Menjadi Keluarga Yang Diberkati Oleh Tuhan
Menjadi
keluarga yang diberkati oleh Tuhan ~ Landasan firman Tuhan
untuk tema tersebut diambil dari kitab Mazmur 37:25-35. Dalam Mazmur 37:25-26,
penulis kitab Mazmur dalam pimpinan, tuntunan, arahan, bimbingan dan ilham Roh
Kudus, menulis: “Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak
pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap
hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi
berkat”.
Mazmur 37 ini ditulis oleh
raja Daud. Dalam Mazmurnya, raja Daud memperlihatkan kepada kita tentang sukses
yang dicapai oleh orang fasik dan keberhasilan yang diraih oleh orang benar
yaitu yang hidupnya takut kepada Tuhan.
Raja Daud menegaskan bahwa
jalan untuk sukses yang ditempuh oleh orang fasik penuh kelicikan, kekerasan
dan melanggar hak-hak orang lain. Mereka melakukan itu tanpa rasa takut kepada
Tuhan. Mereka menghalalkan segala cara demi mencapai apa yang mereka inginkan.
Raja Daud menulis: “Orang-orang
fasik menghunus pedang dan melentur busur mereka untuk merobohkan orang-orang
sengsara dan orang-orang miskin, untuk membunuh orang-orang yang hidup jujur” –
Mazmur 37:14.
Itu sebabnya kalau kita
memperhatikan kehidupan orang fasik yang tidak takut akan Tuhan, mereka secara
materi tampak sangat kaya dan sukses serta diberkati. Tetapi dalam kelimpahan
mereka itu, mereka tidak menemukan arti kehidupan yang sebenarnya. Mengapa? Karena
mereka tidak bisa menjadi berkat secara rohani. Dan ujung dari kehidupan orang
fasik adalah kebinasaan.
Raja Daud menulis: “Karena
sedikit waktu lagi, maka lenyaplah orang fasik; jika engkau memperhatikannya
tempatnya, maka ia sudah tidak ada lagi. Sesungguhnya, orang-orang fasik akan
binasa;...” – Mazmur 37:10 dan 20.
Pertanyaan penting yang
perlu diajukan untuk direnungkan ialah: “Apa rahasianya supaya bisa menjadi
keluarga yang diberkati oleh Tuhan?” Berdasarkan firman Tuhan dalam kitab
Mazmur 37, maka ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, yaitu:
Satu,
keluarga harus hidup benar dihadapan Tuhan
Raja Daud menulis: “Dahulu
aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar
ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti” – Mazmur 37:25.
Kutipan firman Tuhan di atas
merupakan suatu analisa dan fakta empiris dalam pengalaman perjalanan hidup
Raja Daud, bahwa keluarga yang hidupnya benar dihadapan Tuhan tidak pernah
ditinggalkan oleh Tuhan. Bahkan pemeliharaan Tuhan berlangsung terus sampai
kepada keturunan ketiga.
Jadi, kalau kita mau supaya
Tuhan memberkati hidup keluarga kita dan sampai kepada anak dan cucu kita,
belajarlah untuk hidup benar di hadapan Tuhan. Hidup benar bukan berarti tidak
salah, tetapi berusaha dan berkomitmen sepenuh hati untuk hidup sesuai dengan
firman Tuhan.
Dua, keluarga harus hidup menjadi alat berkat Tuhan
Raja Daud menulis: “Tiap
hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi
berkat” – Mazmur 37:26. Sebagai keluarga yang hidup benar dihadapan Tuhan
ternyata tidak berhenti hanya sampai di titik itu saja. Keluarga harus memiliki
kepekaan dan kepedulian sosial terhadap sesama yang membutuhkan.
Bahasa teologisnya adalah
keluarga yang diberkati oleh Tuhan harus menjadi alat keberkatan Tuhan kepada
orang lain. Ditandai dengan ada belas kasihan dan memberi pinjaman kepada
mereka yang membutuhkan. Sikap dan tindakan yang dilakukan oleh orangtua pasti
diikuti oleh anak-anak dan cucu-cucunya. Raja Daud tegaskan “anak cucunya
menjadi berkat”.
Jadi, kalau kita sebagai
orangtua menabur yang benar dan dilihat oleh anak dan cucu kita, maka yang kita
tabur (belas kasihan, memberi pinjaman) akan dilanjutkan dan diteruskan oleh
anak-anak dan cucu-cucu kita. Inilah warisan iman dan pola kehidupan Kristen
yang kita harus tinggalkan, sehingga Tuhan dimuliakan.
Post a Comment for "Menjadi Keluarga Yang Diberkati Oleh Tuhan"