Pemimpin Spiritual Yang Melayani Tuhan
Pemimpin spiritual yang melayani Tuhan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tentang pemimpin
spiritual yang melayani, diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat di kota
Tesalonika, yaitu 1 Tesalonika 5:17. Rasul Paulus dalam pimpinan, tuntunan,
arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus menulis: “Tetaplah berdoa”.
Selain itu,
bagian firman Tuhan lainnya diambil dari tulisan dokter Lukas, yaitu dalam
Kisah Para Rasul 9:8-9. Dokter Lukas, dalam pimpinan, tuntunan, arahan, bimbingan
dan ilham Roh Kudus, menulis: “Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya,
tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke
Damsyik. Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia
tidak makan dan minum”.
Selanjutnya
dalam kitab Ezra 7:10, penulis kitab Ezra dalam pimpinan, tuntunan, arahan,
bimbingan dan ilham Roh Kudus, menulis: “Sebab Ezra telah bertekad untuk
meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan
di antara orang Israel”.
Siapa itu pemimpin spiritual?
Pemimpin spiritual
adalah pemimpin yang menjalankan kepemimpinannya berdasarkan nilai-nilai
spiritual. Nilai-nilai spiritual itu diperolehnya melalui ketaatannya dalam
beribadah dan bertekad untuk mengaplikasikan nilai-nilai tersebut di dalam
pelaksanaan tugasnya sebagai pemimpin setiap hari. Dengan perkataan lain, pemimpin spiritual adalah pemimpin yang
kuat menjalin relasi dengan Allah Tritunggal dan diimplementasikannya dalam
relasinya dengan orang-orang yang dipimpinnya.
Dalam tulisan
ini saya menggunakan istilah spiritual. Ini hendak menunjuk kepada kehidupan
rohani, disiplin rohani dan relasi pribadi dengan Allah Tritunggal. Lalu pemimpin
yang melayani Tuhan adalah orang yang terpanggil untuk
melayani Tuhan dalam seluruh aspek hidupnya. Jadi, pemimpin spiritualitas adalah seorang pelayan Tuhan yang konsisten membangun relasi dengan Tuhan melalui
disiplin rohani (doa, ibadah, membaca firman Tuhan, berpuasa), sehingga mampu
menjalankan tugas kepemimpinannya setiap hari.
Sedangkan
menurut Jermia Djadi, spiritual seorang pelayan Tuhan adalah
kehidupan rohani atau disiplin rohani atau hubungan pribadi dengan Allah yang
dilakukan secara konsisten oleh seorang pelayanan Tuhan atau orang yang
terpanggil untuk melayani Tuhan dalam seluruh aspek kehidupannya, baik secara
formal maupun non formal.[1]
Menjadi
pemimpin spiritual bukanlah suatu hal mudah dan terjadi dengan gampang. Namun ada
langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai proses sampai tercapai predikat
sebagai pemimpin spiritual. Minimal ada tiga langkah yang perlu dilakukan,
yaitu:
Satu, pemimpin spiritual
harus berdisiplin dalam berdoa.
Pemimpin
spiritual yang berkeinginan kuat untuk sukses dalam kepemimpinannya, maka dia
harus bertekun dan disiplin dalam berdoa. Rasul
Paulus menulis dalam suratnya kepada jemaat di kota Tesalonika,
“Tetaplah berdoa” – 1 Tesalonika
5:17.
Seorang
pemimpin spiritual yang
lemah dalam doa, maka ia juga menjadi
lemah dalam kepemimpinannya dan juga dalam memimpin umat Tuhan. Harus diakui bahwa pemimpin spiritual acap kali sangat
sibuk dalam melayani Tuhan dan jemaatNya.
Ketika seorang
pemimpin spiritual tidak disiplin dalam berdoa, maka ia akan mudah menjadi
lemah dan kehilangan wibawa ilahi dalam kepemimpinannya. Dampaknya ia tidak
menjadi berkat bagi orang-orang yang dilayani. Jadi, seorang pemimpin spiritual harus disiplin dalam
memakai waktunya untuk berdoa kepada Allah Tritunggal – Markus 1:35. Pemimpin spiritual
yang berdisiplin dalam doa, maka ia senantiasa memperoleh kemenangan dari
setiap pencobaan yang dialaminya.
Dua, pemimpin spiritual harus berdisiplin dalam berpuasa.
Tuhan
Yesus adalah pemimpin spiritual yang menjadi teladan bagi setiap pemimpin
spiritual pada masa kini. Dikatakan demikian karena Tuhan Yesus selain
berdisiplin dalam berdoa, Dia juga berdisiplin dalam hal berpuasa. Karena bagi Tuhan
Yesus sebagai pemimpin spiritual doa dan puasa itu bagaikan dua sisi mata uang
tidak bisa dipisahkan.
Pemimpin
spiritual yang berdisiplin dalam berpuasa dan teratur melakukannya maka ia
pasti mengalami kuasa Allah Tritunggal dan memiliki kharisma rohani sebagai
pemimpin. Tetapi sebaliknya kalau seorang pemimpin spiritual tidak disiplin
dalam berdoa, dan tidak berdisiplin dalam berpuasa, maka ia akan menjadi orang
yang munafik.
Saulus yang
berasal dari daerah Tarsus, melakukan puasa secara total dalam waktu tiga hari
dan tiga malam. Ini terjadi setelah Saulus bertemu dengan Tuhan dalam
perjalanan menuju ke Damsyik – Kisah Para Rasul 9:8-9.
Tiga, pemimpin spiritual harus berdisiplin dalam membaca
firman Tuhan.
Pemimpin
spiritual selain harus disiplin dalam berdoa dan berpuasa, dia juga harus
berdisiplin dalam membaca firman Tuhan. Pembacaan firman Tuhan harus menjadi agenda pertama
terutama dalam kehidupan seorang pemimpin spiritual. Pemimpin spiritual harus
rajin bersekutu dengan Tuhan untuk mendengarkan Tuhan berbicara di dalam
firmanNya yang tertulis.
Pemimpin
spiritual bukan hanya rajin membaca firman Tuhan, tetapi juga dia harus
merenungkannya secara mendalam untuk mendapatkan tuntunan, arahan dan bimbingan
Tuhan bagi hidup dan kepemimpinannya. Dan pada saat yang bersamaan sang
pemimpin spiritual bertekad dan memiliki komitmen untuk melakukan firman itu
hidupnya setiap hari.
[1]
Jermia Djadi, Spiritual Seorang Pelayan Tuhan (Makassar: Jurnal Teologi dan
Pastoral Jaffray Vol.10, No. 1, April 2012), 110.
Post a Comment for "Pemimpin Spiritual Yang Melayani Tuhan"