Hafidz, pembimbing jemaah haji khusus Maktour menjelaskan, makna melontar jamrah dengan batu kerikil merupakan simbol perlawanan terhadap iblis. Sebab, iblis adalah musuh yang nyata.
"Namun sayangnya seringkali iblis itu lebih canggih saat menggoda kita (manusia-red.), karena dia masuk dari hal-hal yang sangat logis. Bahkan mengandalkan pengetahuan-pengetahuan agama yang kita tahu," ujarnya.
Contohnya, ketika kita melakukan pelanggaran, tetapi di dalam hati ada bisikan yang kira-kira begini, 'udah biarin aja, Allah Maha Pemaaf'. Akhirnya, lantaran terpengaruh bisikan tersebut kita melakukan pelanggaran, apapun jenisnya.
Sebenarnya hati kecil kita gelisah, karena tahu itu perbuatan salah. Tetapi iblis bilang begini, 'nanti kalau salat tobat selesai urusan', sehingga kita berani melakukan kesalahan.
"Padahal Rasulullah SAW mengatakan, jangan kalian melakukan dosa walaupun kecil karena kau tak akan tahu dosa mana yang buat Allah murka kepadamu," ustaz Hafidz menambahkan.
Jadi harapan dari melontar jamrah ini adalah para jemaah dapat lebih kuat ketika menghadapi berbagai bujuk rayu negatif, bisikan iblis harus dilawan!
"Jangan pernah meremehkan dosa kecil, hindari bisikan-bisikan iblis yang terkesan meremehkan dosa. Bagaimanapun juga dosa adalah dosa. Rasulullah SAW bilang kau tak akan tahu dosa mana yang buat Allah murka kepadamu, jadi hati-hati," jelas Ustaz Hafidz.
"Jangan berlindung di balik kata-kata 'Allah Maha Pengampun', betul Allah Maha Pengampun. Tetapi ketika kita melakukan dosa tanpa rasa takut dengan iming-iming iblis 'Allah Maha Pengampun, inilah yang dilakukannya kala menggoda kakek kita, Nabi Adam AS," jelasnya.
Kembali ke soal jadwal melontar jamrah. Jemaah Indonesia sendiri sudah memiliki jadwal khusus yang tergabung dengan jemaah lain dari Asia Tenggara.
Dijelaskan Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Mekah, Subhan Cholid, waktu melontar jamrah jemaah RI dimulai tanggal 10 Zulhijah, pada tanggal ini jemaah Indonesia dilarang melontar jamrah pada pukul 04.00-10.00.
Sementara pada tanggal 11 Zulhijah bisa dilakukan sepanjang hari, dan larangan melontar jamrah kembali berlaku pada 12 Zulhijah pukul 10.00-14.00.
Jadwal untuk melontar jamrah sendiri sudah diatur usai para jemaah bergerak dari Arafah dan Muzdalfah. Yakni jamrah Awabah pada tanggal 10 Zulhijah dan jamrah Ula, Ustho dan serta Aqabah pada 11 dan 12 Zulhijah bagi jemaah yang mengambil nafar awal.
Sedangkan bagi jemaah yang mengambil nafar tsani mala wajib untuk melontar jamrah Ula, Ustho dan serta Aqabah pada 11, 12 dan 13 Zulhijah.
Ustaz Muhammad Hafidz, pembimbing jemaah haji khusus Maktour menjelaskan, makna melontar jamrah dengan batu kerikil merupakan simbol perlawanan terhadap iblis. Sebab, iblis adalah musuh yang nyata.
"Namun sayangnya seringkali iblis itu lebih canggih saat menggoda kita (manusia-red.), karena dia masuk dari hal-hal yang sangat logis. Bahkan mengandalkan pengetahuan-pengetahuan agama yang kita tahu," ujarnya.
Contohnya, ketika kita melakukan pelanggaran, tetapi di dalam hati ada bisikan yang kira-kira begini, 'udah biarin aja, Allah Maha Pemaaf'. Akhirnya, lantaran terpengaruh bisikan tersebut kita melakukan pelanggaran, apapun jenisnya.
Sebenarnya hati kecil kita gelisah, karena tahu itu perbuatan salah. Tetapi iblis bilang begini, 'nanti kalau salat tobat selesai urusan', sehingga kita berani melakukan kesalahan.
"Padahal Rasulullah SAW mengatakan, jangan kalian melakukan dosa walaupun kecil karena kau tak akan tahu dosa mana yang buat Allah murka kepadamu," ustaz Hafidz menambahkan.
Jadi harapan dari melontar jamrah ini adalah para jemaah dapat lebih kuat ketika menghadapi berbagai bujuk rayu negatif, bisikan iblis harus dilawan!
"Jangan pernah meremehkan dosa kecil, hindari bisikan-bisikan iblis yang terkesan meremehkan dosa. Bagaimanapun juga dosa adalah dosa. Rasulullah SAW bilang kau tak akan tahu dosa mana yang buat Allah murka kepadamu, jadi hati-hati," jelas Ustaz Hafidz.
"Jangan berlindung di balik kata-kata 'Allah Maha Pengampun', betul Allah Maha Pengampun. Tetapi ketika kita melakukan dosa tanpa rasa takut dengan iming-iming iblis 'Allah Maha Pengampun, inilah yang dilakukannya kala menggoda kakek kita, Nabi Adam AS," jelasnya.
Kembali ke soal jadwal melontar jamrah. Jemaah Indonesia sendiri sudah memiliki jadwal khusus yang tergabung dengan jemaah lain dari Asia Tenggara.
Dijelaskan Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Mekah, Subhan Cholid, waktu melontar jamrah jemaah RI dimulai tanggal 10 Zulhijah, pada tanggal ini jemaah Indonesia dilarang melontar jamrah pada pukul 04.00-10.00.
Sementara pada tanggal 11 Zulhijah bisa dilakukan sepanjang hari, dan larangan melontar jamrah kembali berlaku pada 12 Zulhijah pukul 10.00-14.00.
Post a Comment for "Bisakah Iblis Dilawan Dengan Batu Kecil?"