Translate

Belajar Dari Karakter Daniel


Belajar dari karakter Daniel ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari kitab Daniel 6:11. Penulis kitab Daniel dalam pimpinan, tuntunan, arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus, menulis: “Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya”.

Daniel adalah salah seorang dari pemuda Ibrani yang ditawan bersama bangsa Israel ke negeri Babel. Latar belakang keluarga Daniel menurut catatan Alkitab berasal dari keluarga bangsawan di Ibrani. Dengan demikian, Daniel merupakan seorang yang terdidik.

Karena Daniel lahir dan tumbuh dalam keluarga Yahudi yang taat beribadah kepada Yahweh Elohim, maka tentulah nilai-nilai spiritualitas iman Daniel bertumpu dan bersumber dari Yahweh Elohim. Pendidikan spiritual di dalam keluarga Ibrani sangatlah ketat sehingga bisa diprediksi bahwa Daniel tumbuh dalam pendidikan iman Yahudi yang kuat.

Ketidaktaatan bangsa Israel kepada Yahweh Elohim, berdampak buruk terhadap tatanan kehidupan mereka secara spiritual. Yahweh melalui para nabi berulang-ulang mengingatkan tentang perilaku rohani yang menyimpang dari bangsa Israel tidak dihiraukan oleh mereka.

Itulah sebabnya, Yahweh memakai bangsa Babel sebagai alat penghukuman bagi bangsa Israel. Yahweh tentu punya tujuan yaitu supaya melalui hukuman itu bangsa Israel bisa bertobat dan kembali kepada penyembahan yang benar kepada Yahweh Elohim.

Memang kalau kita pikirkan tentulah aneh mengapa Yahweh memakai bangsa yang lebih jahat dari Israel sebagai alat penghukuman di tangan-Nya? Tentu Yahweh punya alasan tersendiri memakai bangsa Babel sebagai alat penghukuman-Nya terhadap Israel.

 

Argumentasinya ialah bahwa bangsa tidak mengenal Yahweh. Dan karena itu mereka tidak melakukan apa yang Yahweh inginkan dan kehendaki. Bangsa Babel tidak mengenal Allah yang benar, sedangkan bangsa Israel sudah mengenal Yahweh yang benar. Itulah sebabnya, Allah memakai bangsa Babel untuk menjatuhkan hukuman kepada Israel.

Daniel juga mengalami dampak negatif dari ketidaktaatan Israel. Ia ditawan bersama rekan-rekannya yang lain karena mereka dipandang sebagai pemuda Ibrani yang memiliki kualifikasi lebih dari pemuda Ibrani lainnya. Walaupun Daniel ditawan oleh bangsa Babel, namun nilai-nilai spiritual dan iman Yahudinya tetap terpelihara dengan baik.

Kutipan firman Tuhan dalam Daniel 6:11 yang menjelaskan bahwa: “Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya”.

Kutipan firman Tuhan di atas, memperlihatkan kualitas karakter Daniel yang bisa kita belajar dan menerapkannya dalam perjalanan iman kita di dunia sekarang ini. Pertanyaan penting yang patut diajukan untuk direnungkan ialah apa saja karakter Daniel yang bisa kita aplikasikan dalam hidup kita? Berdasarkan firman Tuhan dalam Daniel 6:11, maka ada beberapa karakter Daniel yang bisa kita terapkan, yaitu:

Satu, komitmen yang kuat untuk selalu berkomunikasi dengan Yahweh
Itulah hal pertama yang bisa kita temukan dalam karakteristik spiritualitas dari Daniel. Penegasannya dapat kita baca dalam kitab Daniel 6:11, yaitu: “tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya”.



Sebagai seorang yang memiliki jabatan kunci, penting dan strategis di kerajaan Babel, tentulah Daniel memiliki kesibukan yang tinggi. Karena dia harus membuktikan kepada raja kinerja yang optimal dalam setiap tugas yang dipercayakan untuk dikerjakannya.
Tetapi Daniel tidak menjadikan segudang kesibukan tugas di kerajaan Babel sebagai alasan untuk tidak berbicara dengan Yahwehnya. Walaupun sebenarnya dia bisa menjadikan itu sebagai alasan kuat untuk tidak mau bicara kepada Yahwehnya. Tetapi Daniel tidak melakukannya karena dia tahu bahwa Yahwehlah yang akan membuatnya sukses dalam kerajaan Babel.
 
Kiranya kita juga harus memiliki komitmen yang kuat seperti Daniel untuk berkomunikasi dengan Allah dalam doa-doa kita. Kesibukan kerja, studi, bisnis, pelayanan dan lain sebagainya bukanlah alasan untuk tidak bersekutu dalam doa dengan Allah.

Dua, komitmen yang kuat untuk selalu berserah sepenuhnya kepada Yahweh.
Hal kedua yang bisa kita ambil untuk diterapkan dalam kehidupan kita dari karakter Daniel ialah komitmennya yang total untuk percaya dan mempercayakan diri seutuhnya kepada pemeliharaan Yahweh. Selain berdoa, kita juga membaca bahwa Daniel memuji dan menyebah Yahweh Elohimnya. Hal ini ditandai dengan Daniel berlutut dan memuji Allah.

Daniel menyadari bahwa kekuatannya tidaklah seberapa dalam membantunya untuk melayani di istana Babel. Dia juga mengetahui bahwa semua fasilitas istana yang bisa menjadi jaminan keamanan baginya tentu tidaklah sempurna. Karena dia berlutut (menyembah) dan memuji (kuasa dan otoritas Allah) dalam hidupnya. Itulah yang membuat Daniel sangat berbeda dengan para pegawai Babel lainnya.

Kita juga harus mengambil contoh dari kehidupan dan penyerahan diri Daniel itu untuk kita terapkan dalam hidup dan kerja serta pelayanan kita. Kita harus secara total mengandalkan, percaya dan mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepada Allah. Karena Dia punya otoritas, kuasa dan kedaulatan untuk menjadikan kita sukses dalam hidup ini.

Post a Comment for "Belajar Dari Karakter Daniel"