Translate

Yesus Datang Membawa Damai Sejahtera Part 4

Yesus datang membawa damai sejahtera ~ Dalam konteks global, mengenai agenda MDGs Ober-tina Modesta Johanis, menulis: Pada tahun 2015, kemiskinan  dan kelaparan yang parah ditargetkan dapat dihapuskan.  Pernyataan ini merupakan komitmen pertama dari pemimpin 188 negara (termasuk Indonesia di dalamnya) yang berkumpul dalam sebuah forum yang disebut Millenium Summit pada tahun 2000.  Komitmen di atas merupakan satu dari delapan tujuan yang dikenal sebagai Millenium Developments Goals (MDGs). Baca Part 3 DI SINI.

Delapan tujuan tersebut adalah: 1) Memberantas kemiskinan dan kelaparan. 2) Mencapai pendidikan dasar universal. 3) Meningkatkan kesetaraan gender dan 6) Memberdayakan perempuan. 4) Menurunkan angka kematian anak. 5) Meningkatkan kesehatan ibu. 7) Memerangani HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya. 8) Menjamin kelestarian lingkungan.[1]

Kondisi ini juga menjadi pergumulan gereja-gereja sedunia, dengan menunjukkan data mengenai realitas yang membutuhkan sentuhan solidaritas secara global dalam pelayanan pendamaian, dijelaskan:

Tim keadilan, perdamaian dan Ciptaan Gereja-Gereja seDunia menujukkan mengenai kondisi dunia saat ini dengan menyebutkan:  Pada tahun 2003, ada 7,7 juta orang memiliki kekayaan senilai 1 juta dolas AS atau lebih. Jumlah kekayaan mereka ini mencapai 28.9 triliun dollar AS, atau hampir tiga kali lipat produksi nasional AS pada tahun yang sama.


Pada saat yang sama, 840 juta orang di seantero dunia kekurangan pangan dan 1,5 milyar – yang kebanyakan adalah perempuan, anak-anak dan penduduk asli – hidup dengan kurang dari 1 dollar AS per hari…. Konsumsi barang dan jasa 20% orang-orang terkaya dunia setara dengan 86% konsumsi global.

Penghasilan tahunan dari orang-orang terkaya yang berjumlah 1% sama dengan penghasilan orang-orang termiskin yang berjumlah 57%, dan paling sedikit 24. 000 orang meninggal setiap hari karena kemiskinan dan kurang gizi.  Masalah-masalah lingkungan hidup – pemanasan global, penipisan sumber da-ya alam, dan hilangnya keanekaragaman hayati – semakin parah saja. Sebagai contoh, kita akan kehilangan 30-70 persen dari keanekaragaman hayati dunia dalam kurun waktu 20-30  tahun ke depan. 

Perang berkecambuk di banyak bagian dunia, militerisme dan kekerasan telah menjadi bagian kehidupan kita sehari-hari.  Krisis keuangan semakin sering dan lebih intens.  Pengangguran semakin merajalela, mengancam mata pencarian orang banyak.  Dengan kata lain, kehidupan manusia dan bumi sudah sangat terancam. [2]

Gereja dapat mengembangkan apa yang disebut diakonia transformatif, diakonia pembangunan melalui keterlibatan dalam pelayanan pendamaian yang menghadirkan shalom Allah secara utuh dalam kehidupan masyarakat.

3. Berita itu harus diberitakan (Lukas 2:17-19)
Seperti halnya, Para gembala setelah bertemu dengan Yesus mereka menceritakan kembali berita yang telah di dengar mengenai Yesus. Bahwa Ia adalah juruselamat dunia. Berita juruselamat dunia ini, memperoleh tanggapan yang hebat dari ribuan malaikat, dengan berkata, "kemuliaan bagi Allah ditempat maha tinggi". Dan damai seyahtera dibumi diantara manusia yang berkenan kepadaNya".

Siapa yang berkenan kepada-Nya. Tidak lain ia yang menerima dan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan juruselamat dunia ini (Yoh. 14:6; Kisah 4:12). Berita ini harus diberitakan. Siapa yang harus memberitakan berita damai itu, tidak lain adalah orang yang telah bertemu dengan Yesus secara pribadi itu.

Rasul Petrus menyebutkan I Petrus 1:9-10, "memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar yang memimpin kamu keluar dari kegelapan ke dalam terangNya yang ajaib. Kita disebut utusan-utasan Kristus yang membawa berita perdamaian itu. . II Kor. 5:21-22, "beri dirimu didamaikan dengan Allah". Apa peran gereja di sini. Roma 10:14-15, Gereja sebagai pusat pemuridan, didalamnya ada para pemimpin yang memperlengkapi orang-orang kudus (Efesus 4:11-16; Kolose 1:28-29) merekalah yang diutus ke dalam dunia untuk menyampaikan berita Damai mengenai karya perdamaian Kristus yang telah dikerjakan secara sempurna dalam pemulihan hubungan yang utuh antara manusia dengan Allah, manusia dengan dunia/manusia dan lingkungan serta dengan dirinya sendiri.


Sumber: Pdt. Dr. Yunus Laukapitang

[1] ( Obertina Modesta Johanis.  “Gereja Kaum (perempuan) Miskin”. Merentang Sejarah Memaknai Kemandirian Menjadi gereja bagi sesama oleh Majelis Sino-de Gereja Kristen Pasundan  (Jakarta:  Mejelis Sinode Gereja Kristen Pasudan & BPK.  Gunung Mulia , 2009), 111-112.)
                [2] Tim Keadilan, Perdamaian dan Ciptaan Dewan Gereja-gereja se-Dunia (DGD) Jenewa, 2006. Globalisasi Alternatif Mengutamakan Rakyat dan Bumi Sebu-ah Dokumen Latar belakang.(Jakarta: PMK HKBP), 3-4.

Post a Comment for "Yesus Datang Membawa Damai Sejahtera Part 4"