Translate

Musa Dan Zona Nyamannya

Musa dan zona nyamannya ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari Keluaran 3 dan 4. Kisah tentang Musa memang sangat unik dan menarik untuk kita selidiki dan perbincangkan. Lika liku kehidupannya sungguh membuat kita terkagum-kagum. Dikatakan demikian karena Allah begitu ajaib membentuk dan memproses hidup Musa.

Pada kesempatan ini, kita akan mengulas secara singkat dan padat tentang Musa dan zona nyamannya yang diusik oleh Allah demi melaksanakan rencana-Nya. Ada 3 alasan mengapa Musa menjadi mantap untuk meninggalkan zona nyamannya dan menerima panggilan TUHAN.

Pertama, karena ia mengasihi bangsa Israel. Bagaimanapun juga ia adalah bagian dari umat Israel. Ia dilahirkan dan disusui oleh ibu yang darah dagingnya adalah Israel. Jika Israel menderita maka ia tak mungkin berpaling lupa, seolah semua doa dan seruan mereka tak ada, seolah ia bukan bagian dari jawaban doa.

Kedua, Musa tak bisa menafikkan kegelisahan yang ada. Kegelisahan yang muncul saat mengingat bangsanya yang menderita. Walau ia kini telah jauh berjarak di Median sana, namun lintasan ingatan akan penderitaan bangsanya terus menggangu tidurnya.

Ia boleh saja terus menampiknya dengan mengatakan bahwa itu bukanlah urusannya sebab ia telah menemukan zona nyamannya. Tetapi siapa yang sedia menggembalakan umat Allah yang menderita? Sedangkan kambing domba Yitro pun ia rawat dan pelihara?

Ketiga, panggilan Allah yang jelas menjumpainya. Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub itu kini muncul ada tepat didepannya dan berkata:

“Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.
Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.


Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.

Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir." (Keluaran 3:6-10).

Saat Allah mengungkapkan isi hatiNya, maka rontoklah ego kenyamanan Musa.
Ia yang dulu diharapkan oleh ibu dan kakak2nya untuk melunakkan hati Firaun lewat (dalam) istana; tetapi gagal. Kini panggilannya kembali datang mengguncang. Ia dipanggil untuk membawa umat Allah keluar dari Istana atas nama TUHAN. Sudah cukup derita umat dan sudah cukup pelariannya. Ia harus kembali keistana, menjemput umat keluar dari sana.

Musa mantap akan tugas panggilan ini, karena jelas siapa yang mengutusnya, maksud dan tujuan pengutusan; bahkan kuasa yang melengkapi perutusannya.
Ia kini membawa nama TUHAN. Ia membawa tongkat TUHAN. Ia membawa tangan kuasa penyertaan TUHAN. Ia membawa sabda TUHAN dan ia membawa Harun sebagai rekan perutusan dari TUHAN.

Panggilan Tuhan itu sebuah perutusan yang bukan pertama tama untuk memberimu rasa nyaman. Bisa jadi panggilanNya (justru) membawamu pada situasi yang sarat dengan kegelisahan dan ketegangan. Tetapi yakinlah, jika memang itu panggilanNya, maka TUHAN akan menyertai. Rasa aman/nyaman itu tidak datang dari orang dan situasi yang hendak disenangkan semua (win win situation) tetapi datangnya dari TUHAN dan kuasa penyertaanNya.

Jadi, jika ada kegelisahan yang terus menerus menggelitik hatimu, cobalah tengok dan dekati, jangan terus lari menghindari. Sebab bisa jadi itu adalah tanda tanda awal panggilan TUHAN untuk misi suci.

Post a Comment for "Musa Dan Zona Nyamannya"