Rahasia Hidup Dalam Pengucapan Syukur
Rahasia hidup dalam pengucapan syukur ~ Landasan firman Tuhan untuk tema
tersebut diambil dari kitab Mazmur 95:1-11. Dalam tulisannya, pemazmur
menegaskan bahwa: “Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur,
bersorak-sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur. Sebab TUHAN adalah Allah yang
besar, dan Raja yang besar mengatasi segala allah” – Mazmur 95:2-3.
Mengucap syukur merupakan salah satu karakter yang harus ada di dalam hidup orang Kristen. Namun, karakter ini tidaklah mudah dimiliki oleh orang Kristen. Mengapa? Karena faktanya sangat mudah bagi kita untuk mengucap syukur bila situasi dan kondisi kehidupan kita berjalan sesuai dengan ekspektasi kita. Namun, akan menjadi berbeda pada saat roda kehidupan kita tidak berjalan sebagaimana yang kita harapkan.
Mengucap syukur merupakan salah satu karakter yang harus ada di dalam hidup orang Kristen. Namun, karakter ini tidaklah mudah dimiliki oleh orang Kristen. Mengapa? Karena faktanya sangat mudah bagi kita untuk mengucap syukur bila situasi dan kondisi kehidupan kita berjalan sesuai dengan ekspektasi kita. Namun, akan menjadi berbeda pada saat roda kehidupan kita tidak berjalan sebagaimana yang kita harapkan.
Hidup dalam pengucapan syukur merupakan kehidupan yang dikehendaki oleh
Allah bagi para pengikut-Nya. Terkait dengan hal itu rasul Paulus menegaskan
demikian: “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki
Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” – 1 Tesalonika 5:18.
Kutipan firman Tuhan di atas, memotivasi kita untuk mengembangkan karakter
hidup sebagai pengikut Kristus. Kita didorong supaya di dalam berbagai situasi
dan kondisi yang kita rasakan dan alami, kita mampu untuk menyikapi semuanya
dengan sikap hati yang selalu bersyukur. Tentu ada manfaat dan keuntungan yang
akan kita peroleh ketika kita membiasakan diri untuk selalu mengucap syukur. Paling
tidak dengan bersyukur kita merasakan ada kelegaan yang kita alami dalam hidup
ini.
Dalam kehidupan, manusia tidak pernah lepas dari masalah hidup, termasuk
persoalan keluarga. Baik sebagai anak Allah atau bukan, masalah akan terus
datang silih berganti. Yang menjadi perbedaan adalah kita menjalaninya bersama
Allah. Dalam Alkitab, kita pun dapat menemukan kisah tentang permasalahan
keluarga yang tidak ringan dalam kehidupan Yusuf. Awalnya, ia hidup sebagai
anak emas ayahnya. Namun kemudian, kakak-kakaknya menjualnya menjadi budak di
Mesir. Di sana, ia bahkan sempat dimasukkan ke dalam penjara.
Mari kita renungkan sejenak, apabila kita yang berada di posisi Yusuf, apa yang akan kita rasakan? Apa yang akan kita lakukan? Sebagai manusia, tidaklah mengherankan jika kita berkeluh-kesah dan menjadi pahit. Akan tetapi, tidak pernah disebutkan bahwa Yusuf menaruh benci kepada saudara-saudaranya.
Mari kita renungkan sejenak, apabila kita yang berada di posisi Yusuf, apa yang akan kita rasakan? Apa yang akan kita lakukan? Sebagai manusia, tidaklah mengherankan jika kita berkeluh-kesah dan menjadi pahit. Akan tetapi, tidak pernah disebutkan bahwa Yusuf menaruh benci kepada saudara-saudaranya.
Ia juga tak pernah menyalahkan Tuhan atas apa yang menimpanya. Ia tetap
memfokuskan pandangannya pada janji Tuhan. Tak sekali pun Yusuf kuatir, kecewa
atau meragukan-Nya. Justru, ia senantiasa mengandalkan Tuhan dalam hidupnya,
sehingga Tuhan berkarya dan mengangkat Yusuf menjadi penguasa Mesir.
Pada akhirnya, Tuhan memakai posisi tingginya sebagai sarana untuk
memulihkan keluarganya. Yusuf dan saudara-saudaranya boleh saling berbaikan
kembali. Bukan hanya itu, Yusuf pun menolong seluruh keluarganya, termasuk yang
mencelakakannya, dari bencana kelaparan.
Dalam menghadapi setiap musim kehidupan, kita perlu memposisikan mata rohani kita agar senantiasa tertuju kepada Tuhan. Daging memang lemah. Hati manusia kita sangatlah rapuh. Kita mungkin memiliki banyak keluhan terhadap keluarga kita. Namun, tidak peduli apa pun yang terjadi dalam keluarga kita, tetap arahkan pandangan kepada Tuhan.
Dalam menghadapi setiap musim kehidupan, kita perlu memposisikan mata rohani kita agar senantiasa tertuju kepada Tuhan. Daging memang lemah. Hati manusia kita sangatlah rapuh. Kita mungkin memiliki banyak keluhan terhadap keluarga kita. Namun, tidak peduli apa pun yang terjadi dalam keluarga kita, tetap arahkan pandangan kepada Tuhan.
Hanya dengan fokus kepada Tuhan, kepada kebaikan-kebaikan, dan
janji-janji-Nya, kita dapat mengucap syukur dalam segala hal. Percayalah, Tuhan
sanggup mengadakan pemulihan dan transformasi dalam keluarga kita. Karena Tuhan
itu baik! Bahwasannya untuk selama-lamanya kasih setia Tuhan (Mzm. 118:29).
RENUNGAN
RENUNGAN
Pembaca yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
RAHASIA UTAMA untuk dapat MENGUCAP SYUKUR di tengah situasi apa pun adalah MATA
IMAN YANG SELALU TERTUJU KEPADA TUHAN.
APLIKASI
1. Sudahkah Anda memiliki sikap hati yang benar dalam menghadapi persoalan keluarga Anda? Bagaimanakah sikap hati yang benar itu?
2. Apakah yang perlu Anda lakukan untuk dapat senantiasa bersyukur dalam segala hal?
3. Mengapa Anda perlu selalu menaruh fokus Anda kepada Tuhan?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan, ampunilah kami apabila kami masih mempunyai sikap hati yang salah dalam menghadapi keluarga kami. Tolong ajarkan kami, ya, Bapa agar kami dapat senantiasa memandang Engkau dan fokus hanya pada janji-Mu saja, sehingga kami bisa bersyukur dalam segala keadaan. Kami rindu mengalami pemulihan dalam keluarga kami. Terima kasih, ya, Tuhan. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.”
APLIKASI
1. Sudahkah Anda memiliki sikap hati yang benar dalam menghadapi persoalan keluarga Anda? Bagaimanakah sikap hati yang benar itu?
2. Apakah yang perlu Anda lakukan untuk dapat senantiasa bersyukur dalam segala hal?
3. Mengapa Anda perlu selalu menaruh fokus Anda kepada Tuhan?
DOA UNTUK HARI INI
“Tuhan, ampunilah kami apabila kami masih mempunyai sikap hati yang salah dalam menghadapi keluarga kami. Tolong ajarkan kami, ya, Bapa agar kami dapat senantiasa memandang Engkau dan fokus hanya pada janji-Mu saja, sehingga kami bisa bersyukur dalam segala keadaan. Kami rindu mengalami pemulihan dalam keluarga kami. Terima kasih, ya, Tuhan. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.”
Post a Comment for "Rahasia Hidup Dalam Pengucapan Syukur"