Ibadah Dalam Perspektif Mazmur 100:1-5 Part 3
Ibadah
dalam perspektif Mazmurr 100:1-5 ~ "Ibadah bukanlah hal
yang baru atau muncul pada zaman Perjanjian Baru saja, tetapi sudah ada sejak
Perjanjian Lama, khusus dalam nats ini merupakan seruan beribadah dengan
bersorak-sorak. Seruan ini ditujukan kepada umat
pilihan-Nya, bangsa Israel. Pembahasan dalam artikel ini menjelaskan mengenai
ibadah terkait alasan dan sikap hati orang percaya.
4. Alasan Bersyukur dalam Beribadah (Ayat 5)
Nats
ini ditutup dengan penjelasan alasan bersyukur dalam beribadah. Dalam ayat ini
ada tiga alasan yang dijelaskan pemazmur mengapa umat-Nya seharusnya
mempersembahkan nyanyian syukur, puji-pujian, bersyukur, dan memuji nama-Nya
dalam beribadah kepada Tuhan.
Pertama,
Tuhan itu Baik. Penulis mazmur mau menjelaskan atau menekankan di sini bahwa
umat-Nya harus bersyukur kepada Tuhan sebab Ia baik. Thomas L. Constable
menjelaskan: "Pemazmur menyerukan Israel untuk memasuki pintu gerbang
Yerusalem dengan ucapan syukur di hati mereka. Mereka harus memasuki
pelataranNya dengan pujian di mulut mereka. Mereka harus mengungkapkan rasa
terima kasih mereka kepada-Nya atas segala berkat-Nya dan dan harus memuji Dia.
Alasannya bahwa Allah itu baik bagi umat-Nya. kasih setia-Nya berlangsung
selamanya, dan Dia akan tetap setia kepada semua generasi."
Tuhan
itu baik, tentu merupakan ungkapan bahwa benar Tuhan itu baik, sebab
pemeliharaan Tuhan kepada bangsa Israel yang taat kepada perintah Tuhan itu nyata.
Dia adalah "Allah yang Maha Pengasih dan Maha Baik, apa yang diperbuatNya
baik."
Kedua, Kasih
Setia-Nya. Dalam BIS diterjemahkan "kasih-Nya". Penulis mazmur
menggambarkan di sini bahwa Tuhan itu baik, terbukti kasih setia-Nya atau
kasih-Nya begitu besar bagi umat-Nya, bahkan untuk selama-lamanya. Kasih
setia-Nya bagaikan mata air yang tak pernah kering" Ia Tuhan tidak pernah
berubah kasih setia-Nya bagi umat-Nya.
Ketiga, Kesetiaan-Nya. Bahkan Penulis mazmur
menyatakan bahwa kesetiaan Tuhan turun temurun bagi orang yang hidupnya takut
akan Tuhan. Mathew Henry mengatakan, "Tidak satu pun dari firmanNya akan
jatuh ke tanah menjadi usang atau ditarik kembali. Janji ini pasti bagi semua
keturunan, dari masa ke masa." Sampai anak cucu umat-Nya pun kesetiaan
Tuhan itu tetap nyata.
Kesimpulan
Mazmur
100:1-5 merupakan Mazmur yang digunakan oleh orang Yahudi untuk korban syukur.
Nats ini sebagai ajakan kepada umat Tuhan maupun seluruh bumi untuk
bersorak-sorak bagi Tuhan.
Perintah
yang ada di dalam nats ini dalam bersorak-sorak ialah beribadah kepada Tuhan
yang disertai dengan sukacita dan dengan sorak-sorai atau bernyanyi dengan
riang. Pemazmur juga menjelaskan dalam ayat 3 mengenai alasan beribadah, sebab
Ia yang menciptakan manusia dan pemilik umat-Nya atau Dialah gembala umat-Nya.
Sikap
dalam beribadah, dijelaskan Pemazmur dalam ayat 4 ialah masuk gerbang-Nya
dengan nyanyian syukur, pelataranNya dengan puji-pujian, sikap hati bersyukur,
dan memuji nama-Nya. Alasan dalam bersyukur ialah sebab Tuhan itu baik, kasih
setia-Nya tak berkesudahan atau selama-lamanya, dan kesetiaan Tuhan itu turun
temurun bagi orang yang taat terhadap perintah-perintahNya.
Nats
ini, mengajak umat Tuhan untuk beribadah dengan bersorak-sorak yang disertai
dengan sukacita, sorak-sorai, hati yang bersyukur, dan dengan riang
mengagungkan-Nya. Tuhanlah yang pantas dipuji dan disembah, sebab Ia pencipta,
pemilik, gembala, dan kasih setia-Nya tak pernah berkesudahan.
Seruan
beribadah kepada Tuhan dengan bersorak-sorak, yang dijelaskan dalam nats ini,
tentu juga mengajak atau menyerukan kepada kita untuk beribadah kepada Tuhan
dengan segenap hati dan memuliakan Dia dengan sorak-sorai.
Post a Comment for "Ibadah Dalam Perspektif Mazmur 100:1-5 Part 3"