Disiplin Dalam Penguasaan Diri
Disiplin dalam penguasaan diri ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari
kitab Amsal 16:20-33. Dalam Amsal 16:32, penulis kitab Amsal dalam pimpinan Roh
Kudus terkait dengan penguasaan diri, menulis demikian: “Orang yang sabar
melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang
merebut kota”.
Kata “disiplin” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai: “ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dsb)”. Jadi, disiplin dalam penguasaan diri artinya sikap dan tindakan seseorang untuk taat kepada aturan yang sudah ditetapkan. Misalnya, jangan melanggar lampu lalu lintas. Ini acap kali dilanggar oleh para pengguna jalan dimana lampu merah seharusnya berhenti namun ada saja pengendara kendaraan brmotor melanggar.
Kata “disiplin” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai: “ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dsb)”. Jadi, disiplin dalam penguasaan diri artinya sikap dan tindakan seseorang untuk taat kepada aturan yang sudah ditetapkan. Misalnya, jangan melanggar lampu lalu lintas. Ini acap kali dilanggar oleh para pengguna jalan dimana lampu merah seharusnya berhenti namun ada saja pengendara kendaraan brmotor melanggar.
Di usianya
yang ke-25, Rayna adalah seorang wanita yang mandiri. Ia bekerja di sebuah
perusahaan asing dengan karier yang cukup cemerlang. Meski Rayna menerima gaji
yang tidak sedikit, ia masih membutuhkan cukup banyak uang untuk biaya
pernikahannya yang tinggal beberapa bulan lagi.
Sudah lama
ia menanti-nanti untuk dipromosikan, tetapi promosi itu tak kunjung tiba. Suatu
hari, Rayna didatangi seorang klien besar yang hendak menyuapnya agar Rayna
dapat membantu bisnis kotornya. Rayna tahu ia sangat membutuhkan uang tersebut,
tetapi ia tidak ingin mendukakan Tuhan.
Ia pun
menahan diri dan menolak tawaran itu. Siapa sangka, beberapa waktu setelah
menolak sogokan itu, ia dipromosikan dengan gaji yang lebih dari yang ia dapat
pikirkan. Ternyata, klien yang hendak menyuapnya itu diutus atasannya untuk
menguji kejujuran Rayna dan melihat apakah ia mempunyai karakter yang layak
untuk menduduki posisi tinggi.
Hidup di era di mana segalanya serba instan, tentu juga membuat kita menginginkan segala sesuatu terjadi secara instan. Ditambah lagi, tidak sedikit tawaran yang menjanjikan kesuksesan secara instan. Buktinya, kasus KKN bertebaran di mana-mana, baik dalam skala kecil maupun besar. Namun, ketika terkuak, alih-alih memperoleh kesuksesan, justru pada akhirnya mereka menerima ganjarannya.
Percayalah, Tuhan sangat ingin melihat anak-anak-Nya sukses, baik dalam karier, keluarga, maupun pelayanan. Namun, terlebih dari semuanya itu, Dia ingin kita siap ketika Dia menganugerahkan kesuksesan-kesuksesan itu. Tuhan tidak melihat rupa, maupun kecakapan, atau kepandaian kita. Yang Dia lihat adalah sikap hati dan karakter kita. Apakah kita sudah bisa dipercaya dalam perkara besar atau belum.
Hidup di era di mana segalanya serba instan, tentu juga membuat kita menginginkan segala sesuatu terjadi secara instan. Ditambah lagi, tidak sedikit tawaran yang menjanjikan kesuksesan secara instan. Buktinya, kasus KKN bertebaran di mana-mana, baik dalam skala kecil maupun besar. Namun, ketika terkuak, alih-alih memperoleh kesuksesan, justru pada akhirnya mereka menerima ganjarannya.
Percayalah, Tuhan sangat ingin melihat anak-anak-Nya sukses, baik dalam karier, keluarga, maupun pelayanan. Namun, terlebih dari semuanya itu, Dia ingin kita siap ketika Dia menganugerahkan kesuksesan-kesuksesan itu. Tuhan tidak melihat rupa, maupun kecakapan, atau kepandaian kita. Yang Dia lihat adalah sikap hati dan karakter kita. Apakah kita sudah bisa dipercaya dalam perkara besar atau belum.
Apakah kita
mempunyai pengendalian diri, sehingga kita dapat menguasai ego kita dan dipakai
menjadi saluran berkat bagi orang-orang di sekitar kita. Dengan demikian, nama
Tuhan pun dimuliakan melalui sikap dan perbuatan kita. Sehingga orang-orang
yang terberkati dapat melihat kuasa Tuhan yang dinyatakan melalui hidup kita,
dan pada akhirnya kebangkitan rohani pun dapat terjadi.
RENUNGAN
Pembaca yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, BELAJARLAH MENGUASAI DIRI dalam segala hal, sehingga kita bisa menjadi MASTER yang DIANGKAT DAN DIPAKAI TUHAN dalam perkara besar
APLIKASI
1. Menurut Anda, mengapa penting bagi Anda untuk mempunyai penguasaan diri?
2. Sudahkah Anda memiliki penguasaan diri? Jika belum, apa yang dapat Anda lakukan agar dapat melatih diri Anda untuk lebih dapat menguasai diri Anda?
3. Bagaimana penguasaan diri dapat berperan penting dalam mendatangkan revival?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan, tolong mampukan kami agar kami bisa menguasai diri kami, sehingga kami tidak jatuh dalam berbagai pencobaan. Ajarkanlah kami, ya, Bapa, agar kami dapat senantiasa berpegang teguh pada firman-Mu saja, agar kami bisa Engkau pakai untuk menjadi alat-Mu sehingga boleh mendatangkan revival besar dan nama-Mu saja yang dipermuliakan. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.”
RENUNGAN
Pembaca yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, BELAJARLAH MENGUASAI DIRI dalam segala hal, sehingga kita bisa menjadi MASTER yang DIANGKAT DAN DIPAKAI TUHAN dalam perkara besar
APLIKASI
1. Menurut Anda, mengapa penting bagi Anda untuk mempunyai penguasaan diri?
2. Sudahkah Anda memiliki penguasaan diri? Jika belum, apa yang dapat Anda lakukan agar dapat melatih diri Anda untuk lebih dapat menguasai diri Anda?
3. Bagaimana penguasaan diri dapat berperan penting dalam mendatangkan revival?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan, tolong mampukan kami agar kami bisa menguasai diri kami, sehingga kami tidak jatuh dalam berbagai pencobaan. Ajarkanlah kami, ya, Bapa, agar kami dapat senantiasa berpegang teguh pada firman-Mu saja, agar kami bisa Engkau pakai untuk menjadi alat-Mu sehingga boleh mendatangkan revival besar dan nama-Mu saja yang dipermuliakan. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.”
Post a Comment for "Disiplin Dalam Penguasaan Diri"