Mendalami Ketuhanan YME: Perspektif Agama Kristen
Mendalami ketuhanan YME perspektif agama
Kristen ~ DOKTRIN Trinitas atau
Tritunggal dalam agama Kristen sama sekali tidak berbenturan dengan Ketuhanan
YME. Doktrin Trinitas menggambarkan Satu Tuhan dalam tiga pribadi (one God in
three Divine Personsthree), yaitu Bapa, Anak (Yesus Kristus), dan Roh Kudus.
Tiga konsubstansi tersebut dapat dibedakan, namun tetap merupakan satu
substansi.
Doktrin Trinitas tidak secara eksplisit dalam Kitab Suci tetapi Kitab
Suci memberikan kesaksian tentang kegiatan suatu pribadi yang hanya dapat
dipahami dari segi Trinitaris. Tidak heran jika doktrin ini memiliki bentuk pembenarannya
lebih luas pada akhir abad ke-4. Dalam Konsili Lateran IV dijelaskan:
"Allah yang memperanakkan, Anak yang diperanakkan, dan Roh Kudus yang
dihembuskan". Meskipun memiliki "tiga pribadi" tetapi tetap
satu.
Logika Doktrin trinitas sesungguhnya bisa dijelaskan melalui logika
Ahadiyah-Wahidiyah dalam teosofi Islam, Ein Sof-Sefirod dalam Kabbala Yahudi,
Atma-Brahma dalam agama Hindu, Yang-Yin dalam teologi Taoisme. Sesuatu yang
berganda atau berbilang tidak mesti harus dipertentangkan dengan konsep
keesaan. Konsep Asma' al-Husna berjumlah 99 tidak mesti bertentangan dengan
keesaan Allah Swt.
Suatu saat seorang muslim mendebat seorang pendeta dengan mempertanyakan
konsep keesaan Tuhan dengan kehadiran Bapak, Anak, dan Roh Kudus. Sang pendeta
mengatakan, kami masih mending karena hanya tiga. Bagaimana dengan Islam
Tuhannya berjumlah 99. Dengan tegas dijawab bahwa 99 nama itu tetap Tuhan Yang
Maha Ahad itu. Lalu dijawab, apa bedanya dengan agama kami. Yang tiga itu tetap
yang satu itu.
Dalam diskusi lain, seorang murid mengadu ke mursyid (guru spiritual),
bagaimana saudara kita yang beragama Kristen mengaku berketuhanan YME tetapi
memiliki doktrin Trinitas, atau saudara kita yang beragama Hindu memiliki
doktrin Trimurti? Sang mursyid menjawab, di situlah kelirunya mereka karena
membatasi Tuhan hanya tiga, padahal semua yang ada adalah Dia, tidak ada yang
ada (maujud) selain Dia. Sang mursyid mengutip sebuak ayat: Wa lillah
al-masyriq wa al-magrib fa ainama tuwallu fa tsamma wajh Allah (Dan kepunyaan
Allah-lah timur dan barat, maka kemana pun kamu menghadap di situlah wajah
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Q.S.
al- Baqarah/2:115).
Setelah mendengarkan panjang lebar penjelasan mursyid barulah murid itu
lega. Akan tetapi kembali bertanya, kalau saudara kita tadi keliru karena hanya
membatasi Tuhan hanya tiga, bagaimana dengan saya yang hanya membatasi Tuhan
hanya satu. Sang mursyid menjawab: Sesungguhnya mungkin tidak ada yang salah,
termasuk anda, karena yang banyak itu ialah yang satu itu dan yang satu itulah
yang memiliki wajah yang banyak (al-wahdah fi al-katsrah wa al-katysrah fi
al-wahdah/the one in te many and the many in the one).
Bagi umat Kristiani doktrin Trinitas sama sekali tidak mengganggu konsep
kemahaesaan Tuhan dan Ketuhanan YME. Hanya orang-orang luar Kristen sering
sulit memahami Tuhan mempunyai anak, karena dalam benak masyarakat kata
"Anak" masih selalui dihubungkan dengan anak biologis.
Padahal dalam Bahasa Arab kata "Ibn" atau "Son"
dalam Bahasa Inggris tidak selamanya berarti anak biologis. Kata
"anak" bisa berarti simbol kedekatan atau representatif, seperti kata
"anak-anak Indonesia di luar negeri" berarti anak-anak yang
menampilkan ciri khas dan karakteristik bangsa Indonesia. Seorang anak lebih
mencirikan karakter bapaknya sering diistilahkan "anak bapaknya".
Begitu dekatnya hubungan dan banyaknya persamaan sifat dan karakter
seseorang dengan sesuatu sering diistilahkan anak dari sesuatu itu. Persoalan
semantik sering kali menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan mendasar,
bahkan menjadi sumber konflik.
Oleh: KH. Prof. Dr. Nasaruddin Umar (Imam Besar Masjid Istiqlal)
Post a Comment for "Mendalami Ketuhanan YME: Perspektif Agama Kristen"