Translate

Konsep Pembinaan Warga Gereja

Konsep pembinaan warga gereja ~ Pentingnya pendidikan atau pembinaan warga gereja dapat kita lihat dari pengajaran Alkitab. Sudah seharusnya pula Alkitab menjadi pedoman bagi kita di dalam memikirkan, merencanakan dan mengelola program-program pengajaran. Sebab segala tulisan dalam Alkitab diilhamkan oleh Allah (Yunani: theopneustos; Good-breathed) sehingga tentunya berguna untuk mengajar, menyatakan kesalahan,memperbaiki kesalahan.

Hakikat Pembinaan Warga Gereja
Dari tinjauan peristilahan, pembinaan (Inggris: nurture) mempunyai arti “memberikan makan” (to feed), memperkaya (to nourish), membesarkan (to bring up), melatih (to train) dan mendidik (to educate).” Istilah pembinaan ini dapat pula diartikan sebagai “proses, perbuatan, cara membina; pembaharuan, penyempurnaan; usaha, tindakan dan kegiatan dilakukan secara berdaya guna untukmemperoleh hasil yang lebih baik.

Dalam konteks gereja pembinaan warga jemaat seharusnya berlangsung melalui empat jalur “urat nadi” gereja, yaitu: ibadah, persekutuan, pengajaran, dan pelayanan. Namun dalam praktiknya, pengajaran dalam konteks gereja masih sering diartikan pada program sekolah minggu anak-anak, katekisasi bagi calon baptisan serta bagi para remaja atau kaum muda yang hendak disidi.

Sementara dalam terang ajaran Alkitab, semua kegiatan pelayanan di gereja seharusnya terencana, terarah untuk membimbing warga jemaat mengalami kegiatan belajar. Pada intinya, menurut pengamatan penulis, hakikat pembinaan warga gereja itu sendiri secara sederhana dapat dipahami dari dua hal ini:



Pertama, berdasarkan perintah langsung dari Tuhan Yesus dalam keempat Injil. Di dalam keempat Injil terdapat sebanyak delapan puluh sembilan kali mengacu pada Yesus sebagai seorang guru; sementara mengacu pada Dia sebagai seorang pengkhotbah hanya dua belas kali.

Pengajaran selalu menjadi bagian yang sentral di dalam segala hal yang Yesus lakukan. Yesus sendiri mengharapkan bahwa gereja-Nya harus menjadi gereja pengajaran sebagaimana yang terdapat dalam Amanat Agung dalam Matius 28:18-20: “…, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu seperti yang telah Kuperintahkan kepadamu …”.

Setiap bagian dari panggilan itu orientasnya adalah program pengajaran dan pelatihan. Oleh sebab itu, setiap kali gereja mengkhotbahkan pesan Allah yang bersifat menebus, juga di waktu yang sama gereja harus mengajarkannya. Wahyu dan pendidikan tidak dapat dipisahkan. Mengajar Injil adalah satu cara penting untuk penyebarannya. Hal ini yang memaksa alasan mengapa gereja-gereja harus mengajar tiap-tiap anggota jemaatnya.

Kedua, teladan jemaat yang mula-mula dalam Kisah Para Rasul 2:42-47. Sejak mulai berdirinya gereja pada hari pentakosta, jemaat Kristen menjunjung sekali pengajaran. Mereka segera mengembangkan perkumpulannya dengan mengisinya dengan doa, bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan perbuatan-perbuatan kasih seperti yang dikehendaki Tuhan Yesus Kristus, mereka makan sehidangan dan merayakan perjamuan suci (ayat 42).

Mereka mulai berkhotbah supaya banyak orang lain percaya pada Yesus Kristus sebagai Penebus dan Tuhan. Dan mereka yang bertobat dan mau bergabung dengan jemaat Kristen itu, dididik dengan saksama. Mereka belajar tentang Diri dan pekerjaan Juruselamat, dan juga tentang panggilan dan tugas seorang Kristen di dunia ini.

Post a Comment for "Konsep Pembinaan Warga Gereja"