Pengalaman Hidup Bersama Tuhan
Pengalaman
hidup bersama Tuhan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut
diambil dari tulisan dokter Lukas, dalam Injil Lukas 13:23-24. Pengalaman hidup
dengan Tuhan dalam kualitas tinggi sulit dikemukakan kepada orang lain. Sebab
kesaksian seperti ini hanya bisa dimengerti oleh orang Kristen yang dewasa.
Kadang-kadang juga tidak bisa dikemukakan karena bersifat sangat pribadi.
Orang yang tidak dewasa
rohani dan tidak mengerti penggarapan Allah atas diri seseorang untuk
membawanya kepada kesempurnaan, akan memandang aneh pengalaman dengan Tuhan
yang berkualitas tinggi atas orang-orang yang sedang digarap oleh Allah.
Pengalaman-pengalaman itu
seperti misalnya sudah bertindak jujur tetapi malah ditindas, diperlakukan
tidak adil tetapi Tuhan seakan-akan tidak menolong dan lain sebagainya. Semua
pengalaman tersebut merupakan cara Tuhan untuk mendewasakan atau menyempurnakan
kehidupan orang percaya.
Pengalaman yang berkualitas
tinggi dengan Tuhan ini termasuk di dalamnya peristiwa-peristiwa yang Tuhan
ijinkan terjadi dalam kehidupan seseorang, yang melaluinya Tuhan berbicara
untuk menasihati dan menegor agar orang percaya bertumbuh dewasa guna memiliki nurahi
Ilahi. Hal ini sering terjadi secara pribadi dan sering bersifat sangat rahasia
dalam kehidupan seseeorang, sehingga tidak mudah bisa disaksikan atau
diceritakan kepada orang lain.
Adapun pengalaman dengan
Tuhan yang berkualitas tidak tinggi mudah disaksikan kepada orang lain, sebab
biasanya berkenaan dengan hal-hal yang menyangkut pemenuhan kebutuhan jasmani
(mukjizat kesembuhan, jalan keluar dari persoalan ekonomi, terhindar dari
malapetaka dan lain sebagainya).
Para pendengarnya -yang
sebagian besar juga memiliki kebutuhan yang sama- akan mudah mengerti dan
senang mendengarnya. Jika hal ini berlangsung terus menerus, maka akhirnya
orang percaya tidak pernah mengerti harta yang sesungguhnya, yaitu keselamatan
dimana manusia dikembalikan ke rancangan semula.
Dengan pengalaman yang
berkualitas tinggi dengan Tuhan, orang percaya mengalami proses penyempurnaan
menjadi “man of God” atau memiliki natur Ilahi, sesuai dengan rancangan semula
Allah menciptakan manusia. Sebenarnya pengalaman ini sama dengan pengalaman
menjadi murid Tuhan Yesus secara pribadi. Pengalaman tersebut harus secara
pribadi, sebab setiap orang memiliki keberadaan yang berbeda-beda, sangat
khusus dan unik.
Dengan demikian cara Tuhan
berurusan dengan masing-masing individu berbeda-beda. Tuhan Yesus memuridkan
orang percaya untuk memiliki kehidupan seperti yang pernah Tuhan Yesus kenakan
dan peragakan selama Ia menjadi manusia di bumi ini dua ribu tahun yang lalu.
Hanya orang yang dimuridkan oleh Tuhan Yesus secara pribadi yang mengalami dan
memiliki keselamatan.
Dalam hal ini nyatalah bahwa
tidak mudah untuk dapat mengalami dan memiliki keselamatan.1Jadi, betapa bodohnya
orang Kristen yang tanpa pergumulan dimuridkan Tuhan Yesus secara pribadi,
sudah merasa memiliki keselamatan. Banyak orang merasa sudah menjadi murid
Tuhan dan memiliki keselamatan hanya dengan menjadi orang Kristen yang pergi ke
gereja.
Keselamatan terjadi atas
kehidupan seseorang melalui pengalaman hidup yang dialami seseorang dari waktu
ke waktu dimana Allah turut bekerja bersama. Betapa jahatnya kalau ada gereja
yang dengan mudah menyatakan bahwa seseorang sudah selamat, padahal mereka
tidak memiliki pengalaman dengan Tuhan setiap hari dalam proses menjadi manusia
seperti rancangan Allah semula. Gereja harus menyampaikan Firman yang benar dan
mendorong dengan keras agar setiap orang percaya memiliki pengalaman dengan
Tuhan setiap hari.
Sebenarnya memiliki
pengalaman dengan Tuhan yang berkualitas tinggi dengan Tuhan tidak mudah
terjadi atas semua orang. Hal ini juga tidak dimengerti oleh orang Kristen yang
tidak dewasa. Hal ini sama dengan anak-anak yang masih di bawah umur memiliki
pengalaman dengan orang tua dalam pengalaman yang tidak berkualitas tinggi.
Pengalaman anak-anak yang
belum dewasa dengan orang tuanya adalah pengalaman bermain-main, jalan-jalan,
wisata dan sejenisnya, yang tidak membuat anak-anak menjadi dewasa. Anak-anak
hanya senang-senang saja. Tetapi ketika anak menjadi dewasa orang tua mendidik
anak-anak harus pergi kuliah, mencari nafkah dengan orang tua melalui berdagang
dan lain sebagainya.
Anak-anak sudah dapat diajak memikul beban bersama-sama
dengan orang tua. Hal ini membuat anak-anak menjadi dewasa. Demikian pula
pengalaman dengan Tuhan dalam kualitas tinggi membuat orang percaya menjadi
sempurna dan tergiring ke dalam Kerajaan Surga. Tuhan mendidik kita dengan
pengalaman-pengalaman yang berat.
Lukas 13-23-24
Post a Comment for "Pengalaman Hidup Bersama Tuhan"