Bermisi Selagi Ada Kesempatan
Bermisi
selagi ada kesempatan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut
diambil dari Injil Yohanes 9:4. Penulis Injil Yohanes dalam pimpinan, tuntunan,
arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus, menulis: “Kita harus mengerjakan
pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana
tidak ada seorang pun yang dapat bekerja”.
“Misi dimulai dari dalam
hati Allah Tritunggal dan kasih yang mengikat persekutuan Tritunggal yang
kudus, mengalir pada setiap pribadi dan segala makhluk”. Pernyataan tersebut
sangat benar dan saya sangat menyetujuinya karena Allah Tritunggal merupakan
Pribadi yang bermisi.
Indikator dari pernyataan di
atas terlihat dalam gerak missio dei (misi Allah) yang ditandai dengan mengutus diri-Nya
melalui inkarnasi Yesus ke bumi untuk menyelamatkan umat-Nya dan segala ciptaan
– Yohanes 20:21. Umat yang telah diselamatkan, diberdayakan-Nya untuk menjadi
sebuah komunitas baru yang juga melakukan misi yang senafas dengan misi Allah
Tritunggal.
Kutipan firman Tuhan dalam
Injil Yohanes 9:4 di atas, menegaskan tentang konsistensi misi Yesus yang
memberdayakan atau melibatkan semua untuk gerak misi bersama dalam ruang
kehidupan. Gereja dipercaya untuk meneruskan misi pembebasan dan penyelamatan
segala makhluk.
Mengerjakan
pekerjaan Allah
Yesus menyatakan hal itu
dengan jelas: “Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku,...”.
Kata “Kita” menunjuk kepada Yesus dan murid-murid-Nya dalam konteks dekat. Ada kesatuan
yang diikat dalam suatu relasi yang baru yaitu relasi kasih karunia, sehingga
bisa bergerak bersama.
Kata “mengerjakan” dalam bahasa asli Perjanjian Baru yaitu bahasa Yunani
menggunakan kata “ergazomai”. Kata “ergazomai” didefinisikan sebagai: “menjalankan,
menanam modal - Matius 25:16;
mengerjakan; melakukan; berbuat; melayani; bekerja untuk - Yohanes 6:27.
Jadi, “mengerjakan pekerjaan Dia” artinya Yesus, para murid dan kita
sebagai gereja-Nya menjalankan, menanamkan modal, mengerjakan, melakukan,
berbuat, melayani dan bekerja untuk kepentingan Allah dan misi-Nya. Yesus
memahami bahwa diri-Nya merupakan misionaris Kerajaan Allah yang diutus oleh
Allah (misio dei) ke dalam dunia ini.
Pada sisi lain, Yesus
menjelaskan bahwa walaupun Dia adalah misionaris Kerajaan Sorga untuk melakukan
misi Kerajaan Sorga, Yesus tidak mau misi itu hanya Dia sendiri yang
menjalankannya. Justru Dia melibatkan dan memberdayakan potensi yang tersedia
untuk bergerak bersama melakukan misi Kerajaan Sorga (missio Dei).
Menggunakan
kesempatan secara optimal
Yesus berkaitan dengan
menggunakan kesempatan secara optimal menegaskan demikian: : “Kita harus
mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang;...”.
Kata “siang” dalam bahasa asli
Perjanjian Baru, yaitu bahasa Yunani menggunakan kata “haymer'ah”. Kata “haymer’ah” diartikan sebagai: “setiap hari; dalam tiga
hari; beberapa hari kemudian); waktu, zaman; hari yang ditentukan”. Jadi kita
harus mengerjakan pekerjaan Allah setiap hari, dalam tiga hari, beberapa hari
kemudian, dalam waktu, zaman dan hari yang ditentukan bagi kita.
Kita harus menggunakan
kesempatan, waktu, peluang dan hari yang ditentukan oleh Allah bagi kita yaitu
selama kita masih hidup, masih sehat, masih kuat, dan masih produktif. Jangan kita
memberi waktu, pikiran, dana dan tenaga yang sudah tidak produktif lagi. Artinya
kita kasih yang sisa-sisa bagi Tuhan dan pekerjaan-Nya.
Kesempatan itu ada limitasinya
Yesus dengan
jelas dan terang benderang mengatakan: “Kita harus mengerjakan
pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja”.
Kata “datang” dalam bahasa
Perjanjian Baru yaitu bahasa Yunani menggunakan kata “er'khomahee”. Kata “erkhomahee”
diartikan sebagai: “makin memburuk; menyadari keadaannya”.
Kata “malam” dalam bahasa
Perjanjian Baru yaitu bahasa Yunani menggunakan kata “noox”. Kata “noox”
diartikan sebagai: “waktu ketika pekerjaan berhenti; saat kematian; waktu untuk
perbuatan dosa dan rasa malu; waktu kebodohan dan kegelapan moral; saat ketika lelah
dan juga pemabuk menyerah tertidur”.
Kata “seorang pun” dalam bahasa Perjanjian Baru yaitu bahasa Yunani
menggunakan kata “oudeis”. Kata “oudeis”
diartikan sebagai: “tidak dari seorangpun; seorangpun
tak pernah”.
Berdasarkan penjelasan
di atas, maka kita bisa menyimpulkan, yaitu: sebelum hidup kita semakin memburuk, sebelum waktu bekerja berhenti,
dan sebelum kita meninggal, kita harus menyadari keadaan itu supaya ketika saat
itu tiba, hidup kita sudah bermanfaat bagi kehidupan di dunia ini.
Post a Comment for "Bermisi Selagi Ada Kesempatan"