Translate

Mati Dalam Tuhan Itu Bahagia

Mati dalam Tuhan itu bahagia ~ Landasan firman Tuhan untuk tema mati dalam Tuhan itu bahagia diambil dari kitab Wahyu 14:13. Penulis kitab Wahyu menulis: “Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini”. “Sungguh”, kata Roh, “supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka”.

Kematian seringkali menjadi sebuah berita yang menakutkan dan juga momok yang sangat mengerikan bagi semua orang.  Itulah sebabnya tak seorang pun yang antusias, bahkan sebaliknya, merasa enggan dan berusaha menghindarkan diri memperbincangkan hal ini. 

Andaikata disuruh memilih antara kematian dan kehidupan, semua orang pasti akan memilih kehidupan.  Namun berita buruknya, tak seorang pun dari kita yang bisa menghindarkan diri dari kematian, artinya cepat atau lambat semua orang pasti akan mengalami kematian;  dan kematian itu tidak mengenal status, usia dan juga pangkat.  

“Tiada seorang pun berkuasa menahan angin dan tiada seorang pun berkuasa menahan hari kematian...” Peng. 8:8.
Kalimat tanya: “Mengapa orang yang mati dalam Tuhan disebut berbahagia?”
Kalimat peralihan: Berdasarkan firman Tuhan dalam Wahyu 14:13, maka ada beberapa menjadi alasan kuat bahwa orang yang mati dalam Tuhan itu berbahagia, yaitu:


1.  Karena “mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka”.
Hal itu menunjukkan bahwa:
· Kehidupan orang percaya itu tidak pernah lepas dari jerih lelah
· Kehidupan orang percaya bukanlah kehidupan yang santai, melainkan kehidupan yang berjuang untuk taat, setia dan benar sampai akhir
· Di akhir kehidupan ini, Tuhan mengijinkan kita untuk berhenti dari perjuangan kehidupan.
· Kematian bukanlah akhir dari segalanya
· Kata “beristirahat atau istirahat” dlm bhs asli Yun. menggunakan kata “anapauo” yang artinya memberi kelegaan, menyegarkan”.
· Kata “jerih lelah” dalam bhs asli Yun. menggunakan kata “kopos” yang artinya kesulitan, kesusahan dan menyusahkan seseorang.
· Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kematian dalam perspektif iman Kristen bukanlah sesuatu yang menakutkan.
·  Tapi kematian merupakan jalan yang memberi kelegaan, menyegarkan dan melepaskan seseorang dari segala kesulitan, dan kesusahan yang menyusahkan hidupnya.
· Berdasarkan pemahaman itu, maka benarlah pernyataan rasul Yohanes bahwa: “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini”.
· Jadi, kematian merupakan cara Tuhan untuk membuat hamba-Nya bapak Nikson Sihite untuk beristirahat dari jerih lelahnya.

2.    Karena “perbuatan mereka menyertai mereka”.
·  Tidak ada perbuatan baik yang dilakukan oleh orang percaya yang dilupakan oleh Tuhan.
· Ingat perbuatan baik di sini bukan syarat untuk masuk sorga, tetapi wujud syukur dan terimakasih kita kepada Tuhan yang telah menyelamatkan kita.
· Kata “perbuatan” dlm bhs Yun. menggunakan kata “ergon” yang artinya: “tugas; buah; buah pekerjaan”.
· Bicara tentang tugas, bicara tentang buah pekerjaan, maka hal itu berkorelasi dengan tujuan pemilihan dan penyelamatan kita oleh Yesus Kristus, sebagaimana dicatat dalam Yohanes 15:16a: “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap”.
· Jadi, semua tugas dan perbuatan kita di dalam Tuhan, bersama Tuhan dan untuk Tuhan tidak akan pernah sia-sia. 1 Korintus 15:58: “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”.
· Ini memberi inspirasi dan motivasi bagi kita bahwa selama kita hidup di dunia ini, kita perlu melakukan yang terbaik kepada sesama, mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan dan melayani serta menyenangkan hati Tuhan.
· Dengan demikian, kematian akan menjadi suatu keuntungan apabila selama kita hidup, kita telah hidup bagi Kristus, seperti yang dikatakan oleh rasul Paulus: “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” – Filipi 1:21.
· Berdasarkan pemahaman itu, maka benarlah pernyataan rasul Yohanes bahwa: “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini”.
·  Jadi, kematian hamba-Nya bapak Maruli Hutabarat suatu kebahagiaan karena segala pekerjaannya di dalam Tuhan, bersama Tuhan, dan untuk Tuhan tidak akan pernah sia-sia.

Kematian orang-orang yang di dalam Tuhan secara khusus hamba-Nya bapak Maruli Hutabarat adalah kematian yang membahagiakan. Dikatakan demikian, karena: pertama, beliau telah mendapatkan kelegaan yang menyegarkan dan sudah terlepas dari segala kesulitan, kesusahan yang menyusahkan hidupnya; kedua, segala tugas, dan pekerjaan beliau di dalam Tuhan, bersama Tuhan dan untuk Tuhan tidak akan pernah sia-sia dan selalu bersama dengan beliau. Tuhan Yesus memberkati. Amin

Post a Comment for "Mati Dalam Tuhan Itu Bahagia"