Mengenal Tanda Dan Ciri Keluarga Bahagia
Mengenal tanda dan ciri keluarga bahagia ~ Gagasan atau
ide tentang keluarga itu bersumber dari Tuhan. Dan karena itu bersumber dari
Tuhan, maka yang bisa kita simpulkan ialah bahwa pasti keluarga yang digagas
oleh Tuhan itu ialah keluarga yang bahagia.
Namun, dosa yang dilakukan oleh keluarga awal
yaitu keluarga Adam dan Hawa telah membuat kekacauan, masalah atau konlik
berkepanjangan menimpa keluarga sampai hari ini. Bahagia yang diidamkan dalam
keluarga seolah hanya ada dalam mimpi.
Dalam mengarungi bahtera hidup berkeluarga,
tidaklah semudah seperti yang pernah kita bayangkan. Tidak sedikit rumah tangga
yang gagal menjaga keutuhan, keharmonisan dan kebahagiaan keluarga, namun tidak
sedikit pula yang mampu menjaganya.
Pertanyaan penting untuk diajukan ialah: “apa dan
bagaimana sesungguhnya tanda atau ciri keluarga yang bahagia itu?” Berikut
beberapa tanda atau ciri keluarga yang bahagia, yakni :
1. Keluarga yang
mengasihi Tuhan.
Keluarga yang kuat selalu menyadari bahwa
mengasihi Tuhan sebagai sesuatu yang penting dalam menunjang keharmonisan dan
kebahagiaan keluarga. Kedekatan dengan Sang Pencipta akan membentuk kepribadian
mereka sehingga akan memperoleh ketenangan jiwa, emosi, cinta dan kasih sayang.
Semakin tinggi kedekatan dengan Sang Pencipta semakin tinggi tingkat
keharmonisan dan kebahagiaan keluarganya.
2. Keluarga yang saling
mengasihi atau mencintai.
Cinta atau kasih memberi energi positif yang
dahsyat dalam hidup berkeluarga. Dengan saling mencintai atau saling mengasihi
akan menyempurnakan keharmonisan dan kebahagiaan masing-masing anggota
keluarga.
Cinta atau kasih akan membuang semua rintangan
yang muncul di tengah perjalanan. Keluarga yang dibangun tanpa landasan cinta
adalah tidak mungkin. Meski bukan satu-satunya syarat, namun cinta tetap berperan
untuk membangun pernikahan yang kuat dan langgeng.
3. Keluarga yang
saling memegang komitmen.
Pada saat pertama kali membangun sebuah
keluarga, masing-masing individu memiliki niat untuk membentuk, mempertahankan
dan memelihara pernikahan. Inilah “komitmen”. Keluarga yang bahagia
dibangun atas dasar komitmen yang kuat dan teguh. Komitmen yang kuat akan
menjauhkan campur tangan pihak ketiga dalam otoritas keluarga. Banyak contoh
keluarga yang gagal gara-gara kehadiran pihak ketiga. Entah campur tangan
mertua, saudara, kekasih gelap dan sebagainya.
4. Keluarga yang saling
menasehati.
Setiap manusia dapat tergelincir ke hal-hal yang
merugikan dirinya sendiri maupun keluarga, dan kemungkinan bisa menjadi pemicu
awal keretakan rumah tangga. Keluarga yang bahagia memiliki kebiasaan saling
memberi umpan balik dan memberi nasehat dengan tujuan menjaga orang-orang yang
dikasihinya dari kemungkinan mengambil keputusan yang merugikan. Saling asah,
asih dan asuh, saling menunjang hasrat dan cita-cita pasangannya menjadikan
keluarga semakin kokoh.
5. Keluarga yang bertindak
realistis.
Artinya, kenyataan-kenyataan yang terjadi dalam
membina hidup berkeluarga jauh dari apa yang dibayangkan sebelumnya. Keluarga
yang kuat mampu menyesuaikan diri dengan bertindak realistis tanpa kehilangan
harapan untuk mencapainya di suatu hari kelak.
6. Keluarga yang
saling bekerjasama.
Keluarga yang harmonis memiliki kerjasama yang
kuat masing-masing anggotanya. Suami membantu isteri dan anak. Isteri membantu
suami dan anak. Anak membantu bapak dan ibunya. Mereka selalu mengupayakan
untuk melakukan berbagai kegiatan bersama-sama. Hal ini akan menciptakan sense
of belonging yang semakin memperkuat ikatan keluarga.
7. Keluarga yang
saling berkomunikasi.
Komunikasi merupakan pilar utama dalam membina
hubungan berkeluarga. Terciptanya komunikasi yang efektif dalam keluarga semakin
memperkokoh ikatan batin di antara mereka. Keluarga yang bahagia selalu
mengedepankan komunikasi dalam mengatasi permasalahan maupun pengambilan
keputusan-keputusan penting.
8. Keluarga yang
mengatur aliran keuangan secara bijak.
Hampir sebagian besar waktu dalam keluarga
dewasa ini adalah mencari nafkah. Tidak bisa dipungkiri faktor ekonomi tak bisa
dipandang remeh. Bagaimana mungkin bangunan rumah tangga tidak didukung oleh
topangan ekonomi yang memadai. Mengatur ekonomi secara bijak menjadi keharusan
supaya bangunan keluarga tetap kuat dan kokoh.
Post a Comment for "Mengenal Tanda Dan Ciri Keluarga Bahagia"