Ini Alasan Teologis Yerusalem Ibu Kota Israel Part 2
Ini alasan teologis
Yerusalem ibu kota Israel ~ Orang-orang Yahudi menyambut sukacita sesudah
Presiden Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Negara IsraeLdan orang-orang
Yahudi. Dalam sambutannya, berlatar belakang dekorasi Natal sehari sebelum perayaan
Chanukkah Gedung Putih, presiden AS menyatakan bahwa Yerusalem adalah “ibu kota
bangsa Yahudi yang didirikan pada zaman kuno.”
Inilah 11 alasan teologis bahwa Trump membuat
keputusan yang “benar ” untuk memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem dan mengakui
kota itu sebagai ibu kota Israel. Baca Part 1 DI SINI.
5. Di sepanjang sejarah selalu ada kehadiran
Yahudi yang tidak terputus di Yerusalem.
Yoel 3:20: “Tetapi Yehuda akan didiami
selama-lamanya, dan Yerusalem dari generasi ke generasi”. Kisah epik pertama kepahlawanan Alkitab terjadi
ketika Abraham membawa Ishak, putra tunggalnya, dan mendemonstrasikan imannya
yang tidak tergoyahkan kepada Elohim di Gunung Moria , pusat Yerusalem.
Situs
yang sama adalah tempat Daud mendirikan tempat kedudukan kerajaannya, di mana
putranya Salomo membangun Bait Suci Pertama, dan setelah penghancurannya ,
tempat di mana Bait Suci Kedua juga didirikan di bawah pimpinan ZerubabeL, Ezra
dan Nehemia.
Meskipun berbagai usaha untuk mengasingkan orang-orang Yahudi dari Tanah IsraeL , dan di hadapan penindasan yang terus-menerus oleh para penjajah asing , orang-orang Yahudi tetap setia , dan selalu kembali, di kota tersuci Yahudi.
6. Yerusalem selalu menjadi fokus ibadah Yahudi.
Yeremia 31:6: “Sebab akan ada suatu hari ketika
para penjaga di Gunung Efraim akan berseru, “Bangkitlah dan marilah kita naik
ke Zion , kepada YAHWEH, Elohim kita !” Di zaman modern, Yerusalem adalah pusat
ritual dan praktik keagamaan Yahudi, sama seperti pada zaman dahulu kala.
Meskipun orang Yahudi tidak lagi memiliki mandat Alkitab untuk naik tiga kali (3 X) setahun untuk menyembah di Bait Elohim, setiap hari, orang-orang Yahudi terus-menerus menunjuk Yerusalem di dalam ucapan-ucapan berkat dan doa-doa sehari-hari mereka.
Doa utama Yahudi, diucapkan tiga kali (3 x)
sehari, termasuk permohonan agar Elohim “membuka mata kami untuk pemulihan Zion.”
Demikian juga, pada waktu makan, orang-orang Yahudi memohon Yang Mahakuasa
untuk “ Membangun kota suci Yerusalem, ” dan pada penutup setiap ibadah Yom
Kippur dan Seder (makan) Paskah , mereka dengan bersungguh-sungguh menyerukan,
“Tahun depan di Yerusalem !”
7. Israel yang melindungi tempat-tempat suci
dari semua agama.
Yesaya 56:7: “bahkan mereka akan Aku bawa ke
gunung-Ku yang kudus, dan membuat mereka bersukacita di dalam rumah doa-Ku.
Persembahan bakaran mereka dan kurban-kurban mereka akan diterima di atas
mezbah-Ku, karena rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.”
Bahkan pada puncak nasionalisme Yahudi kuno,
pada zaman Bait Suci , para imam dan orang-orang Lewi yang melayani di
Yerusalem dengan hangat menerima persembahan ibadah dan korban persembahan
orang-orang Yahudi maupun orang-orang bukan Yahudi.
Sayangnya, tidak semua orang-orang di wilayah
ini memiliki kebijakan pintu terbuka seperti itu. Ketika Muslim menguasai
Yerusalem sampai tahun 1967, situs-situs suci Yahudi dan Kristen kuno telah
dijarah dan dinodai. Sekarang ini, kota suci berkembang sekali lagi. Itu
terbuka bagi semua agama dan menyambut jutaan peziarah setiap tahun dari
seluruh dunia.
8. Orang Yahudi di seluruh dunia berdoa ke arah
Yerusalem.
Mazmur 128:5: “YAHWEH akan memberkati engkau
dari Zion; dan engkau akan melihat kebaikan Yerusalem sepanjang umur hidupmu. Tidak
ada cara yang lebih baik untuk memahami apa yang dicintai seseorang selain
mengetahui apa yang mereka doakan.
Nilai-nilai terdalam seseorang dan
prioritas-prioritas tertinggi muncul dari kedalaman doa-doa hatinya. Bukan
sekadar detail sepele, arah kiblat ke mana seseorang banyak mengucapkan doa-doa
menunjukkan ke mana kesetiaan mereka. Muslim, misalnya, bahkan pada saat mereka
sedang berdoa di Bukit Bait Suci, mengarahkan sajadah mereka ke arah Mekkah,
Arab Saudi, sementara orang-orang Palestina yang tinggal di bagian lain Israel,
bersama-sama berpaling membelakangi Yerusalem ketika berdoa.
(Menghadap Barat ke arah terbit Bulan). Sebaliknya,
setiap sinagog Yahudi di dunia dibangun dengan menghadap ke Yerusalem. Sinagog-sinagog
di Amerika Utara dibangun menghadap ke Timur, sementara sinagog-sinagog di Asia
menghadap ke Barat, sehingga setiap kali seorang Yahudi berdoa , dia menghadap
ke Yerusalem.
Bersambung...
Post a Comment for "Ini Alasan Teologis Yerusalem Ibu Kota Israel Part 2"