Ciri Gereja Yang Tidak Bertumbuh 4
Miskin inisiatif dan
terobosan
Gereja ini tidak melakukan terobosan. tidak
mempunyai wadah untuk melakukan cara penjangkauan yang dapat diterima generasi
ini, tetapi lebih kepada mempertahankan apa yang sudah menjadi kebiasaan
sejak dulu. Padahal menurut Tapscott (1997), pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di dunia telah membentuk setidaknya tiga generasi:
Generasi Baby Boomers (lahir 1946-1964), Generasi X
(1965-1976), dan Generasi Net atau Generasi Y (1977-1997).
Generasi Baby Boomers atau
juga disebut “Generasi Perang Dingin” lahir sebagai dampak dari revolusi
komunikasi, khususnya bangkitnya era pertelevisian.
Generasi ini menjadi cerdas berkat perkembangan
informasi yang mereka peroleh melalui televisi, sehingga mereka mampu mengakses
informasi lebih cepat dan membentuk mereka menjadi generasi yang cerdas dan
handal pada bidangnya. Sepuluh tahun kemudian lahirlah Generasi X atau juga
disebut Baby Bust. Generasi ini lahir untuk mengisi celah-celah
pekerjaan yang telah diisi oleh generasi sebelumnya bersamaan dengan tingginya
angka pengangguran.
Generasi ini dinilai sebagai generasi
komunikator yang agresif dan sangat media-sentrik. Generasi berikutnya adalah
Generasi Net, yang juga disebut Generasi Y. Generasi ini lahir akibat
perkembangan komputer, internet dan teknologi digital lainnya. Generasi ini
sangat fasih dengan beragam media. Mereka menggunakan telepon selular untuk
beragam aktivitas, mulai dari aktivitas percakapan, surat elektronik (e-mail), pesan instan, game,
bahkan untuk mencari arah atau petunjuk jalan. Mereka membangun jejaring sosial
yang luas melalui beragam media sosial kapan pun dan dimana pun mereka berada.
Pada masa kini, iptek sangat dikuasai oleh
Generasi Net. Generasi inilah yang berhasil mendudukkan Barack Obama ke tampuk
kekuasaan di Amerika Serikat dengan mengandalkan kampanye melalui pesan instan
dan jejaring sosial. Mereka memiliki dunianya sendiri, yang terus dibangun
sedemikian rupa secara berkolaborasi, tanpa dibatasi oleh bahasa dan negara.
Generasi ini sangat nyaman dengan apapun yang “dibangun bersama” dan kurang
begitu suka dengan monopoli. Inilah yang “memaksa” raksasa jejaring sosial
Facebook untuk mengubah misi mereka dari “menjadikan dunia lebih terbuka dan
terhubung” menjadi “membawa dunia lebih dekat bersama”.
Dampak kelahiran generasi ini di berbagai bidang
sangatlah terasa, termasuk dalam lingkungan keluarga. Istilah home sweet home sangatlah melekat bagi generasi
ini. Jika pada era generasi Baby Boomers kebebasan
diraih di luar rumah, maka bagi Generasi Net, kebebasan justru ada di dalam
rumah. Generasi ini sangat menikmati mengurung diri dalam kamar sambil
menjelajahi dunia maya dan melakukan beragam aktivitas.
Dalam keluarga, komunikasi terjalin melalui
grup-grup keluarga di dalam aplikasi-aplikasi pesan instan seperti WhatsApp
daripada komunikasi langsung saat duduk bersama. Tanpa inisiatif dan terobosan
baru untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan generasi-generasi yang ada, maka gereja
akan terpinggirkan bahkan ditinggalkan oleh generasi-generasi masa kini. Mereka
akan mencari bentuk-bentuk pelayanan gereja yang lebih sesuai dengan “selera”
mereka.
Kamu salah, saya benar
Merasa paling benar dan sangat gengsi untuk
menerima dampak yang lebih dinamis dari gereja lain. Menghakimi gereja lain
dengan mengatakan pengajarannya sesat. Biasanya hal ini terjadi jika melihat
perkembangan gereja lain yang lebih fantastis, sementara gereja sendiri
cenderung stagnan bahkan kian ditinggalkan oleh jemaatnya. Maka, untuk menjaga
eksistensi anggota jemaatnya, muncullah klaim pembenaran diri dan menyalahkan
yang lain.
Sikap menyalahkan yang lain apalagi jika sampai
menganggap sesat hanya karena perbedaan doktrin, liturgi dan gaya pelayanan
sangatlah tidak efektif untuk menjaga anggota jemaat tetap setia di dalam
gereja sendiri. Bagaimanapun, orang cenderung merasa tidak nyaman apabila
terus-menerus tinggal bersama orang yang senang menyalahkan yang lain. Sumber: gkridcdotcom
Post a Comment for "Ciri Gereja Yang Tidak Bertumbuh 4"