Translate

Ketika Hidup Menggiurkan

Ketika hidup menggiurkan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari kitab Daniel 1:8. Penulis kitab Daniel dalam pimpinan Roh Kudus, menulis: “Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya”.

Pada masa kini ada banyak tawaran dari dunia ini yang kelihatannya sangat menarik, memikat dan menjanjikan. Daya tarik dunia tersebut bagaikan magnat yang menarik semua orang termasuk orang Kristen mendekat dan “lengket”nya. Semua kenikmatan ditawarkan secara fulgar tanpa ada rasa malu lagi. Dan semua itu ada di depan mata kita.

Tidak sedikit orang yang sudah terjebak ke dalamnya. Dan sepertinya sudah sulit untuk menemukan jalan keluar. Mereka begitu menikmati “surga”nya dunia tanpa memikirkan lagi akibatnya di masa depan. Mulai dari pejabat tinggi, pegawai biasa, bahkan rohaniawan pun terjebak.

Dunia dan segala panorama dan daya tariknya sungguh mempesona. Dan dari waktu ke waktu semakin menjanjikan, memanjakan dan meninabobokan manusia. Semua hal tersebut tidak bisa kita hindari. Semuanya terjadi di depan mata kita dan terus menggoda hidup kita.

Daniel dan teman-temannya juga menghadapi kenyataan yang hampir sama dengan apa yang kita alami sekarang ini. Namun, hal yang sangat penting yang bisa kita jadikan pelajaran berharga pada masa kini berkaitan dengan sikap dan tindakan Daniel dan teman-teman terhadap semua kenikmatan dunia yang ditawarkan kepada mereka.

Saat Babel menyerang Yehuda dan membawa penduduknya ke pembuangan, Daniel masih remaja. Ia harus mengambil suatu keputusan penting. Ia harus mengikuti pelatihan untuk sebuah posisi yang penting dan amat menjanjikan di Babel.


Ia akan menjadi bagian dari kelompok elit yang bertugas melayani raja.
Ia pasti mendapatkan berbagai fasilitas dan perlakuan istimewa. Ternyata, untuk mendapatkan semuanya itu, Daniel harus mengkompromikan hubungannya dengan Tuhan. Ia harus melanggar hukum Tuhan yang diajarkan kepadanya sejak kecil.
Akankah ia mengikuti sistem yang ada, atau ia mengambil risiko dengan mengikuti jalan Tuhan apa pun yang terjadi?

Kutipan firman Tuhan di atas menunjukkan pilihannya, ketetapan hati Daniel. Daniel menyadari apa yang sungguh-sungguh penting dalam hidup. Ia mengambil keputusan berdasarkan keyakinannya. Ia memilih untuk menahan hasratnya akan posisi, kedudukan dan kehormatan, serta memastikan bahwa ia tetap memiliki hubungan yang benar dengan Tuhan.

Tampaknya, ia sadar bahwa pada akhirnya, saat kehidupannya berakhir, yang terpenting bukanlah apa yang dipikirkan sahabat-sahabatnya, orang di sekitarnya atau bahkan rajanya.

Penilaian mereka tidak akan berarti apa-apa baginya. Ia tahu bahwa yang terpenting adalah apa yang dipikirkan oleh Penciptanya dan ia mau selalu menyenangkan hati Sang Pencipta. Itulah yang secara konsisten dilakukannya seumur hidupnya yang tercatat di dalam Kitab Suci.

Di dunia ini, kita masing-masing juga akan selalu menghadapi pilihan serupa: menyenangkan manusia atau menyenangkan Tuhan. Kita menghadapi pilihan yang tidak mudah itu baik di tengah keluarga, sekolah, dunia kerja, di tengah masyarakat, maupun di dalam gereja.

Terkadang kita bahkan lebih memilih menyenangkan manusia karena gengsi atau sekadar demi persahabatan, atau karena terpaksa. Apa pun itu, marilah kita belajar dari Daniel, dan mengambil keputusan bukan berdasarkan kepentingan-kepentingan sementara yang segera layu, melainkan berdasarkan perspektif Bapa yang kekal.

1.    Pertimbangkan apakah yang biasa Anda pakai untuk mengambil keputusan sehari-hari?2.    Apakah Anda memiliki ketetapan hati seperti Daniel?
3.    Dengan tekad dan integritas seperti Daniel ini, mungkinkah kita bisa bertahan bahkan bersaing di dunia masa kini?
4.    Mengapa ya dan mengapa tidak?

Praktek: Milikilah ketetapan hati untuk hidup kudus.

Post a Comment for "Ketika Hidup Menggiurkan"