Translate

Integritas Hidup Umat Allah

Integritas hidup umat Allah ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari kitab Daniel 1:4. Penulis kitab Daniel dalam pimpinan, tuntunan, arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus, menulis: “Yakni orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela, yang berperawakan baik, yang memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu, yakini orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam istana raja, supaya mereka diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim”.

Kita sudah ditebus dan harganya telah lunas dibayar. Alat pembayarannya bukanlah uang, emas, atau perak melainkan darah yang mahal yaitu darah Anak Domba Allah yang sempurna yaitu darah Yesus yang tercurah di atas salib di Kalvari. Oleh karena itu, kita harus hidup dalam integritas sebagai ciri dari umat Allah.

Integritas itu apa?
Kata “integritas” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, didefinisikan sebagai: kebulatan, keutuhan, jujur, setia, dapat dipercaya. Integritas dapat juga diartikan, tidak munafik, luar dan dalam sama, tidak bersandiwara.



Sedangkan menurut pendapat dari salah seorang tokoh yang kontroversial di ibu kota yaitu mantap Gubernur DKI Jakarta: Basuki Tjahaya Purnama berkaitan dengan integritas, menegaskan bahwa: “Integritas adalah tidak memakai topeng”.

Berdasarkan pemaparan diatas tentang integritas, maka dapat ditegaskan bahwa integritas hidup sebagai umat Tuhan, ditanda-buktikan dengan hidup yang lurus, jujur, setia, dapat dipercaya dan menyatunya kata dengan perbuatan. Karakteristik semacam itulah yang Tuhan kehendaki ada dalam totalitas hidup umat-Nya.


Dalam kutipan firman Tuhan di atas, kita menemukan bahwa Daniel yang adalah umat Tuhan menunjuk suatu pola kehidupan yang penuh dengan integritas. Identitasnya sebagai umat Allah tidak diragukan.

Pertanyaan penting yang perlu diajukan untuk direnungkan ialah: “Apa bukti bahwa Daniel memiliki hidup yang berintegritas? Berdasarkan firman Tuhan di atas, maka ada beberapa bukti bahwa benar Daniel itu memiliki integritas, yaitu:

Satu, hidupnya tidak bercela.
Daniel membuktikan dirinya sebagai umat Tuhan yang hidupnya tidak bercela itu kita temukan dalam kesaksian Alkitab sendiri. Dikatakan dalam Daniel 1:4: “Yakni orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela, yang berperawakan baik, yang  memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak, dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu, yakni orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam istana raja, supaya mereka diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim”.

Kita sebagai umat Tuhan juga sama dengan Daniel. Jika Daniel menjaga hidupnya sedemikian rupa sampai tidak celanya, maka kita juga bisa menjaga hidup kita agar tidak bercela di hadapan manusia terlebih di hadapan Tuhan.

Dua, hidupnya dapat dipercayai.
Daniel dalam totalitas hidupnya, ia membuktikan dirinya sebagai pribadi yang bisa dipercayai oleh Tuhan dan juga oleh manusia. Itulah sebabnya dalam Daniel  6:4: “Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaanNya”.

Rasul Paulus dalam suratnya yang pertama kepada jemaat Tuhan yang ada di kota Korintus, yaitu dalam satu 1 Korintus 4:2: “Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercaya”.

Kita sebagai umat Tuhan juga harus membuktikan diri kita sebagai pribadi yang bisa dipercaya oleh Tuhan dan juga sesama. Pada saat kita hidup dalam integritas, maka Tuhan sendirilah yang akan mengangkat kita dan mempercayakan kepada kita banyak tanggung jawab karena memang kita layak menerimanya.

Tiga, hidup dalam komitmen yang kudus.
Daniel sebagai umat Tuhan, dia hidup di tengah-tengah bangsa yang tidak mengenal Tuhan. Perilaku mereka sangat bertentangan dengan nilai-nilai hidup yang dianut oleh Daniel. Daniel mewakili kelompok minoritas, tetapi minoritas bukanlah alasan untuk kompromi dengan dosa. Daniel mempertahankan identitasnya sebagai umat Tuhan dengan hidup dalam komitmen yang kudus. Alkitab mencatat dalam Daniel 1:8: “Daniel berketetapan  untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja ;dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya”.

Empat, hidup yang tidak serakah.
Hidup yang tidak serakah sebagai bagian dari integritas Daniel ditunjukan oleh Daniel ketika dia bisa menafsirkan tulisan di tembok dan memberitahukan maknanya kepada sang raja Babel. Dalam Daniel  5:17: “Kemudian Daniel menjawab raja: “Tahanlah hadiah tuanku, berikanlah pemberian tuanku kepada orang lain! Namun demikian, aku akan membaca tulisan itu bagi raja dan memberitahukan maknanya kepada tuanku”.

Post a Comment for "Integritas Hidup Umat Allah"