Translate

3 Langkah Menyelesaikan Konflik Dalam Keluarga


3 Langkah menyelesaikan konflik dalam keluarga  ~ Saya yakin Anda telah memperhatikan bahwa kita memiliki konflik paling hebat di rumah, di dalam keluarga kita, dengan orang-orang yang paling dekat dengan kita. Konflik dalam keluarga membawa kita kepada rasa sakit yang paling dalam, membuat kita menderita, dan hidup kita menjadi tertekan.

Entah itu konflik dengan anak-anak kita, atau pertengkaran dengan pasangan kita, dan bahkan konflik dengan keluarga pasangan kita. Konflik dalam lingkaran keluarga adalah tantangan yang paling menantang karena sangat mudah disandera oleh emosi kita sendiri.

Lalu, bagaimana kita bisa mengubah saat yang sulit di dalam keluarga menjadi sebuah kesempatan untuk membangun hubungan baik dengan orang-orang yang paling kita sayangi? Saya ingin berbagi mengenai strategi perspektif segitiga. Ini adalah strategi yang berhasil dan itu telah membantu saya beralih dari keadaan pikiran yang tidak produktif menjadi memiliki pikiran yang dikelola dengan emosi yang matang dan positif. Ini membantu untuk tidak meningkatkan konflik lebih jauh atau meminimalisasi masalah bahkan sampai mendapatkan solusi terbaik, sehingga tercipta relasi keluarga yang harmonis penuh damai.

Bila Anda perlu membebaskan diri dari emosi negatif, maka disarankan agar Anda secara metaforis “pergi ke balkon” dan melihat konflik dengan beberapa perspektif terbuka. Lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Tapi strategi perspektif segitiga memungkinkan Anda melepaskan diri dan mendapatkan kejelasan. Untuk mendapatkan kejelasan adalah penting, jika Anda ingin menyelesaikan konflik dan menghindari eskalasi konflik yang lebih parah. Berikut tiga langkah strategi perspektif segitiga.

Langkah # 1: Your Own Perspective (Perspektif Anda Sendiri).
Langkah ini mengharuskan Anda mencapai tingkat kesadaran diri yang lebih tinggi. Anda melakukannya dengan bertanya pada diri sendiri apa yang benar-benar mengganggu Anda. Rasa sakit apa yang ingin Anda hindari? Apa yang kamu lindungi dari dirimu? Melalui emosi dan perilaku yang Anda tampilkan, kebutuhan apa yang ingin Anda puaskan? Apakah Anda ingin menjadi penting bagi yang lain? Atau merasa aman? Apakah Anda mencoba terhubung dengan yang lain, atau merasa terhubung dengan diri sendiri (terutama jika Anda merasa sedih atau tertekan)?

Tanyakan ke dalam diri Anda, dan jelaskan apa sebenarnya konflik untuk Anda. Sebenarnya, kemungkinan besar bahwa saat bertarung menyangkut masalah tertentu, kenyataannya Anda mengejar sesuatu yang berada pada tingkat yang lebih dalam. Jadi, apa itu? Dapatkan kejelasan, dan Anda akan bisa menemukan pilihan yang berbeda mengenai bagaimana Anda bisa mendapatkan apa yang Anda inginkan.


Langkah # 2: The Other’s Perspective (Perspektif Lainnya).
Langkah ini sangat mendasar. Ini mengharuskan Anda untuk memiliki empati dan empati untuk memperluas pemahaman Anda tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi. Letakkan dirimu di posisi yang lain. Untuk sesaat, batasi penilaian Anda sendiri dan lakukan yang terbaik untuk melihat situasi yang Anda hadapi dari sudut pandang pihak lain.

Apa yang mungkin mempengaruhi posisi yang diambil oleh pihak lain? Pengalaman apa yang membentuk pemahamannya? Apa yang terjadi dalam kehidupan yang lain? Apa kebutuhan dia atau dia memuaskan dengan tingkah laku tertentu? Apakah yang lain mencari signifikansi? Atau lebih tepatnya untuk cinta dan koneksi? Apakah ini cara untuk merasa aman? Dengan kata lain, apa maksud sebenarnya dari pihak lawan?

Pergilah lebih dalam dan tanyakan pada diri Anda: bagaimana mungkin orang lain menafsirkan kata-kata dan tingkah lakuku sendiri? Apa yang bisa saya lakukan secara berbeda, untuk memenuhi kebutuhan mendasar orang lain dan pada saat yang sama memuaskan keinginan saya sendiri?

Bila Anda menggabungkan wawasan yang Anda dapatkan dari mempertimbangkan perspektif Anda sendiri dan juga perspektif yang lain, Anda dapat memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai masalah ini dan cara-cara di mana Anda dapat mengatasinya.

Langkah # 3: The Third Party’s Perspective (Perspektif Pihak Ketiga).
Seringkali, seseorang dari luar bisa memberi kita perspektif baru tentang masalah yang ingin kita selesaikan. Pada langkah ini, Anda menempatkan diri Anda pada posisi pihak ketiga yang mengamati situasi yang sedang Anda hadapi.

Jadi, bayangkan Anda sedang duduk di bioskop, melihat konflik Anda diproyeksikan di layar seolah-olah film. Ada apa semuanya? Apa yang penonton katakan tentang perilaku dan penilaian Anda sendiri? Apa yang dia lihat? Nasihat apa yang diberikan pihak ketiga kepada Anda? Apa yang akan dia katakan tentang niat sebenarnya dari orang lain?

Dengan menyediakan tiga lensa yang berbeda, Strategi Perspektif Segitiga memungkinkan Anda untuk mendapatkan keterpisahan emosional yang diperlukan, untuk memperoleh wawasan berharga, dan memiliki pemahaman konflik yang lebih luas dan mendalam. Hal ini memungkinkan Anda beralih dari posisi korban ke posisi kepemimpinan.

Inilah yang perlu Anda ingat !
Perubahan tidak dimulai dengan yang lain. Perubahan dimulai dengan Anda, dari dalam diri Anda. Dalam pengertian ini, konflik selalu bisa menjadi sebuah kesempatan: untuk komunikasi yang lebih baik, untuk dialog tentang isu-isu yang penting, untuk hubungan yang lebih otentik, untuk pertumbuhan diri.

Konflik adalah bagian dari kehidupan kita. Tidak bisa dihindari. Tapi bisa dipecahkan, ditransformasikan, dan dialami sebagai hadiah dari kehidupan untuk menjadi individu yang lebih dalam dan lebih bijaksana. Setiap hari Anda belajar sedikit lebih banyak tentang bagaimana mencintai dan bagaimana untuk dicintai.

Post a Comment for "3 Langkah Menyelesaikan Konflik Dalam Keluarga"