Karya Pelayanan Organis Roh Kudus
Karya pelayanan organis Roh Kudus ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari
surat rasul Paulus kepada Timotius, yaitu dalam 2 Timotius 1:7. Rasul Paulus
dalam pimpinan, tuntunan, arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus, menulis: “Sebab
Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang
membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban”.
Seorang penulis Kristen
berkaitan dengan Roh Kudus dan karya-Nya bagi setiap orang percaya menjelaskan
bahwa karya pelayanan organis Roh Kudus menunjuk kepada tindakan Roh Kudus
membaharui dan menguduskan hidup kita. Dalam frame itu, setiap kita dimampukan
untuk menghasilkan buah Roh dan menciptakan relasi yang sehat dan optimal
bersama tubuh Kristus lainnya.
Karya pelayanan organis Roh
Kudus memotivasi kita supaya terhisap ke dalam sebuah komunitas koinonia yang
aktif terlibat di dalamnya. Keaktifan dan keterlibatan tersebut menghasilkan
relasi yang powerfull yang saling menguatkan.
Firman Tuhan yang ditulis
oleh rasul Paulus kepada Timotius yang dikutip di atas, sangat menolong kita
untuk mengerti dan memahami relevansi pelayanan organis Roh Kudus di dalam dan
melalui kita. Dalam perspektif rasul Paulus, roh yang bersumber dari Allah dan
dikaruniakan kepada kita bukanlah “roh ketakutan” atau pneuma deilias. Sebelumnya,
pada ayat 6, Paulus mengingatkan Timotius untuk “mengobarkan karunia Allah” (to kharisma tou Theou),
sehingga memberi kita kejelasan bahwa Paulus sedang berbicara tentang karya Roh
Kudus di dalam diri Timotius.
Rasul Paulus mengingatkan
akan panggilan Timotius, sehingga makna frasa “Allah memberikan kepada kita
(aku dan kamu)” menegaskan tentang adanya otoritas rohani yang diberikan untuk
memperlengkapi para pelayan guna melayani secara maksimal. Otoritas rohani itu
ditandai dengan adanya penumpangan tangan atas para pelayan, sehingga pada saat
itu Roh Kudus berkarya dalam memperlengkapi, membimbing, menghibur dan
menguatkan para pelayan dalam memenuhi panggilan pelayanan mereka.
Dalam frame panggilan
pelayanan yang sama, Allah juga mengaruniakan roh yang sama yaitu roh
keberanian bukan roh ketakutan yaitu roh yang menghidupkan “kekuatan” (dunamis), “kasih” (agapē), dan “ketertiban” (sōfronismos). Kita diperlengkapi
dengan kelengkapan yang sama dengan para rasul karena misinya sama yaitu
memberitakan Injil kepada segenap ciptaan.
Penjabaran dari ketiga hal
di atas, yaitu kekuatan, kasih dan ketertiban secara lengkap disajikan di bawah
ini. Kiranya para pembaca bisa memperhatikannya secara seksama.
Satu,
“kekuatan” (dunamis).
Ini menunjuk kepada
kapabilitas yang dikaruniakan oleh Allah kepada setiap orang percaya. Dalam kecakapan
rohani itulah kita mampu untuk melayani sesuai dengan karunia yang diberikan
kepada kita. Ketika kita melakukannya dengan setia, maka kepada kita akan
dipercayakan pelayanan yang lebih luas. Dan juga dibarengi dengan topangan dari
Allah dengan kapabilitas yang lebih lagi sehingga membantu kita untuk optimal
dalam melayani.
Dua,
“kasih” (agapē).
Ini menunjuk kepada kualitas
kasih yang didalamnya terdapat sikap menghargai, peduli dengan sesama dan
mengasihi orang lain dengan kasih seperti kasih Allah kepada kita. Di sini
kualitas kasih kita itu adalah kualitas kasih yang sama dengan kasih Allah
kepada kita. Allah mengasihi kita tanpa syarat dan tanpa batas. Dalam spirit
itulah kita mengasihi.
Tiga,
“ketertiban” (sōfronismos).
Terkait dengan hal ini,
memang kita menemukan ada banyak terjemahan Alkitab. Misalnya ada yang
menerjemahkan “pikiran sehat” (KJV), “pengendalian diri” (ESV), “disiplin diri”
(NIV), “disiplin” (ASV), dan “ketertiban” (TB).
Dalam keseluruhan Perjanjian
Baru, kata ini hanya muncul dalam 2 Timotius 1:7 ini. Bentuk lain dari kata ini,
yaitu sōfronizō ditemukan
dalam Titus 2:3-4 diterjemahkan “mengajarkan” dan “belajar”. Pengertian ini
mirip dengan terjemahan ayat ini dalam Peshitta (bahasa Syria): martyānuthā’, yang berarti
“instruksi” atau “pengajaran” (bandingkan juga terjemahan PB bahasa
Ibrani: mūsar,
yang berarti “teguran; koreksi; ajaran”). Sementara, bentuk lainnya lagi,
yaitu sōfrōn ditemukan
dalam Titus 1-3 diterjemahkan “menguasai diri” dan “menahan diri”.
Berdasarkan definisi-definisi
seperti di atas, saya lebih setuju dengan kata “pengajaran”. Pengajaran di sini
tentunya berkaitan dengan disiplin personal, cara berpikir dan berteologi
secara benar dan sikap mengoreksi atau menasehati secara bijaksana. Tujuan ialah
supaya tercipta situasi dan kondisi yang tertib, teratur dan harmonis dalam
relasi dengan sesama tubuh Kristus maupun di tubuh Kristus.
Dari pemahaman itu, maka
tahulah kita bahwa sesungguhnya orang yang dipenuhi dan dipimpin oleh Roh Kudus
pastilah hidupnya tertib, teratur dan harmonis. Mengapa? Karena Roh Kudus itu
cara kerjanya tertib, teratur dan harmonis dalam penyembahan umat-Nya.
Post a Comment for "Karya Pelayanan Organis Roh Kudus"